Presiden Prabowo bertolak ke Mesir pada Minggu (12/10/2025) untuk menghadiri undangan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Sharm El Sheikh. Konferensi ini merupakan pertemuan diplomatik yang digelar oleh Mesir dan mengajak puluhan negara di dunia untuk mewujudkan perdamaian di Gaza.
Bersama dengan rombongan perwakilan Indonesia lainnya, Presiden akan menyaksikan upacara penandatanganan perjanjian perdamaian dan penghentian perang di Gaza. Agenda tersebut dilaksanakan pada 13 Oktober 2025 di Kota Sharm El Sheikh, Mesir.
Apa Itu KTT Perdamaian Sharm El Sheikh?
Sharm El Sheikh Peace Summit atau KTT Perdamaian Sharm El Sheikh adalah sebuah pertemuan perdamaian internasional yang digelar di Kota Sharm El Sheikh, Mesir, yang bertujuan untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza. KTT ini juga dimaksudkan untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah serta mengawali era baru keamanan dan stabilitas regional.
KTT Sharm El Sheikh diharapkan bisa membuka pintu perdamaian yang lebih komprehensif di Timur Tengah. Pertemuan ini juga membahas tata kelola masa depan di Jalur Gaza, termasuk soal jaminan keamanan dan bantuan kemanusiaan.
Menyadur dari State Information Service (SIS) atau Layanan Informasi Negara yang dikelola pemerintah Mesir, KTT Sharm El Sheikh diketuai oleh Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Sebagai informasi, pada 29 September 2025, Donald Trump mengumumkan Peace Plan terkait konflik Palestina dan Israel. Terdapat 20 poin rencana yang dibuat Trump untuk mengakhiri perang.
“Pertemuan puncak ini sejalan dengan visi Presiden Trump untuk mencapai perdamaian di kawasan dan upayanya untuk mengakhiri konflik di seluruh dunia,” demikian bunyi rilis Kantor Kepresidenan Mesir.
KTT Sharm El Sheikh dihadiri oleh perwakilan 27 negara, termasuk Indonesia. Kehadiran Prabowo di agenda ini pun terbilang unik, karena undangan kunjungan tersebut diberikan secara mendadak.
Meskipun demikian, Prabowo tetap terbang langsung ke Mesir. Hal ini menunjukkan peran penting Indonesia yang konsisten untuk ikut serta dalam mewujudkan perdamian dunia, termasuk di Timur Tengah.
Selain Mesir, Amerika Serikat, dan Indonesia, negara yang bergabung dalam KTT perdamaian ini adalah Turki, Qatar, Yordania, Kuwait, Bahrain, Palestina, Azerbaijan, Prancis, Jerman, Inggris, Italia, Spanyol, Yunani, Armenia, Hungaria, Pakistan, Kanada, Norwegia, Irak, Uni Emirat Arab, Oman, India, Jepang, dan Siprus Yunani.
Tak hanya itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Liga Arab, dan Presiden Dewan Eropa turut hadir. Namun, dikonfirmasi bahwa perwakilan Israel tidak hadir dalam agenda tersebut.
KTT Perdamaian Sharm El Sheikh itu bukanlah kali pertama. Sebelumnya, di tahun 2005, Mesir, Yordania, Israel, dan Palestina pernah menggelar pertemuan diplomatik serupa. Saat itu, baik pihak Palestina maupun Israel menyepakati penghentian aktivitas kekerasan yang melukai rakyat masing-masing negara.
Kota Sharm El Sheikh yang Pernah Diduduki Israel
Melansir dari Britannica—ensiklopedia daring terbesar di dunia—Kota Sharm El Sheikh ternyata pernah diduduki oleh Israel pada tahun 1967 hingga 1982. Saat itu, Israel membangun kota tersebut menjadi destinasi wisata, tetapi kemudian dikembalikan ke Mesir.
Setelah dikembalikan ke Mesir, kota itu kembali dilanjutkan pembangunannya. Kini, Sharm El Sheikh menjelma menjadi tempat wisata dengan resor mewah dan berbagai fasilitas moncer lainnya.
Letaknya juga strategis dan cenderung dekat serta mudah diakses dari negara-negara Timur Tengah lainnya. Kota ini sering dijadikan lokasi untuk melaksanakan konferensi-konferensi internasional.
Bahkan, Kota Sharm El Sheikh mendapatkan pengakuan khusus dari UNESCO, yakni Kota Perdamaian atau City of Peace.
Selain itu, di Airport Road, terdapat Monumen Perdamaian atau Peace Monument. Monumen ini berbentuk bunga Teratai dengan delapan sayap yang seakan merangkul bola dunia. Ada merpati terbang yang melambangkan perdamaian dunia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News