kita gerak bareng dari akar rumput ni luh rosita dewi tumbuhkan harapan untuk pemuda bali - News | Good News From Indonesia 2025

'Kita Gerak Bareng': Dari Akar Rumput, Ni Luh Rosita Dewi Tumbuhkan Harapan untuk Pemuda Bali

'Kita Gerak Bareng': Dari Akar Rumput, Ni Luh Rosita Dewi Tumbuhkan Harapan untuk Pemuda Bali
images info

'Kita Gerak Bareng': Dari Akar Rumput, Ni Luh Rosita Dewi Tumbuhkan Harapan untuk Pemuda Bali


Di tengah gempuran dunia digital yang kian ramai dengan kampanye sosial berbasis trending topic, seorang perempuan muda asal Badung, Bali, memilih jalan yang berbeda. Ia tidak berteriak lantang di ruang maya, tetapi menanam benih perubahan di tanah yang nyata.

Namanya Ni Luh Rosita Dewi. Perempuan kelahiran 13 Agustus 2000 itu merupakan sosok di balik gerakan "Kita Gerak Bareng" yang kini mulai berbuah.

Dari Gerakan Kecil ke Rumah Besar Bernama “Kita Gerak Bareng”

Rosita bukan sosok baru dalam dunia pergerakan sosial. Sejak duduk di bangku SMP, ia sudah terbiasa memimpin, menjadi ketua OSIS, hingga aktif di karang taruna. Namun, ide besar tentang Kita Gerak Bareng baru ia rumuskan sekitar tahun 2023.

“Kenapa namanya harus 'Kita Gerak Bareng'? Karena biar bisa merangkul lebih banyak orang. Mau isu apapun, kalau valuenya sama dan tujuannya baik, ya kita bisa bergerak bareng,” ungkap Rosita ketika dihubungi via telepon.

Bagi Rosita, nama gerakannya sengaja dibuat easy going agar bisa diterima siapa saja dan bisa masuk ke semua lini.

“Aku ingin nama ini bisa dibawa ke mana pun. Karena gerakan sosial itu seharusnya inklusif, bukan eksklusif,” tambahnya.

Kini, Kita Gerak Bareng bukan sekadar gerakan, tetapi menjadi hub, rumah besar bagi anak muda untuk berkumpul, berdiskusi, dan menyusun aksi nyata.

Beberapa program yang sudah berjalan antara lain Jurnalis Muda, Obrolan Demokrasi, dan Gerakan Literasi Desa. Semua dijalankan dengan semangat gotong royong dan kesadaran bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil.

baca juga

Bergerak dari Akar, Bukan dari Panggung

Rosita paham betul bahwa tidak semua gerakan harus dimulai dari panggung besar atau sorotan media. Ia memulai justru dari akar, dari masalah-masalah sederhana yang ada di depan matanya.

“Banyak gerakan dimulai dari atas ke bawah. Aku justru dari bawah ke atas. Aku nggak mau viral, aku mau bermanfaat,” katanya dengan yakin.

Salah satu bentuk aksi nyatanya adalah Gerakan Literasi Desa, yang membantu anak-anak di desa memahami potensi digital, termasuk menjadi jurnalis muda di lingkungannya sendiri.

Tak jarang, Rosita mendapat komentar meremehkan, “Apa sih Jurnalis Muda itu, cuma tukang foto?” Namun, baginya, justru dari situlah perubahan dimulai, dari mengubah mindset bahwa anak desa juga bisa berdaya dan berprestasi.

“Kita Gerak Bareng”: Dari Akar Rumput, Ni Luh Rosita Dewi Menumbuhkan Harapan untuk Pemuda Bali (Foto: Dok Pribadi Ni Luh Rosita Dewi)
info gambar

Aksi Lindungi Generasi Muda dari Bahaya Asap Rokok (Foto: Dok Pribadi Ni Luh Rosita Dewi)


Selain itu, Rosita juga aktif dalam isu lingkungan dan kesehatan, seperti kampanye Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Bali. Ia bahkan pernah melakukan aksi memungut puntung rokok sebagai simbol perlawanan terhadap perilaku abai masyarakat terhadap kebersihan lingkungan.

“Yang terlihat bersih belum tentu sebersih itu,” ucapnya.

Menumbuhkan Gerakan dengan Cinta, Bukan Ambisi

Rosita tidak pernah menargetkan gerakannya harus menjadi besar. Namun, siapa sangka jika semua usahanya kini membuahkan hasil.

“Aku nggak pernah berpikir ini akan jadi besar. Tapi yang aku tanam sekarang, ternyata mulai berbuah. Dulu, mungkin kami ragu, tapi sekarang kami mulai melihat daun-daunnya tumbuh,” tuturnya pelan, namun penuh keyakinan.

Kalimat itu terasa seperti kutipan hidup, sederhana tapi kuat. Sebuah filosofi bahwa setiap gerakan sosial membutuhkan ketulusan, bukan ambisi.

Baginya, setiap orang bebas menentukan titik mulai: dari atas, bawah, atau tengah. Esensinya bukan di mana mulai, tapi apa yang dituju.

“Sepanjang value-nya baik dan bermanfaat, ya, just do it,” tegasnya.

Pemuda Bali, Mari Bergerak!

Dalam banyak kesempatan, Rosita sering menyampaikan pesan kepada pemuda Bali, sebuah ajakan untuk bergerak, bukan hanya berbicara.

“Kita Gerak Bareng”: Dari Akar Rumput, Ni Luh Rosita Dewi Menumbuhkan Harapan untuk Pemuda Bali (Foto: Dok Pribadi Ni Luh Rosita Dewi)
info gambar

Ni Luh Rosita Dewi bersama Tim Jurnalis Muda dari "Kita Gerak Bareng" (Foto: Dok Pribadi Ni Luh Rosita Dewi)


“Bali adalah milik bersama. Kalau Bali rusak, kita juga ambil bagian di dalamnya.”

Rosita percaya, anak muda harus berani menjadi idealis, karena dari idealisme lahir kemerdekaan individu. Ia mengingatkan agar pemuda tidak hanya menjadi penerus tradisi buruk, tetapi memperbaiki dan mengembangkan hal baik.

“Pemimpin yang baik adalah yang menciptakan pemimpin lain, bukan yang merasa paling hebat,” katanya.

Lewat Kita Gerak Bareng, Rosita juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas isu, lingkungan, literasi, kesehatan, hingga kebijakan publik. Semua saling terhubung dan saling menguatkan.

Tentang Ketulusan, Ketekunan, dan Kemandirian

Menariknya, sejak awal, seluruh kegiatan Kita Gerak Bareng dibiayai dari kantong pribadi Rosita. Ia baru mulai menyadari perlunya dukungan dana ketika komunitasnya berkembang.

“Awalnya semua dari aku. Tapi, sekarang sudah banyak kolaborasi. Jadi, setidaknya bisa kasih merchandise atau bingkisan untuk peserta,” jelasnya.

Rosita sadar, menjadi pemuda yang peduli bukan perkara mudah, apalagi sebagai perempuan di Bali yang masih menghadapi pandangan bias. Namun, justru di situ kekuatannya.

“Dulu, aku diremehkan, tapi sekarang mereka bisa lihat hasilnya. Aku tunjukkan lewat kerja nyata,” katanya dengan senyum percaya diri.

Menanam Kebaikan, Menunggu Mekarnya Waktu

Ni Luh Rosita Dewi adalah cermin bahwa perubahan tak selalu harus besar dan viral. Ia membuktikan bahwa kebaikan yang ditanam dengan sabar akan tumbuh, berakar, dan memberi manfaat.

“Jangan takut kalau hasil kerja belum terlihat atau belum dirasakan. Yakinlah, semuanya akan mekar pada waktunya,” tutup Rosita.

Melalui Kita Gerak Bareng, Rosita telah menumbuhkan harapan baru bagi anak muda Bali, bahwa menjadi idealis bukan berarti keras kepala, dan bergerak bersama bukan sekadar ajakan, tapi pilihan hidup yang penuh makna.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

EY
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.