hana maulida menyalakan lilin keberanian anak di tengah gelapnya kekerasan seksual - News | Good News From Indonesia 2025

Hana Maulida: Menyalakan Lilin Keberanian Anak di Tengah Gelapnya Kekerasan Seksual

Hana Maulida: Menyalakan Lilin Keberanian Anak di Tengah Gelapnya Kekerasan Seksual
images info

Hana Maulida: Menyalakan Lilin Keberanian Anak di Tengah Gelapnya Kekerasan Seksual


Kawan GNFI, ketika banyak orang hanya mengeluh atau bersedih melihat berita kekerasan terhadap anak, Hana Maulida memilih jalan berbeda, yaitu bergerak.

Ia tahu, tidak semua orang bisa mendampingi anak-anak di setiap waktu, tetapi setiap orang bisa membekali mereka agar mampu melindungi diri sendiri. Dari kesadaran itulah, Gerakan Kakak Aman Indonesia lahir. Sebuah ruang edukasi yang penuh empati untuk membantu anak-anak memahami hak atas tubuh mereka.

Kakak Aman Indonesia
info gambar

Kakak Aman Indonesia | Foto: Instagram/@kakakaman.id


Dalam sambutannya di panggung SATU Indonesia Awards 2024, Hana menuturkan kata-kata yang kini menjadi fondasi gerakannya.

“Kita ini bisa apa? Apakah hanya diam dan menyaksikan, sementara anak-anak Indonesia tumbuh berkembang tanpa ada yang memberitahu mereka bagaimana cara melindungi dirinya sendiri dari kekerasan seksual.”
(Hana Maulida, dalam KakakAman.id, 2024)

Kutipan itu bukan sekadar kalimat puitis, ia lahir dari kenyataan pahit yang dihadapi banyak anak di Indonesia.

Potret Realitas yang Menggetarkan

Menurut data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), jumlah kasus kekerasan terhadap anak di Indonesia terus meningkat setiap tahun. Pada 2021 tercatat 11.952 kasus, dengan 58% di antaranya kekerasan seksual. Angka itu melonjak menjadi 21.241 kasus pada 2022 (45% kekerasan seksual), dan tahun 2023 tercatat sekitar 18 ribu kasus, dengan lebih dari 11 ribu di antaranya adalah kekerasan seksual terhadap anak, sekitar 60% dari total kasus (KakakAman.id, 2024).

Di balik angka itu, Kawan GNFI, ada ribuan anak yang kehilangan rasa aman dan ribuan keluarga yang tak tahu bagaimana harus melindungi mereka.

Namun, bagi Hana, angka-angka itu bukan alasan untuk menyerah. Ia justru melihatnya sebagai panggilan untuk bertindak.

baca juga

Menyalakan Lilin dari Serang

Gerakan Kakak Aman Indonesia lahir pada Januari 2023 di Kota Serang, Banten. Hana mendirikannya bersama dua rekannya, Nining Fatmawati dan Nining Fatimah yang sama-sama memiliki kepedulian terhadap isu perlindungan anak.

Mereka memulai dari sebuah sekolah kecil, SDN Buah Gede, Kota Serang, lalu memperluas jangkauan ke Kabupaten Serang dan Cilegon. Dari satu ruang kelas ke ruang kelas lain, Hana dan timnya hadir membawa cerita, permainan, dan lagu-lagu sederhana yang menyelipkan pesan penting, “Tubuhku Aman, Diriku Berharga”.

Kegiatan Kakak Aman Indonesia
info gambar

Kegiatan Kakak Aman Indonesia Foto: Laman Resmi kakakaman.id


Kawan GNFI, gerakan ini dirancang agar anak-anak merasa nyaman. Mereka diajarkan mengenali bagian tubuh pribadi, memahami bahwa mereka boleh berkata “tidak”, serta belajar tiga tindakan penting ketika menghadapi situasi tidak aman:

  1. Bilang tidak atau berteriak.
  2. Lari ke tempat aman.
  3. Melapor kepada orang dewasa yang dipercaya.

Dengan metode storytelling, permainan, nyanyian, dan worksheet interaktif, edukasi ini terasa menyenangkan. Anak-anak belajar tanpa merasa takut, sementara guru dan orang tua ikut mendampingi mereka memahami pentingnya perlindungan diri.

Menjadi “Kakak” yang Aman

Mengapa disebut “Kakak Aman”?

Sosok Kakak Aman
info gambar

Sosok Kakak Aman | Foto: Instagram/@kakakaman.id


Hana percaya bahwa anak-anak lebih mudah percaya pada figur yang dekat dan tidak menggurui. Sosok “kakak” dalam gerakan ini bisa siapa saja, guru, relawan, atau bahkan remaja yang ingin berkontribusi.

Para relawan Kakak Aman dilatih secara khusus agar mampu berinteraksi dengan anak secara aman dan empatik. Mereka menandatangani kode etik perlindungan anak, mengikuti pelatihan komunikasi non-kekerasan, dan memahami prinsip child safeguarding.

Hana ingin setiap interaksi dalam gerakannya meninggalkan kesan positif. Anak-anak merasa dilindungi bukan dihakimi, diajari bukan ditakuti.

“Gerakan ini ingin menanamkan kesadaran bahwa tubuh anak adalah milik mereka sendiri, dan mereka berhak menolak segala bentuk sentuhan yang tidak pantas.”
(KakakAman.id, 2024)

Dari Tabu Menjadi Tumbuh

Topik perlindungan diri dan seksualitas anak sering dianggap tabu di masyarakat. Banyak orang tua masih menghindari pembahasan ini karena takut dianggap tidak sopan. Namun, pendekatan Kakak Aman membuktikan bahwa pendidikan perlindungan diri bukanlah sesuatu yang tabu, itu adalah kebutuhan.

Setelah mengikuti kegiatan ini, banyak guru dan orang tua justru merasa lega karena akhirnya memiliki cara yang tepat untuk menjelaskan hal-hal sensitif kepada anak tanpa menimbulkan rasa takut atau malu.

Program ini bahkan mendapat perhatian dari beberapa lembaga pemerintah daerah, termasuk Dinas KBP3A Kabupaten Serang yang menganggap Kakak Aman sebagai inovasi edukatif yang berdampak positif di sekolah-sekolah dasar.

Penghargaan yang Memupuk Harapan

Kerja keras Hana dan tim akhirnya mendapat pengakuan nasional. Pada Oktober 2024, Hana Maulida dianugerahi Apresiasi SATU Indonesia Awards 2024 bidang Pendidikan oleh PT Astra International Tbk.

Apresiasi SATU Indonesia Awards 2024 bidang Pendidikan
info gambar

Apresiasi SATU Indonesia Awards 2024 bidang Pendidikan | Foto: Instagram/@hanaulida


Bagi Kawan GNFI, kisah Hana menjadi bukti bahwa inisiatif kecil dengan niat tulus bisa menciptakan perubahan besar. Melalui penghargaan tersebut, Hana berharap semakin banyak anak muda yang berani mengambil peran sosial di lingkungannya masing-masing.

“Gerakan ini hadir untuk memeluk erat anak-anak Indonesia, agar mereka tidak lagi menjadi korban kekerasan, tetapi tumbuh dengan keberanian dan kasih sayang.”
(KakakAman.id, 2024)

Dari Banten untuk Indonesia

Kini, Kakak Aman telah menjangkau ratusan anak di berbagai wilayah Banten dan perlahan menjalar ke daerah lain. Melalui media sosial dan laman resminya, mereka berbagi materi edukasi agar siapa pun bisa belajar dan menularkan semangat perlindungan anak di lingkungannya masing-masing.

Kawan GNFI, gerakan ini bukan sekadar proyek sosial. Ini adalah panggilan nurani.

Hana ingin melihat Indonesia di mana setiap anak merasa aman, dihargai, dan tahu bahwa mereka berhak atas tubuh dan masa depannya sendiri.

Menjadi Pelindung, Bukan Penonton

Hana Maulida menunjukkan bahwa perubahan besar tidak selalu dimulai dari panggung besar, kadang dari ruang kelas kecil di kota yang sederhana. Ia membuktikan bahwa keberanian untuk memulai lebih berarti daripada sekadar menunggu perubahan datang.

Dari Serang, Hana menyalakan obor keberanian bagi anak-anak Indonesia. Sebuah gerakan kecil, lahir dari hati besar yang terus mengingatkan Kawan GNFI bahwa perlindungan anak dimulai dari cinta, pengetahuan, dan keberanian untuk tidak diam.

#kabarbaiksatuindonesia

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

EA
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.