Gen Z Beraksi: Darlene Rowena Hadirkan Hope Design untuk Dunia Kerja Inklusif

Di era digital yang semakin maju, penggunaan digital marketing di Indonesia terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi dan akses internet yang lebih luas. Namun, pemberdayaan digital masyarakat, terutama bagi individu berkebutuhan khusus (IBK), masih menjadi tantangan besar. Banyak IBK memiliki potensi kreatif dan bakat luar biasa, tetapi kurang mendapatkan kesempatan dan dukungan untuk mengoptimalkan kemampuan mereka.

Di sinilah kiprah Darlene Rowena Adiprasetyo, penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards Nasional dan Provinsi 2024 kategori Pendidikan, menjadi sangat relevan. Bersama House of Hope (YBHM), Darlene memimpin Hope Design, sebuah inisiatif yang membantu IBK mengembangkan keterampilan digital dan kreatif agar siap bersaing di dunia kerja modern.

Hope Design: Memberdayakan IBK di Era Digital

Menurut data Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) 2022-2023, kompetensi masyarakat Indonesia dalam keterampilan digital, termasuk digital marketing, masih berada di skor 37,8 dari skala 100. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak ruang bagi masyarakat, termasuk IBK, untuk meningkatkan kapasitas digital mereka.

Sebagai bagian dari House of Hope, Hope Design memberikan perhatian khusus pada IBK yang ingin meningkatkan keterampilan digital. Program ini mencakup manajemen media sosial bagi IBK dan pelaku UMKM, membantu mereka memperkuat keberadaan digital, menampilkan karya, dan membangun portofolio profesional.

Darlene menekankan, “Hope Design dibangun untuk membantu memecahkan masalah serta memberikan solusi dan jawaban untuk masyarakat. Kami percaya ide-ide segar dari Gen Z dapat menjadi kunci untuk menciptakan perubahan positif. Dengan Hope Design, kami ingin menunjukkan bagaimana generasi kita bisa memberikan jawaban konkret untuk tantangan yang ada di masyarakat” (28/8/2024).

Pelatihan dan Pendampingan Digital yang Terstruktur

Hope Design tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga membimbing IBK untuk menggunakan media sosial secara strategis. Banyak IBK memiliki bakat luar biasa, namun belum memiliki kemampuan menampilkan prestasi mereka secara optimal.

Contoh nyata adalah Osha, seorang IBK berprestasi di bidang olahraga dan pencetak rekor MURI. Tantangan yang dihadapi Osha dalam memanfaatkan media sosial secara efektif mencerminkan kebutuhan banyak IBK akan pendampingan digital.

Nael, anggota tim Hope Design, menekankan pentingnya penataan media sosial yang rapi agar prestasi IBK lebih terlihat dan peluang kerja meningkat. Muhammad Raihan, anggota tim lain, menambahkan bahwa portofolio digital yang terorganisir memungkinkan karya-karya IBK diperlihatkan ke khalayak luas, sekaligus membangun kepercayaan diri dan pengakuan sosial.

“Memberdayakan mereka bukan hanya soal keterampilan, tapi juga membangun kepercayaan diri dan menunjukkan bahwa mereka punya tempat di dunia ini,” ujar Raihan. Nael menambahkan, “Dengan portofolio digital yang tertata rapi, orang-orang yang belum mengenal IBK bisa mengetahui informasi dan karya mereka dengan jelas. Ini juga meningkatkan awareness bahwa IBK bisa berkarya setara, bahkan lebih baik dari orang lain.”

Dari Kepedulian ke Dunia Kerja Inklusif

House of Hope, didukung Yayasan Blessindo Harapan Mandiri, didedikasikan untuk menjembatani kesenjangan antara IBK berusia 18 tahun ke atas, termasuk mereka dengan gangguan perkembangan saraf, dengan dunia kerja.

Melalui Hope Design, peserta belajar keterampilan praktis seperti desain grafis, manajemen konten, dan strategi pemasaran digital. Program ini juga bekerja sama dengan perusahaan inklusif seperti PT Gelindo Garmentama, membuka akses magang dan pekerjaan nyata bagi IBK. Selain itu, Hope Design terlibat dalam kampanye sosial seperti Run for Equality bersama Plan Indonesia, mempromosikan kesetaraan dan inklusi.

Salah satu tujuan utama Hope Design adalah membantu IBK memanfaatkan media sosial sebagai platform untuk menunjukkan kemampuan dan bakat mereka, sekaligus membantu mereka terintegrasi lebih baik dalam lingkungan sosial dan dunia kerja.

Darlene menekankan, “Kami ingin membuktikan bahwa generasi muda bisa memberikan solusi konkret untuk masalah nyata di masyarakat. Hope Design adalah bukti bahwa kreativitas dan kepedulian bisa berjalan beriringan.”

Hope Design: Kreativitas, Kemandirian, dan Peluang Kerja

Hope Design lahir dari kolaborasi tiga Gen Z berprestasi: Darlene Rowena Adiprasetyo, Anindita Rahma, dan Nada Novelia. Inisiatif ini menyediakan wadah kreatif bagi IBK untuk mengembangkan kemampuan desain, produksi konten, dan manajemen media sosial. Produk-produk yang dihasilkan IBK tidak hanya dipasarkan secara luas, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana kreativitas dapat menjadi jalan untuk kemandirian dan integrasi sosial.

Selain aspek teknis, Hope Design mengajarkan nilai-nilai kemandirian, kolaborasi, dan tanggung jawab sosial, sehingga setiap peserta dapat menghadapi dunia kerja dengan bekal keterampilan dan mental yang kuat.

Visi dan Harapan Darlene

Bagi Darlene, pendidikan inklusif bukan hanya soal keterampilan, tetapi membangun kepercayaan diri dan memberikan ruang bagi IBK untuk bersinar. House of Hope dan Hope Design menjadi jembatan bagi IBK agar mampu menunjukkan kemampuan mereka secara nyata dan diterima di dunia profesional.

Ke depan, Darlene dan tim berencana memperluas jangkauan pelatihan ke berbagai daerah di Indonesia, terus mendorong kolaborasi lintas sektor, antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, untuk menciptakan ekosistem kerja yang ramah bagi semua kalangan, termasuk IBK.

Melalui kerja keras dan inovasi Darlene Rowena Adiprasetyo dan timnya, Hope Design telah menjadi contoh nyata bagaimana pemberdayaan IBK di era digital dapat mengubah kehidupan mereka, membuka peluang kerja inklusif, dan membangun kepercayaan diri.

Darlene menegaskan, “Setiap orang berhak berdaya, berhak bekerja, dan berhak bahagia. Hope Design hadir untuk memastikan bahwa IBK bisa bersinar dan memberi inspirasi bagi banyak orang.”

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News