cerita rakyat dari sumatera selatan legenda bujang bengkulu dan bujang palembang - News | Good News From Indonesia 2025

Cerita Rakyat dari Sumatera Selatan, Legenda Bujang Bengkulu dan Bujang Palembang

Cerita Rakyat dari Sumatera Selatan, Legenda Bujang Bengkulu dan Bujang Palembang
images info

Cerita Rakyat dari Sumatera Selatan, Legenda Bujang Bengkulu dan Bujang Palembang


Legenda Bujang Bengkulu dan Bujang Palembang adalah salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Sumatera Selatan. Bagaimana kisah dari legenda Bujang Bengkulu dan Bujang Palembang tersebut?

Legenda Bujang Bengkulu dan Bujang Palembang, Cerita Rakyat dari Sumatera Selatan

Dinukil dari buku Subadiyono, dkk., yang berjudul Sembesat Sembesit: Kumpulan Cerita Rakyat Sumatera Selatan, dikisahkan pada zaman dahulu ada dua orang pemuda yang bernama Bujang Bengkulu dan Bujang Palembang. Kedua pemuda ini sama-sama suka menipu.

Pada suatu hari, Bujang Bengkulu mendengar kabar bahwa orang-orang Palembang sangat gemar dengan keris dan siwar. Di sana harga keris dan siwar sangat mahal.

Bujang Bengkulu kemudian membeli 10 buah keris dan siwar. Setelah itu, dia mengisi sebuah kampil dengan besi-besi buruk dan meletakkan keris dan siwar itu di atasnya.

Dirinya berniat untuk menjual keris dan siwar itu ke Palembang. Dengan melakukan hal itu, seolah-olah Bujang Bengkulu membawa satu kampil keris dan siwar dengan kualitas baik.

Di sisi lain, Bujang Palembang juga mendengar bahwa di Bengkulu kain songket dan selendang dijual mahal. Dirinya kemudian membeli 10 buah songket dan selendang yang bagus.

Setelah itu, dia memasukkan selendang dan songket tersebut di dalam kampil yang sudah diisi kain buruk. Akhirnya berangkatlah Bujang Palembang menuju Bengkulu.

Di tengah perjalanan, kedua pemuda ini saling bertemu. Mereka saling menawarkan barang yang dibawa masing-masing.

Karena tidak memiliki uang, mereka bersepakat untuk menukar barang bawaan masing-masing. Baik Bujang Bengkulu maupun Bujang Palembang merasa bisa mendapatkan untung besar dari pertukaran tersebut.

Namun alangkah terkejutnya kedua pemuda ini ketika membuka kampil yang sudah ditukar. Akhirnya Bujang Bengkulu dan Bujang Palembang menyadari bahwa mereka berdua sama-sama seorang penipu.

Kedua pemuda ini akhirnya memutuskan untuk bekerja sama. Mereka kemudian memutuskan untuk pergi ke daerah Pekanbaru.

Di tengah perjalanan, mereka mendengar ibu-ibu bercerita bahwa ada seorang raja yang tengah sakit keras. Sang raja tidak memiliki anak dari istri sahnya.

Akibatnya harta dari sang raja akan diwarisi kepada saudaranya. Bujang Bengkulu dan Bujang Palembang melihat peluang dari hal itu.

Mereka kemudian berangkat menuju istana raja. Sesampainya di sana, mereka berdua mengaku sebagai anak haram dari sang raja.

Saudara raja pada awalnya heran melihat hal itu. Namun mereka tetap menyambut keponakan yang tidak pernah ditemui sebelumnya tersebut.

Apalagi sang raja memang sering bepergian ke Bengkulu dan Palembang dulunya. Akhirnya saudara raja mempercayai cerita Bujang Bengkulu dan Bujang Palembang.

Namun nahas, sang raja meninggal dunia tidak lama kemudian. Bujang Bengkulu dan Bujang Palembang menangis sejadi-jadinya, seolah-olah ayah kandung mereka meninggal dunia.

Setelah 40 hari meninggalnya sang raja, Bujang Bengkulu dan Bujang Palembang pamit untuk kembali ke daerah asalnya. Saudara raja kemudian memberikan emas dan berlian kepada kedua pemuda tersebut untuk dibawa pulang.

Bujang Bengkulu dan Bujang Palembang tentu menerima harta itu dengan senang hati. Sebab memang harta inilah yang mereka incar sedari awal.

Kedua pemuda ini kemudian kembali ke daerah asalnya. Di tengah perjalanan, muncul niat buruk dari kedua pemuda itu.

Bujang Bengkulu berniat untuk membunuh Bujang Palembang agar bisa menguasai hartanya. Niat yang sama juga ada di dalam diri Bujang Palembang.

Di tengah perjalanan, mereka memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu. Bujang Palembang kemudian berkata bahwa dia akan mampir ke sebuah warung terlebih dahulu untuk membeli makanan bagi mereka.

Ketika Bujang Palembang pergi, Bujang Bengkulu meretakkan sebuah jembatan yang akan mereka lalui. Bujang Bengkulu berniat agar Bujang Palembang jatuh dari sana dan tewas dibawa arus sungai.

Setelah Bujang Palembang kembali, Bujang Bengkulu meminta temannya untuk memeriksa jembatan yang akan mereka lalui terlebih dahulu sebelum makan. Benar saja, rencana Bujang Bengkulu berjalan lancar dan membuat Bujang Palembang tewas terbawa arus sungai.

Dengan perasaan riang, Bujang Bengkulu kemudian memakan makanan yang dibawa oleh Bujang Palembang sebelumnya. Tidak lama kemudian, Bujang Bengkulu langsung kejang-kejang dan tewas seketika.

Ternyata makanan tersebut sudah diracun oleh Bujang Palembang. Akhirnya kedua pemuda yang suka menipu dan rakus ini menemui ajal akibat perilakunya sendiri.

Begitulah kisah dari legenda Bujang Bengkulu dan Bujang Palembang, cerita rakyat dari Sumatera Selatan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.