Pembangunan ekonomi di Indonesia tidak hanya bergantung pada kota besar dan industri modern. Namun,, kekuatan sejati bangsa ini juga tumbuh dari perdesaan yang menjadi sumber kehidupan bagi jutaan rakyat.
Di balik hamparan hijau dan aktivitas masyarakat desa, tersimpan potensi yang sangat besar yang masih belum sepenuhnya ditelusuri, terutama pada sektor pertanian dan industri pengolahannya.
Selama ini, pertanian masih sering dipandang hanya sebatas kegiatan yang mengasilkan pasokan bahan pangan mentah. Di mana, jika hasil panen tersebut diolah dan dikembangkan melalui berbagai inovasi akan menjadi produk yang bernilai tambah tinggi yang akan berperan bagi perekonomian Indonesia, terutama rakyat perdesaan.
Pada kondisi inilah peran agroindustri menjadi sangat penting sebagai jembatan yang mengubah hasil pertanian menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, membuka lapangan kerja baru, dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Apa Itu Agroindustri dan Mengapa Penting?
Agroindustri merupakan suatu kegiatan yang melibatkan pengolahan hasil pertanian menjadi produk jadi atau setengah jadi hingga menjadikannya produk denga nilai jual lebih tinggi. Agroindustri memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku utama dan melibatkan rangkaian proses mulai dari produksi, pengolahan, hingga distribusi produk hasil pertanian.
Dalam penerapannya, agroindustri menggabungkan antara kemampuan bertani dan berinovasi. Contohnya seperti pengolahan singkong menjadi tepung tapioka, pengolahan pisang sale, dan kelapa menjadi minyak murni.
Salah satu penerapannya pada agroindustri tepung tapioka “Madur” di Desa Bojongasih, Tasikmalaya, di mana nilai tambah yang dihasilkan mencapai Rp 5.589 per kilogram bahan baku, dengan rasio nilai tambah sebesar 77,6% (Nopiani et al. 2019).
Dari hal tersebut, dapat terlihat bahwa agroindustri memiliki peran yang sangat penting ada pertanian dan ekonomi yang mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama masyarakat pedesaan seperti meningkatkan nilai jual produk pertanian, membuka lapangan kerja baru baik terutama pada sektor pertanian, dan memperkuat ekonomi lokal (Pamujiati et al., 2025).
Dampak Agroindustri terhadap Petani dan Desa
Agroindustri memiliki berbagai manfaat dalam pertanian pedesaan seperti meningkatkan pendapatan. Selain meningkatkan pendapatan, keberadaan agroindustri juga dapat memperkuat rantai pasok pangan lokal. Para petani tidak lagi menjual hasil panen mentah, melainkan menjadi bagian dari proses pengolahan hingga pemasaran.
Hal ini terlihat pada agroindustri kopi rakyat di berbagai daerah, di mana petani kini mulai mengolah biji kopi sendiri menjadi bubuk siap saji untuk meningkatkan keuntungan dan memakmurkan perekenomian (Sriwana et al., 2022).
Dampak sosial yang sangat besar juga ditimbulkan dengan adanya agroindustri. Masyarakat pedesaan menjadi lebih mandiri dalam pengolahan bahan, lapangan kerja non-pertanian yang bertambah, dan daya saing produk lokal meningkat.
Hal ini membuktikan bahwa agroindustri mampu menjadi penggerak utama transformasi ekonomi perdesaan.
Tantangan dalam Penerapan Agroindustri
Meski memiliki manfaat dan potensi yang besar, pengembangan dan penerapan agroindustri masih memililki beberapa kendala. Contohnya seperti petani kecil yang terkendala pada modal, pemahaman terkait teknologi pengolahan, dan akses pasar. Banyak produk olahan pangan dari pertanian yang seharusnya sangat berkualitas. Namun, karena adanya beberapa tantangan tersebut membuat persaingan yang cukup sulit dilakukan karena pemahaman dan pemasaran yang belum optimal (Rosita et al., 2019).
Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya agroindustry, dapat menjadi jembatan yang memungkinkan pertanian Indonesia tidak hanya menghasilkan bahan mentah. Namun, juga menciptakan produk bernilai tinggi yang menggerakkan perekonomian pedesaan.
Dengan dukungan dari pemerintah seperti modal, teknologi, dan kebijakan yang tepat, potensi ini dapat menjadi fondasi kuat bagi pembangunan ekonomi dan perkembangan pertanian nasional.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News