Kicau burung bersahut-sahutan di pagi hari, menemani suasana tenang Desa Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Di teras rumah-rumah sederhana, tampak ibu-ibu dan remaja putri tekun menundukkan kepala, jemari mereka lincah meletakkan benang emas dan perak di atas kain.
Gerakan demi gerakan sulam itu melahirkan kain tapis, sebuah warisan budaya Lampung yang sakral, penuh makna, sekaligus menjadi sumber penghidupan keluarga. Sejak 1980, kegiatan membuat tapis telah menjadi denyut nadi kehidupan warga, bukan sekadar menjaga warisan budaya Lampung, tetapi juga menjadi penguat ekonomi keluarga.
Astra melalui program Kampung Berseri Astra hadir sejak 2019 mendampingi masyarakat Negeri Katon agar tradisi tapis tetap lestari sekaligus membuka jalan bagi peningkatan kesejahteraan keluarga.
“Astra berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi sosial berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia. Melalui program Kampung Berseri Astra, kami mendorong pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang, mulai dari pelestarian budaya, peningkatan keterampilan, hingga penguatan kemandirian, agar mampu memberikan manfaat jangka panjang bagi generasi berikutnya,” ujar Chief of Corporate Affairs Astra Boy Kelana Soebroto.
Semua warga terlibat
Di Negeri Katon, hampir setiap warga terlibat dalam pembuatan tapis. Umumnya, pekerjaan ini dilakukan oleh kaum ibu dan remaja putri. Proses pembuatannya tidak menggunakan mesin, melainkan teknik sulam tangan dengan meletakkan benang emas atau perak di atas kain yang menjadikan tapis unik dan bernilai tinggi.
Tak hanya berbentuk kain sarung atau selendang, tapis kini dikembangkan menjadi berbagai produk seperti busana muslim, dompet, taplak meja, hingga hiasan dinding, dengan ragam motif mulai dari gunung, lereng, hingga bukit.
Upaya pemberdayaan ini berjalan berkat kolaborasi dengan Nola Marta, penerima apresiasi SATU Indonesia Awards bidang kewirausahaan tahun 2019 sekaligus tokoh penggerak Kampung Berseri Astra Negeri Katon. Ia mengolah hasil tapis para pengrajin menjadi produk fashion ramah lingkungan yang telah tampil di ajang bergengsi, mulai dari Indonesia Fashion Week hingga International Fashion Week di New York.
Lebih dari 75 persen proses produksinya dikerjakan secara handmade, sehingga keaslian tradisi tapis tetap terjaga meskipun bertransformasi menjadi karya busana modern Terbaru, karya Nola juga diperkenalkan dalam Fashion Nation 2025 di Jakarta, sebuah fashion show yang menampilkan UMKM dan desainer binaan Astra dalam ekosistem fashion berkelanjutan.
Motor penggerak ekonomi
Melalui berbagai kegiatan pendampingan yang diberikan, tapis dari Kampung Berseri Astra Negeri Katon tidak hanya menjadi simbol pelestarian budaya, tetapi juga motor penggerak ekonomi keluarga. Perempuan desa yang dulunya hanya menenun untuk kebutuhan adat, kini mampu meningkatkan kesejahteraan rumah tangga melalui produk tapis yang menjangkau pasar lebih luas.
Semangat Astra dalam mendukung pemberdayaan masyarakat di Indonesia sejalan dengan cita-cita Sejahtera Bersama Bangsa serta komitmen mendukung pencapaian Sustainable Development Goals(SDGs) Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News