Kebudayaan yang beragam menjadi keunikan dan keunggulan dari Indonesia. Salah satu kebudayaan yang menarik adalah kebudayaan yang berasal dari tanah Melayu, yaitu Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.
Tanah melayu identik dengan indahnya corak songket Melayu, sekaligus menjadi ciri khas budaya melayu.
Songket merupakan sejenis kain yang memiliki corak rumit yang terdiri dari bahan benang emas atau perak. Kain ini dibuat dengan cara ditenun melalui mesin tradisional.
Kain kebanggan tanah Melayu ini dahulu digunakan oleh sultan, bangsawan, dan tokoh adat dalam upacara resmi sebagai lambang status sosial, kemuliaan, dan penghormatan terhadap adat Melayu.
Saat ini, songket tersebut tetap menjadi simbol wibawa dan keanggunan bagi masyarakat Melayu, salah satunya yaitu masyarakat wilayah Deli Serdang.
Songket Melayu Deli ini terus digunakan dalam berbagai acara tradisi adat dan sosial, seperti dalam pernikahan, khitanan, hingga penyambutan tamu yang dihormati.
Dalam tradisi Melayu, kehadiran songket bukan hanya memperkuat identitas budaya, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya nilai gotong royong dan kebersahajaan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
Selain itu, terdapat pesan moral, doa, serta filosofi kehidupan yang mencerminkan kebersamaan dan ikatan sosial dalam setiap helai songket Melayu Deli.
Dahulu. kain songket melayu Deli sudah hampir dikatakan punah dikarenakan tidak terlihat masyarakat yang menenun, menjual, bahkan menggunakannya. Tentu saja sangat disayangkan jika kebudayaan yang elok tersebut hilang ditelan bumi.
Namun, generasi muda memang berperan penting dalam melestarikan dan terus mengembangkan kebudayaan yang sudah ada sejak dahulu.
Salah satu anak muda yang berhasil menghidupkan kembali songket Melayu Deli adalah Irfania Ramadhani Lubis.
Berawal dari komitmen ingin merevitalisasikan songket deli yang hampir mati, ditambah lagi Irfania yang merupakan keturunan Kesultanan Deli dari garis ibunya, menjadikan Irfania memiliki kecintaan dan rasa ingin melestarikan songket Melayu Deli.
Irfania mulai menghidupkan kembali songket Melayu Deli dengan cara mendirikan Galeri Songket Deli. Walaupun ia dan ibunya tidak memiliki keahlian dalam menenun songket Deli, bukan menjadi penghalang bagi mereka untuk tetap menjalani komitmen tersebut.
Dalam prosesnya, mereka merekrut delapan penenun yang bisa menenun songket Deli. Penenun itu juga diberikan pelatihan secara insentif, sehingga hasil tenunan semakin indah.
Hasil tidak akan kalah dengan proses yang dijalani, pada tahun 2017 Irfania berhasil mendapatkan penghargaan Satu Indonesia Awards (SIA) Provinsi dengan kategori UMKM, yang diselenggarakan oleh PT Astra International Tbk.
Berkat prestasi yang dicapai, Irfania menjadi generasi muda yang diberikan kepercayaan untuk mengelola dana CSR PT Astra International Tbk, di program Desa Sejahtera Astra pada tahun 2019.
Suatu kebanggan bagi Irfania dapat menjalani komitmennya dalam pengembangan songket Deli Melayu melalui program Desa Sejahtera Astra.
Program Desa Sejahtera Astra yang dikembangkan oleh Irfania yaitu Desa Bandar Khalipah, yang terletak di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera.
Sebagai salah satu fasilitator Desa Sejahtera Astra, Irfania sukses mendirikan CV. IR Kriya Melayu dengan brand IR & IR Songket Deli.
Tidak hanya itu, Irfania juga menggandeng puluhan penenun yang tak memiliki batas usia, mulai dari generasi muda termasuk juga Ibu Rumah Tangga (IRT). Tentu saja Irfani memberikan upah yang layak kepada para penenun.
Dukungan yang didapatkan lewat program Desa Sejahtera Astra juga menciptakan songket Deli semakin banyak diproduksi oleh penenun songket Melayu Deli.
Kecintaan Irfani terhadap songket Melayu Deli juga memberikan hasil yang gemilang. Berkat membangun IR Kriya Melayu, Irfani berhasil menjual songket Melayu Deli dengan harga Rp 800.000 hingga Rp 7 juta per lembar.
Berdasarkan keyakinan bahwa songket Deli akan terus berkembang dan kembali hidup di masyarakat Melayu, Irfani sukses memperluas wilayah produksi songket Melayu Deli.
Kini, sedikitnya terdapat 12 penenun di Deli Serdang dan 10 penenun di Kabupaten Batubara memproduksi songket Melayu Deli setiap hari.
Dengan demikian, program Desa Sejahtera Astra berperan besar dalam menjaga dan menghidupkan kembali songket Melayu Deli yang nyaris punah.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News