Kawan GNFI pernah gak sih ngerasa sendirian dan hilang arah waktu belajar? Materi kuliah yang padat, tugas yang berlalu-lalang, tapi gak tau harus mulai dari mana dan tanya ke siapa. Kadang bukan karena kita malas — cuma rasanya kalo belajar sendirian tuh terasa sepi.
Apalagi, di dunia perkuliahan, kita gak cuma dituntut untuk memahami materi, tetapi juga memperluas koneksi. Seperti dilansir dari artikel StudyUSA “Lebih Baik Belajar Sendiri atau Berkelompok?”, belajar kelompok seringkali lebih efektif karena mahasiswa bisa saling menjelaskan materi sesuai dengan interpretasi mereka. Dari situ, muncul rasa saling dukung dan koneksi yang membuat proses belajar jadi lebih hidup.
Dari keresahan mahasiswa yang kerap belajar sendirian, platform Asdosku telah hadir sejak 2019 untuk membantu mengembalikan makna dalam proses belajar. Karena pada akhirnya, belajar itu bukan tentang siapa yang lebih pintar, tetapi siapa yang mau saling berbagi. Semangat itulah yang kembali dihidupkan lewat Asdosku. Platform ini bukan hanya membantu mahasiswa menyelesaikan tugas akademik, tetapi juga menumbuhkan semangat untuk belajar dan tumbuh bersama.
Atas inovasinya dalam menghadirkan solusi digital di dunia pendidikan, Yustitia Septri Saputra — CEO Founder Asdosku— menjadi salah satu Penerima Apresiasi SIA (Satu Indonesia Awards) 2021 di bidang teknologi. Penghargaan itu membuktikan bahwa teknologi tidak menjauhkan manusia, melainkan mendekatkan. Di tengah pandangan bahwa teknologi sering dianggap membuat orang semakin individualis, Asdosku justru hadir untuk membantah hal tersebut.
Layanan Asdosku Sebagai Solusi Mahasiswa

Sumber gambar: Asdosku—Asdosku.com
Kawan GNFI pasti sering kan merasa riset itu fase yang paling bikin stres? Mulai dari sebar kuisioner hingga ngolah hasilnya. Nah, Asdosku punya fitur asisten penelitian yang siap membantu di setiap tahap itu: dari penyebaran kuisioner, pengumpulan data sekunder, sampai tabulasi dan analisis data.
Ada juga layanan bimbingan online yang bisa jadi penyelamat pas lagi stuck ngerjain skripsi atau tesis. Lewat layanan ini, mahasiswa bisa dapat arahan dan pendampingan yang jelas, jadi gak perlu merasa berjuang sendirian deh!
Dalam video QnA yang diunggah di kanal YouTube resmi Asdosku, Yustitia juga menjelaskan bahwa platform ini dirancang untuk menjadi ruang belajar kolaboratif.
“Bagi mahasiswa kami menyediakan empat layanan yaitu teman proyek, teman penelitian, teman karya, dan teman belajar,” jelas Yustitia.
Melalui empat layanan tersebut, Asdosku berusaha hadir sebagai sarana pendamping akademik sekaligus ruang bagi mahasiswa untuk berjejaring dan berkolaborasi di tengah perjalanan akademiknya.
Belajar Bersama, Tumbuh Bersama
Selain bikin urusan akademik lebih gampang, Asdosku juga bikin rangkaian kuliah jadi lebih seru. Bayangin deh, lagi pusing ngerjain penelitian, terus ketemu temen yang asik, open banget, dan mau diajak brainstorming tanpa pernah nge-gatekeep ilmu. Atau kalau lagi stuck di data penelitian, ada asisten penelitian yang siap kasih tips dan trik biar penelitian kalian berjalan mulus. Rasanya jadi gak cuma ngerjain tugas, tapi juga ngerasa didukung dan connected banget sama orang lain.
Jadi, Kawan GNFI gak perlu lagi merasa kesepian atau terbebani menghadapi tantangan belajar sendiri, karena platform Asdosku telah hadir sebagai solusi. Asdosku menghadirkan sosok support system yang bisa diandalkan yang siap mengarahkan dan mendukung setiap langkah. Lebih dari itu, Asdosku mengajak generasi muda Indonesia untuk saling mendukung, berbagi ilmu, dan tumbuh bersama untuk memaksimalkan potensi setiap mahasiswa agar menjadi versi terbaik dari diri sendiri.
#KabarBaikSatuIndonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News