Lebih dari seabad lalu, Raden Adjeng Kartini menulis kegelisahannya dalam surat: perempuan harus berani, berdiri sendiri, dan bekerja bukan hanya untuk dirinya, melainkan untuk masyarakat. Kata-kata itu melampaui zaman.
Kini, gema suara Kartini terasa kembali melalui Hana Maulida, perempuan muda dari Serang, Banten, yang memelopori gerakan perlindungan anak #KakakAman.
Dari Rasa Sakit Menjadi Aksi Nyata
Keresahan Hana bermula ketika ia mendengar kisah anak yang menjadi korban kekerasan seksual oleh orang terdekat. Air matanya pecah, tapi ia memilih mengubah kesedihan menjadi kekuatan.
Dalam obrolan sederhana di warung bakso bersama seorang sahabat dan seorang guru, terungkap fakta mencemaskan: murid SD di Banten sudah terpapar pornografi, bahkan menggambar organ tubuh di kertas tugas. Alarm itu menyadarkannya—anak-anak membutuhkan bekal pengetahuan agar mampu melindungi dirinya.
Pendidikan Seksual yang Ramah dan Interaktif
Hana sadar, isu perlindungan anak tak bisa disampaikan dengan cara yang kaku. Ia menyusun modul edukasi sederhana, lalu bersama sahabat, guru, dan orang tua, merancang kegiatan interaktif: dongeng, permainan, hingga body safety kit.
Kelas kecil di balai warga atau ruang keluarga menjadi 'ruang aman' bagi anak-anak untuk belajar berkata 'tidak,' memahami batas tubuh, dan berani melapor. Anak-anak menjadi lebih percaya diri, guru punya panduan, orang tua berani berdialog.
Menjadi Gerakan Kolektif
Awalnya hanya obrolan kecil, kini #KakakAman bertransformasi menjadi Yayasan Kakak Aman Indonesia. Dari Serang, gerakan ini meluas ke Kabupaten Serang, Cilegon, hingga menjangkau Papua.
Semangatnya sederhana: perlindungan anak bisa dimulai dari komunitas, tanpa menunggu gedung megah atau kurikulum resmi. Seperti Kartini yang menyalakan kesadaran lewat pena, Hana menyalakan terang dengan cara yang lebih dekat bagi anak-anak: bermain sambil belajar.
Apresiasi yang Menguatkan
Langkah kecil Hana mendapat pengakuan besar.
- 2023 → Finalis 16 proyek sosial terbaik Asia Tenggara di YSEALI Seeds for the Future.
- 2024 → Juara 1 ASN Terinovatif Kabupaten Serang dan penerima SATU Indonesia Award Bidang Pendidikan dari Astra.
- 2025 → Dapat apresiasi dari Kak Seto Mulyadi di Festival Anak Cerdas, Kreatif, Ceria.
Apresiasi bukanlah akhir, melainkan dorongan. Hana terus bergerak bersama masyarakat, dengan keyakinan bahwa setiap anak Indonesia berhak tumbuh aman.
Relevansi Lintas Negara
Masalah perlindungan anak bukan hanya di Indonesia. Dari India hingga Kenya, tabu budaya dan rapuhnya sistem formal membuat anak-anak rentan. Dalam konteks itu, model #KakakAman menjadi contoh: pendekatan berbiaya rendah, adaptif budaya, dan mudah direplikasi. Gerakan akar rumput bisa melahirkan perubahan sistemik dari bawah.
Cahaya dari Banten untuk Indonesia
Indonesia pernah diingatkan: negeri ini tidak akan bercahaya karena obor besar di Jakarta, tetapi karena lilin-lilin kecil di desa. Dari Serang, Banten, sebuah cahaya kecil bernama #KakakAman kini menyebar.
Gerakan ini menunjukkan bahwa melindungi anak bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau lembaga besar, melainkan tugas kolektif yang dimulai dari rumah, sekolah, dan lingkungan sekitar. Dengan semangat 'Satukan Gerak, Terus Berdampak' dari Astra, Hana dan gerakan ini memberi inspirasi bagi Nusantara. #kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News