Ketakutan itu masih sama, ketika melihat cermin dirinya tidak lagi melihat ‘keindahan’ yang sebenarnya yakni mahkota. Mahkota ini seakan menghapus identitas diri, helaian demi helaianya kini sirna.
Dibalik kehilangan hal berharga, dirinya pun dihadapkan dengan pertempuran tak terlihat melawan diri dan stigma dari orang terdekat. Ini menjadi awal dari hidup baru yang tak terduga dari proses pengilangan yang mengubah segalanya.
Mungkin kalau ditanya berapa harga dari suatu penampilan? Jawabannya harga itu kini hanya air mata, kecemasan, bahkan sulit untuk satu kata pun terlintas saat pertama kali didiagnosis Alopecia.
Hanna Nugrahani Setiyabudi, sebagai penderita Alopecia dirinya banyak dihadapkan dengan perasan-perasan tak menentu. Rambut yang menjadi mahkota kini sirna hanya karena Alopecia yang menyerang tubuhnya.
Kerontokan rambut pada awal gejalanya membuat ‘mahkota’ sebagai identitas dirinya kini mulai memudar dan hilang begitu saja. Hanna Nugrahani Setiyabudi tidak memilih untuk botak, tapi tubuhnya-lah yang memilihnya.
Di balik itu semua, Hanna Nugrahani Setiyabudi hanya bisa menerima setiap takdir yang terjadi, meski perlu jalan panjang yang dilewati untuk merebut kendali diri melalui jalan yang tak pasti.
Rambut memang menjadi mahkota tapi kembali lagi Alopecia merebutnya dan pertarungan ini yang membuat hidup Hanna Nugrahani Setiyabudi untuk mengubah dirinya dengan mendefinisikan akan proses penerimaan diri dengan perayaannya untuk tetap menerima dari kehilangan.
Percaya Diri Adalah Kunci

Hanna Nugrahani Setiyabudi | Foto: Instagram/@alopeciafriends
Momen di mana awal terkena Alopecia membuat hidup Hanna Nugrahani Setiyabudi seakan penuh tanda tanya. Bagaimana mungkin karena kerontokan rambut yang dialaminya setiap hari membuatnya hilang percaya diri. Ini menjadi awal hidup baru yang terduga, momen di mana dunia seakan berhenti berputar untuk menerima kenyataan bahwa dirinya kini botak.
Perlahan demi perlahan Hanna Nugrahani Setiyabudi mulai menerima dengan itu semua bahwa rambut ternyata bukan segalanya, tapi ini hidup Hanna Nugrahani Setiyabudi dan dirinya yang harus merebut kendali itu.
Hanna Nugrahani Setiyabudi pun menyadari bahwa berlarut-larut pada proses kehilangan hanya akan menghapus dirinya dan Hanna mulai sadar ini semua takdir yang mesti dilewati. Hidup tak sebatas menerima kesedihan, tapi hidup mesti mengantarkan pada jalan baru yang lebih indah.
“Saat kita lebih memahami bahwa Alopecia bukan sekedar tentang kehilangan rambut, tapi tentang perjalanan menerima diri, berani tampil dan menghargai keunikan setiap orang,” ucap Hanna Nugrahani Setiyabudi dalam salah satu cuitannya di instagram (@alopeciafriends).
Untungnya, Hanna Nugrahani Setiyabudi memiliki pemikiran lain bahkan Alopecia ini yang menjadi inspirasi untuk dirinya mengenal lebih jauh hingga memotivasi dengan karakternya yang lebih percaya diri.
Bagi Hanna, Alopecia bukan menjadi penghalang, tapi jadi motivasi untuk tetap menerima, kuat, dan percaya bahwa takdir yang dititipkan-Nya pasti ada hal hebat yang menghampirinya.
“Bagiku percaya diri bukan berarti selalu sempurna, tapi ketika aku memilih berdiri tegak, tersenyum dan berkata aku cukup, aku berharga, aku cantik apa adanya,” tambah Hanna.
Dari Proses Penerimaan Hingga Bentuk Komunitas
Dibalik proses penerimaan yang tak mudah, Hanna Nugrahani Setiyabudi telah mampu menghadapi rintangan itu didukung oleh cinta dari pasangan hidupnya serta orang tua yang selalu ada disisinya dengan saling menguatkan di tengah kesulitan yang dihadapi.
Didorong dengan semangat ini, percaya diri Hanna Nugrahani Setiyabudi kian menggebu hingga dirinya mulai berani menyuarakan apa yang menjadi kesulitan dalam hidupnya yakni Alopecia.
Mengutip laman naff.org, Alopecia areata dapat muncul pada usia berapa pun, meskipun sebagian besar individu mengalaminya di awal kehidupan. Lebih dari 80% dari penderita menunjukkan gejala penyakit ini sebelum usia 40 tahun, sementara 40% mengalaminya pada usia 20 tahun.
Alopecia areata termasuk dalam kategori penyakit autoimun, di mana semua jenis alopecia areata dapat menyebabkan rambut rontok. Rontok rambut ini bisa berupa jenis tidak merata, totalis, atau universalis.
Kepribadian berani dan percaya diri yang ditunjukkan oleh Hanna Nugrahani Setiyabudi menjadikannya sebagai pionir dalam membangun komunitas yang dikenal sebagai ‘Alopecia Friends for Indonesia’. Tujuan mulia dari komunitas ini adalah untuk berjuang bersama, belajar, hingga menemukan kondisi baru yang tidak terlalu mengubah pribadi.
Alopecia bukan akhir dari kehidupan, tetapi bisa menjadi awal untuk memulai hidup baru dengan karakter yang lebih baik dalam melawan stigma yang ada.
Melalui gerakan Alopecia Friends for Indonesia (AFFI)ini Hanna Nugrahani Setiyabudi juga mendapatkan dukungan dan apresiasi dari PT. Astra International, Tbk melalui program SATU Indonesia Awards kategori kesehatan pada 2022 atas dedikasinya dan inisiatifnya melawan stigma hingga mengubah pandangan masyarakat tentang penyintas Alopecia.
Percaya diri Hanna Nugrahani Setiyabudi terus dipacu dengan keberaniannya memposting dirinya dalam keadaan botak dengan wig yang di tentengnya. Ini menjadi landasan kuat bagi Hanna Nugrahani Setiyabudi untuk mendukung sesama penyintas Alopecia berani merayakan ketakutan dengan perubahan positif yang mengubah hidup lebih baik di tengah tantangan yang serupa.
Meski fokus utamanya melawan stigmatisasi, tapi komunitas Alopecia Friends for Indonesia (AFFI)ini dibentuk memiliki tujuan lain yakni dukungan sesama penyintas, membentuk ruang lebih inklusif dan pemahaman yang lebih baik sesama penyintasnya.
Komunitas ‘Alopecia Friends for Indonesia’ kini kian melangkah maju hingga memberikan pemahaman bahwa Alopecia ternyata memiliki ruang, hingga jangan sampai ada diskriminasi kembali dengan mengubah pandangan masyarakat akan kondisi ini.
Alopecia bukanlah akhir dari kisah hidup, tapi jadi babak baru untuk kekuatan dan keberanian yang penuh empati dan menjadi bagian dari proses penerimaan diri.
Komunitas Alopecia tidak hanya menerima perbedaan, tapi merayakan setiap individu untuk terlihat, didengar, dan dihargai menuju masa depan Indonesia yang inklusif di tangan kita.
“Semoga ceritaku hari ini bisa mengingatkanmu bahwa kita semua itu unik dan itu adalah kekuatan kita.” – Hanna Nugrahani Setiyabudi
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News