talas beneng di desa sejahtera astra saninten dari umbi liar jadi harta karun bagi petani lokal banten - News | Good News From Indonesia 2025

Talas Beneng di Desa Sejahtera Astra Saninten dari Umbi Liar Jadi Harta Karun Bagi Petani Lokal Banten

Talas Beneng di Desa Sejahtera Astra Saninten dari Umbi Liar Jadi Harta Karun Bagi Petani Lokal Banten
images info

Talas Beneng di Desa Sejahtera Astra Saninten dari Umbi Liar Jadi Harta Karun Bagi Petani Lokal Banten


Tumbuh liar di lereng Gunung Karang, tanaman yang dianggap sebelah mata diam-diam menjadi ‘harta karun’ bagi petani lokal. Ukurannya jumbo, umbi berwarna kuning yang mencolok hingga banyak yang tidak menyadari adanya potensi ekonomi yang luar biasa hanya dari suatu umbi liar.

Dulu, umbi ini dianggap hanya sebagai umbi biasa, tetapi kini menjadi salah satu komoditas bernilai tinggi yang menanti untuk digali. Talas Beneng dikenalnya, tidak hanya memberikan hasil panen yang menggiurkan, tetapi juga membantu menambah pendapatan petani.

Satu umbi Talas Beneng bisa memiliki berat puluhan kilogram. Daunnya bisa dijadikan rajangan kering yang diminati pasar ekspor, bahkan batangnya juga biasa digunakan untuk industri tekstil. Seluruh bagian dari tanaman ini sangat bermanfaat dan siapa sangka dari akar hingga daun, Talas Beneng ini nyaris tidak ada yang terbuang.

Inilah yang membuat penasaran karena ternyata Talas Beneng tak hanya sekedar komoditas biasa, tapi jadi manifestasi nyata akan kemandirian ekonomi di Desa Saninten, Banten.

Ingin tahu bagaimana Talas Beneng ini dapat membuat petani lokal Banten tersenyum dari kebun mereka? Simak selengkapnya, ya, Kawan GNFI!

Dari Tanaman Liar Jadi Cuan yang Bernilai

Talas Beneng | Foto: Kementan
info gambar

Talas Beneng | Foto: Kementan 


Sejak 2008, Talas Beneng (Xanthosoma undipes K. Koch), ditemukan dan berkembang menjadi komoditas unggulan di Banten. Masyarakat lokal menamainya Talas Beneng dan berasal dari kata ‘beuneur’ yang berarti besar, padat, dan berisi dan ‘koneng’ yang berarti kuning.

Menurut Dudi Supriyadi, penyuluh pertanian Kabupaten Pandeglang, Banten menyebutkan bahwa Talas Beneng memiliki karakteristik unik.

“Beneng mengandung arti besar dan koneng, menunjukkan ciri fisik umbi talas yang berukuran jauh lebih besar dari talas lainnya dan berwarna kuning,” jelas Dudi, dalam Bimtek dan sosialisasi Propaktani Ditjen TP, mengutip Kompas.com, Kamis (2/6/2022).

Tumbuh liar di lereng gunung, tanaman ini punya batang yang besar dan panjang, serta bagian akarnya terdapat kumpulan umbi kecil (kimpul). Keunggulan Talas Beneng juga terletak pada cara penanamannya. Talas Beneng bisa ditanam di lahan terbuka atau lahan tegak seperti cengkeh dan karet, sehingga penggunaan lahan bisa dimaksimalkan.

“Talas ini bisa mengoptimalisasi lahan marginal karena di daerah kami, lahan terbuka biasanya digunakan untuk tanaman pangan lainnya, jadi, jika ditanam talas beneng, tidak akan mengganggu program tanaman pangan lainnya,” kata Dudi.

Karena seluruh bagian tanaman ini bisa dimanfaatkan, Talas Beneng menjadi produk zero waste yang bernilai ekonomi tinggi.

Talas Beneng juga menjadi simbol kemandirian ekonomi masyarakat Desa Saninten. Tanaman ini juga mendukung program keberlanjutan dan kemandirian ekonomi petani di desa tersebut.

Dilansir dari laman RRI, permintaan terhadap talas beneng ternyata sangat tinggi. Pada tahun 2023, produksi talas beneng mencapai 100 ton per bulan, sedangkan daun talas menghasilkan 18 ton per bulan dari total kebutuhan pasar sebesar 322 ton per bulan.

Untuk umbi basah, produksinya mencapai 200-500 ton per bulan, sedangkan umbi kering hanya 5 ton per bulan, padahal kebutuhannya mencapai 25 ton per bulan. Selain itu, batang talas juga bisa digunakan dalam industri tekstil setelah masa panen selesai.

Kegiatan Launching Ekspor Talas Beneng ke Amerika Serikat | Foto: Instagram/@dinaspertanianprovinsibanten
info gambar

Kegiatan Launching Ekspor Talas Beneng ke Amerika Serikat | Foto: Instagram/@dinaspertanianprovinsibanten


Oleh karena itu, Talas Beneng ini mulai diekspor ke beberapa negara seperti Australia, Selandia Baru, Belanda, Malaysia, India, Korea Selatan, dan Turki. Nilai ekspor talas beneng ke Amerika pun cukup tinggi pada tahun 2023 mencapai US$26.250.

Dilansir dari laman instagram (@dinaspertanianprovinsibanten), Talas beneng telah dilepas menjadi varietas talas unggul berdasarkan SK Mentan Nomor 981/HK.540/c/10/2020 dan memiliki peluang besar baik di pasar lokal maupun internasional.

baca juga

Program Desa Sejahtera Astra Dorong Talas Beneng Jadi Komoditas Pertanian Berkelanjutan

Melihat banyaknya potensi yang dimiliki Talas Beneng dan ternyata dapat mensejahterakan masyarakat Desa Saninten melalui hasilnya, menjadi contoh nyata bahwa desa ini memiliki potensi besar dalam memberdayakan masyarakat hingga mendorong pembangunan berkelanjutan.

Berkat inisiatif masyarakat Desa Saninten, Banten dalam pengolahan dan penanaman Talas Beneng, pada tahun 2022 desa ini dipilih sebagai Desa Sejahtera Astra (DSA) yang diinisiasi oleh PT. Astra International, Tbk.

Program DSA juga menjadi bukti nyata bahwa desa bisa menjalankan pembangunan secara berkelanjutan. Melalui pengembangan Talas Beneng serta komitmen dalam menjaga kelestarian alam dan mensejahterakan masyarakat, DSA menjadi penginspirasi dalam gotong royong menjaga komoditas pertanian lokal Indonesia dan meningkatkan pendapatannya.

baca juga

Banyak orang menganggap menjadi petani itu sulit, tapi DSA Saninten membuktikan bahwa bukan tentang keajaiban, tapi bagaimana mengolah dengan cerdas dalam merevolusi pertanian lokal.

Setiap bagian tanaman menawarkan harapan dan membawa senyuman bagi para petani melalui dedikasi mereka. Talas Beneng membuktikan bahwa kesejahteraan petani lokal bisa menjadi mesin penggerak dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, hingga mensejahterakan petani, mulai dari tanaman yang paling tidak terduga.

#kabarbaiksatuindonesia 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.