pedis care perawatan luka kronis modern misi kemanusiaan dan kekuatan ai - News | Good News From Indonesia 2025

Pedis Care: Perawatan Luka Kronis Modern, Misi Kemanusiaan, dan Kekuatan AI

Pedis Care: Perawatan Luka Kronis Modern, Misi Kemanusiaan, dan Kekuatan AI
images info

Pedis Care: Perawatan Luka Kronis Modern, Misi Kemanusiaan, dan Kekuatan AI


Berawal dari sebuah keresahan dikarenakan banyak pasien penyakit kronis yang tidak ditanggani dengan semestinya, muncul sebuah perusahaan pelayanan Kesehatan yang bernama Pedis Care.

Kisah kelahiran Pedis Care adalah narasi klasik tentang bagaimana keresahan pribadi dapat menjelma menjadi solusi sosial yang revolusioner.

Ahmad Hisyam Wibisono, beliau merupakan pelopor dari adannya Pedis Care. Selain dikenal dengan keaktifannya selama di Pedis Care, ia juga dikenal sebagai dosen aktif di salah satu Univesitas ternama di Indonesia, Universitas Brawijaya.

Ahmad sebelumnya pernah menempuh Pendidikan sarjana (S1) di Universitas Brawijaya dan melanjutkan Pendidikan Magisternya (S2) di Universitas Indonesia.

Kemudian, ia mendapatkan kesepatan untuk mempelajari Managemen dan Pendidikan Diabetes dalam program Magister lanjutannya di Flinders University.

baca juga

Dilansir dari idntimes.com, Passion Ahmad bermula ketika ia menjalani Pendidikan profesinya ketika di Malang tahun 2008.

Pada saat itu, ia melihat penanganan penyakit kronis terutama diabetes masih terbilang sederhana tanpa penangganan lebih khusus dan lebih lanjut. Disebabkan oleh itu, banyak penderita Diabetes yang berakhir di amputasi.

Dari sanalah rasa empatik Ahmad tumbuh, sehingga ia mempunyai komitmen untuk membantu pasien dengan luka kronis. Dari sana, ia membuat pelayanan Kesehatan bernama Pedis Care bersama dengan temannya.

Ahmad Hisyam Wibisono dan rekannya menyadari bahwa masalah ini bukan hanya tentang luka fisik, tetapi juga tentang dampak emosional dan sosial yang menghancurkan.

Banyak pasien yang merasa putus asa karena luka mereka tak kunjung sembuh, membebani keluarga, dan mengancam kualitas hidup.

Bersama rekannya, ia mendirikan Pedis Care dengan misi mulia, misi mereka adalah menyediakan perawatan yang lebih baik dan mencegah amputasi pada pasien diabetes dengan luka yang sulit sembuh, sehingga memberikan harapan kepada mereka yang sebelumnya mungkin merasa putus asa.

Pada awalnya, Pedis Care memfokuskan penangannanya perawatan luka yang sulit sembuh, seperti luka diabetik, luka bakar, dan luka kanker.

Salah satu masalah utama Pedia Care pada saat itu adalah menemukan cara agar mereka bisa melihat progress kesembuhan pasien secara jelas dan akurat. Untuk mengatasi masalah itu, Pedis Care membuat sebuah aplikasi yang mengkaji dan mengukur dimensi luka secara akurat.

Melalui perkembangan teknologi, mereka menggunakan memanfaatkan penggunaan AI dalam melayani pasien.

Menggunakan aplikasi smartphone yang memungkinkan mereka untuk mengambil foto dan video luka dari berbagai sudut, yang nantinya akan dianalisis oleh kecerdasan buatan (AI). Kemudian, AI tersebut nantinya akan menganalisis dan mengukur dimensi luka secara akurat dan detail.

Setelah mampu menganalisis luka menggunakan aplikasi berbasis AI, Pedis Care mengetahui ternyata rasio kesembuhan luka kronis mencapai 80 persen, khusus luka diabet kesembuhan mencapai 88 persen dengan rata-rata lama perawatan 11 minggu.

Melalui aplikasi tersebut Pedis Care mampu mendapatkan apresiasi SATU Indonesia Awards 2019 kategori kelompok.

Bahkan, Pedis Care bekerja sama dengan produsen alat kesehatan, pengembang perangkat lunak, dan melakukan penelitian dan pengembangan (R&D) untuk menciptakan solusi yang efektif.

Sistem dari pelayanan Kesehatan Pedis Care dikemas secara unik, dikarenakan mereka menyediakan perawatan home care selama 24 jam. Para perawat nantinya bersedia untuk mendampingi pasien di rumah pasien selama 24 jam.

Selain itu, mereka juga menyediakan pelatihan bagi individu yang tertarik dalam perawatan Kesehatan.

Realisasinya, Pedis Care Secara rutin mengadakan seminar dan workshop amal keperawatan serta pelatihan nasional perawatan luka secara modern termasuk kelas online gratis.

Dengan sistem subsidi silang dari pasien mampu kepada pasien kurang mampu Pedis Care membebaskan atau memberi potongan 50 persen bagi pasien kurang mampu untuk sekali perawatan dengan biaya Rp250.000.

Beberapa pendanaan lainnya juga berasal dari beberapa kerja sama dengan badan amal dan instansi kesehatan.

Kisah Ahmad Hisyam Wibisono dan Pedis Care adalah contoh brilian dari sinergi antara keahlian profesional, inovasi teknologi, dan komitmen sosial.

Mereka telah membuktikan bahwa perawatan kesehatan tingkat tinggi tidak harus eksklusif, melainkan dapat diakses oleh mereka yang paling membutuhkan.

Harapan terbesar adalah agar model Pedis Care dapat terus meluaskan jangkauannya, menjangkau lebih banyak pasien yang terancam amputasi, dan menginspirasi lebih banyak profesional kesehatan untuk merangkul teknologi demi kemanusiaan.

#kabarbaiksatuindonesia

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

WA
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.