Jejak Sampah di Pulau Pramuka
Pulau pramuka menjadi bagian dari wilayah Kepulauan Seribu yang menawarkan keindahan laut dan alam. Namun, di balik keindahannya tersimpan permasalahan sampah yang tiada ujungnya. Sebagai tempat wisata yang indah dan menarik, Pulau Pramuka seringkali dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah. Barang bawaan yang dikonsumsi oleh wisatawan menjadi salah satu penyumbang banyaknya sampah di Pulau Pramuka. Berada di pesisir wilayah Jakarta, sampah-sampah yang terbawa arus dari 13 sungai yang bermuara di Teluk Jakarta menciptakan peningkatan jumlah sampah yang sulit teratasi.
Sosok Perempuan di Balik Gerakan Pulauku Nol Sampah
Mahariah, warga asli Pulau Pramuka menjadi sosok yang mendirikan komunitas lingkungan hidup dengan nama Rumah Hijau. Dari komunitas tersebut, tercipta Gerakan Pulauku Nol Sampah. Dengan latar belakang sebagai seorang guru, Mahariah memiliki kepedulian tinggi terhadap permasalahan sampah di Pulau Pramuka. Mahariah dipercaya oleh Astra menjadi tokoh penggerak Pulau Pramuka melalui program Kampung Berseri Astra (KBA) yang mengacu pada 4 pilar, yakni kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan kewirausahaan. Melalui bidang lingkungan yang berfokus dalam pengelolaan sampah dan air bersih.
Minimnya pengetahuan yang dimiliki, Mahariah berupaya menggali informasi terkait pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Pada awalnya, Mariah aktif melakukan pembersihan di pantai dan berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat terkait sampah dengan menciptakan tagline “Laut Bukan Tempat Sampah”. Namun, mengatasi permasalahan lingkungan dan sampah tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak, tetapi menjadi urusan seluruh masyarakat Pulau Pramuka. Dalam pelaksanaannya, kesadaran terhadap sampah tidak dimiliki oleh semua pihak. Masih ditemukan warga Pulau Pramuka yang masih membuang sampah ke laut, enggan ikut serta dalam melakukan pengelolaan sampah, dan menilai buruk Mahariah dengan anggapan bahwa gerakan yang dilakukan Mahariah hanya sekedar untuk memperoleh bayaran.
Dampak Nyata di Pesisir Pulau Pramuka
Upaya yang Mahariah lakukan perlahan memperoleh hasil. Pada tahun 2014, komunitas kelestarian lingkungan pesisir pantai turut berpartisipasi dalam aksi gerakan lingkungan yang melahirkan kegiatan variatif. Gerakan Pulauku Nol Sampah lahir sebagai awal perubahan dengan tujuan menciptakan Pulau Pramuka yang bersih dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke laut. Gerakan ini menginisiasi warga untuk membersihkan sampah, memilah sampah berdasarkan jenis, dan mengelola residu sampah. Sampah-sampah diolah untuk dijadikan kreasi seni rupa yang memiliki nilai jual, dimanfaatkan menjadi pupuk cair, hingga diolah menjadi biogas untuk digunakan pada kompor gas.Menurut catatan petugas yang mengelola sampah langsung di TPS, setiap hari terdapat 200 rit motor pengangkutan sampah yang didominasi merupakan sampah rumah tangga. Setelah adanya gerakan tersebut, sampah mengalami penurunan jumlah sehingga hanya terdapat 140 rit motor pengangkut sampah yang setara dengan 1 ton sampah.
Kreativitas dalam Pengelolaan Sampah
Gerakan Pulauku Nol Sampah meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan sekaligus meningkatkan kreativitas dalam pengelolaan sampah agar tidak berakhir hanya sebagai limbah yang sulit terurai, namun dapat dimanfaatkan menjadi bahan berguna bagi masyarakat.Melalui KBA, Astra hadir memberikan dukungan dengan memfasilitasi pengelolaan sampah organik oleh masyarakat, yakni memberikan fasilitas komposter atau alat pembuat pupuk kompos dari sampah dan biodigester yang dapat mengubah sampah organik menjadi energi biogas yang ramah lingkungan. Proses recycle sampah sangat berjalan, sampah yang berasal dari masyarakat dapat kembali kepada masyarakat dalam bentuk yang berguna dan bermanfaat.
Dukungan Astra Pada Pulau Pramuka
Astra tidak hanya hadir dalam mendukung lingkungan Pulau Pramuka, namun turut berperan dalam meningkatkan aspek kesehatan dan pendidikan. Astra berupaya memberikan pelatihan kepada bidan yang melayani Posyandu Pulau Pramuka. Selain itu, Astra memberikan pendampingan terhadap sekolah Adiwiyata dan pemberian beasiswa pada tingkat SD, SMP, dan SMA.
Daur Ulang untuk Kesejahteraan
Berkurangnya jumlah sampah di lingkungan Pulau Pramuka menjadi perubahan yang berdampak tidak hanya pada segi kesehatan warga, namun meningkatkan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung. Lingkungan yang bersih dan nyaman meningkatkan keindahan alam Pulau Pramuka sehingga dapat meningkatkan perekonomian wilayah melalui kunjungan wisatawan.
Kegiatan pengelolaan sampah dapat mendukung perekonomian warga. Menggunakan kreativitas dalam mengelola sampah, hasil recycle sampah dapat diperjual belikan sebagai kerajinan khas Pulau Pramuka. Dengan memanfaatkan sampah untuk dijadikan pupuk cair, warga yang bermata pencaharian dalam sektor pertanian dapat menekan angka pengeluaran perawatan. Selain itu, pemanfaatan sampah dengan teknik biogas dapat dimanfaatkan warga sebagai bahan pengganti gas untuk kompor. Pemanfaatan sampah dapat semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah. Sehingga berdampak pada tindakan masyarakat dalam menyikapi keberadaan sampah.
Kolaborasi Warga, Hasilkan Perubahan Nyata
Keberhasilan program KBA tidak hanya dipengaruhi oleh peran Mahariah sebagai tokoh penggerak, namun karena kesediaan masyarakat sebagai peran utama penggerak program untuk berkolaborasi mewujudkan Gerakan Pulauku Nol Sampah. Gerakan yang awalnya untuk pelestarian lingkungan, kini menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari masyarakat Pulau Pramuka. Melalui gerakan tersebut, membuka kesempatan Pulau Pramuka terlihat di mata nasional maupun internasional, meningkatkan kesejahteraan warga, meningkatkan kesehatan, membuka kesadaran warga akan pentingnya kerja sama, menciptakan lingkungan yang asri, serta mendorong ekonomi produktif warga lokal.
Gerakan Pulauku Nol Sampah bahwa perubahan besar suatu daerah dapat dimulai dengan gerakan kecil masyarakat. Dari satu kampung pesisir, dapat menjadi inspirasi dan teladan bagi wilayah lain di Indonesia untuk mewujudkan lingkungan yang bersih, nyaman, dan bebas sampah. Sampah tidak hanya sebagai suatu masalah, namun dapat menjadi peluang ekonomi kreatif bagi masyarakat.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News