terowongan karangkates i dan ii terowongan ka pertama karya anak bangsa - News | Good News From Indonesia 2025

Terowongan Karangkates I dan II, Terowongan KA Pertama Karya Anak Bangsa

Terowongan Karangkates I dan II, Terowongan KA Pertama Karya Anak Bangsa
images info

Terowongan Karangkates I dan II, Terowongan KA Pertama Karya Anak Bangsa


Sudah menjadi rahasia umum jika perkeretaapian di Indonesia merupakan warisan era kolonial Belanda. Pembangunan jaringan kereta api sudah dimulai sejak tahun 1860-an, di mana kereta api digunakan sebagai sarana untuk mengangkut kepentingan logistik agar lebih mudah dan efisien.

Selain untuk logistik, kereta api juga dipakai untuk mempermudah perjalanan pejabat kolonial, mobilitas administratif, hingga militer. Berbagai infrastruktur, mulai dari rel, stasiun, sampai terowongan dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda di beberapa kota di Pulau Jawa dan Sumatra.

Contoh infrastruktur perkeretaapian peninggalan Belanda yang masih aktif, terawat, dan digunakan sampai saat ini adalah Stasiun Beos, Stasiun Tawang, Stasiun Lawang Sewu, dan sebagainya. Ada juga terowongan jadul yang dibangun pemerintah Hindia Belanda, seperti Terowongan Sasaksaat, Terowongan Wilhelmina, Terowongan Lampegan, dan lainnya. Beberapa di antaranya sudah tidak difungsikan karena satu dan lain hal.

Tak bisa dipungkiri jika infrastruktur perkeretaapian peninggalan Belanda ini mampu memberikan dampak sosial-ekonomi untuk Indonesia sampai saat ini. Namun, tahukah Kawan GNFI jika ternyata perkembangan perkeretaapian dalam negeri pascamerdeka juga tumbuh cukup pesat?

Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya terowongan pertama oleh pemerintah Indonesia setelah periode kemerdekaan. Adalah Terowongan Karangkates I dan II, dua terowongan ikonik yang berada di perbatasan Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar.

baca juga

Terowongan Buatan Indonesia Pertama Setelah Kemerdekaan

Terowongan Karangkates dibagi menjadi dua, yakni Terowongan Karangkates I dan Terowongan Karangkates II. Dulu nama Terowongan Karangkates I adalah Eka Bakti Karya, sementara Karangkates II bernama Dwi Bakti Karya.

Pembangunan terowongan ini tidak lepas dari proyek raksasa pemerintah Indonesia saat itu yang ingin membendung air Sungai Brantas lewat pembuatan Waduk Karangkates. Tujuan utama pembangunan Waduk Karangkates adalah untuk membangkitkan energi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan menyediakan air irigasi untuk pertanian.

Sebenarnya, di area tersebut, Belanda pernah membangun jalur kereta api aktif. Akan tetapi, karena ada pembangunan waduk yang memakan area jalur kereta api, pemerintah pun harus merelokasinya dan membuat jalur yang baru.

Akhirnya, pemindahan dilakukan ke arah utara. Hasil dari studi kelayakan yang dilakukan saat itu, jalur rel kereta api berada di ketinggian 240 mdpl. Namun, air yang direncanakan terbendung di area bendungan bisa mencapai 279 mdpl.

Kondisi alam ini membuat pemerintah harus membangun jalur baru dan dua buah terowongan. Dari sini, lahirlah Terowongan Karangkates I dan II yang menjadi terowongan buatan Indonesia pertama pascakemerdekaan.

Pembangunan Terowongan Karangkates

Dibangun pada 1967-1969, Terowongan Karangkates berada di antara Stasiun Pogajih dan Stasiun Sumberpucung. Menariknya, pembangunan terowongan ini sebenarnya sudah dimulai pada 1965, tetapi sempat terhenti akibat kendala biaya. Proyek terowongan karya anak bangsa itu diresmikan pada 1970.

Dalam sebuah unggahan PT Kereta Api Indonesia (Persero) di akun Instagram mereka, terowongan Karangkates I memiliki panjang hingga 892 meter. Terowongan ini juga menjadi salah satu terowongan terpanjang di Indonesia, loh!

Sementara itu, Terowongan Karangkates II memiliki panjang 440 meter. Terowongan itu terletak tak jauh dari Terowongan Karangkates I, hanya berjarak kurang lebih 500 meter saja.

Terowongan Karangkates I dan II masuk ke dalam tanggung jawab Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya. Karena letaknya berada di wilayah perbukitan dan lembah, pemandangan alam di sekitarnya tampak cantik.

Beberapa kereta yang melewati kedua terowongan ini adalah kereta Gajayana, Brawijaya, Malioboro Ekspres, Kertanegara, Malabar, Majapahit, Matarmaja, dan Penataran.

Kawan GNFI, Terowongan Karangkates pernah tertutup material longsor di tahun 2022. Akibatnya, perjalanan kereta sempat tertahan dan ada yang memutar melalui jalur lain.

Sampai saat ini, Terowongan Karangkates menjadi infrastruktur perkeretaapian aktif yang dilewati ‘ular besi’ setiap harinya. Pembangunannya di masa transisi setelah kemerdekaan menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki kemampuan teknik dan keahlian yang mumpuni, menunjukkan kemandirian bangsa di bidang konstruksi.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firda Aulia Rachmasari lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firda Aulia Rachmasari.

FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.