Kawan GNFI, apakah Kawan pernah punya cita-cita mendirikan lembaga sosial atau sekolah? Mungkin, kebanyakan dari kita pernah terpikirkan untuk mewujudkan hal tersebut. Inayah Adi Oktaviana, perempuan kelahiran tahun 1993 ini sudah sejak lama ingin mendirikan lembaga sosial tetapi saat itu ia merasa langkah yang harus ditempuh begitu panjang.
Keresahannya itu terjawab dengan motivasi saat ia bertemu dengan tokoh perempuan yang memiliki sekolah dan panti asuhan. Kalimat yang ia ingat darinya adalah kita tidak boleh lelah untuk berbuat baik.
Inayah sudah sejak lama tertarik dengan pembahasan difabel. Dalam karya tulis ilmiah dan koran ia menulis topik difabel. Di tahun 2013, Inayah merancang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tentang Pendidikan kemandirian untuk difabel. Kemudian, program tersebut diajukan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) dan akhirnya mendapatkan dana untuk melaksanakan program tersebut yang merupakan cikal bakal dari komunitas GAPAI (Gerakan Peduli Indonesia Inklusi) yang diresmikan pada 24 Maret 2014.
Komunitas GAPAI mendapatkan legalitas resmi berbadan hukum pada 6 Desember 2018 dengan nama Yayasan Gapai Indonesia, empat tahun setelah tahun berdirinya, 2014. Sebelum resmi berbadan hukum ternyata di tahun 2017 Inayah mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Awards kategori Pendidikan Tingkat provinsi. Dalam unggahan Instagram pribadi Inayah, ia mencurahkan kebahagiaannya saat mendapatkan penghargaan bergengsi ini.
“Penghargaan dari @satu_indonesia ini pun adalah hadiah yang Allah berikan untuk Gapai melalui perantara saya,” ujarnya dalam unggahan tersebut. Inayah merasa Yayasan Gapai tidak bisa menjadi seperti sekarang tanpa bantuan para pekerja sosial di yayasan ini. Di tahun 2018-2022 tercatat lebih 11 pengurus dari Universitas Sebelas Maret dan Universitas Muhammadiyah Surakarta serta lebih dari 200 relawan yang mengelola Yayasan Gapai yang diketuai oleh Inayah sendiri.
Program-program Yayasan Gapai Indonesia

Kegiatan Yayasan Gapai | Foto: (instagram @gapaiindonesia)
Melansir akun Instagram resmi milik Yayasan Gapai Indonesia terdapat beberapa program menarik yang dijalankan oleh yayasan yang berada di daerah Mojosongo, Jawa Tengah ini.
Salah satunya adalah Gapai Goes to School. Program ini meliputi kegiatan kunjungan ke sekolah untuk belajar bersama anak-anak di sekolah luar biasa (SLB). Selain mengedukasi anak-anak difabel, program ini juga bertujuan untuk memberikan pengalaman bagi relawan Yayasan saat belajar bersama anak-anak difabel. Program ini memiliki target siswa berkebutuhan khusus yang berusia TK sampai SMA di SLB.
Program menarik lainnya yaitu Gapai Social Project Challenge (SPC) yang melibatkan anak-anak muda untuk melakukan inovasi kegiatan sosial bagi penyandang difabel. Program ini bertujuan untuk menjembatani pemuda kreatif yang punya ide kegiatan sosial sekaligus meningkatkan rasa empati pemuda terhadap penyandang difabel.
Lalu, terdapat program yang menyasar anak-anak berkebutuhan khusus untuk pendampingan proses belajar yang dinamakan dengan program PIJAR (Pendampingan Belajar). Pendampingan belajar tidak hanya meliputi materi pelajaran akademis tetapi juga pendampingan akhlak dan moral serta keterampilan khusus yang dimiliki anak-anak berkebutuhan khusus.
Program lainnya yaitu Gapai Scholarship. Program beasiswa ini ditujukan bagi siswa berkebutuhan khusus dengan latar belakang keluarga yang kurang mampu dan mempunyai prestasi di bidang akademik, seni, olahraga, dan bidang lainnya.
Melalui program-program ini, Inayah bersama pengurus serta relawan Yayasan Gapai ingin agar anak-anak berkebutuhan khusus dapat berdaya dan mandiri. Selain itu, program yang melibatkan peran aktif pemuda diharapkan dapat membuat pemuda melanjutkan tongkat estafet misi mulia dari Yayasan Gapai di mana pun mereka berada.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News