prodi sosiologi unesa gelar seminar internasional dukung sinergi akademisi dan industri untuk ekosistem kerja inklusif - News | Good News From Indonesia 2025

Prodi Sosiologi UNESA Gelar Seminar Internasional, Dukung Sinergi Akademisi dan Industri untuk Ekosistem Kerja Inklusif

Prodi Sosiologi UNESA Gelar Seminar Internasional, Dukung Sinergi Akademisi dan Industri untuk Ekosistem Kerja Inklusif
images info

Prodi Sosiologi UNESA Gelar Seminar Internasional, Dukung Sinergi Akademisi dan Industri untuk Ekosistem Kerja Inklusif


Program Studi Sosiologi Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menggelar Seminar Internasional bertajuk “International Sustainable Development Goals Seminar Series #1” di Gedung I6 Srikandi, Faklutas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Negeri Surabaya, pada Selasa (30/9/2025).

Dengan mengangkat tema “Synergizing Academia and Industry: Building an Employment Ecosystem Based on Human Rights and Corporate Responsibility”, seminar internasional tersebut mengupas tuntas sinergi antara pendidikan, ketenagakerjaan, dan industri yang berlandaskan hak asasi manusia (HAM) serta tanggung jawab sosial perusahaan.

Mengikis Stigma Sosial lewat Aksi Kolaboratif

Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari berbagai bidang, mulai dari akademisi, industri, hingga organisasi internasional.

Dalam sambutannya, Kepala Program Studi S1 Sosiologi UNESA, Dr. Agus Machfud Fauzi, M.Si mengungkapkan perlunya menjawab stigma yang salah tentang lulusan sosiologi.

“label negatif ‘sosiologi mau kerja apa’ bisa kita buktikan salah, karena banyak yang bisa kita ciptakan dan libatkan,” ungkapnya.

Senada dengan hal tersebut, Wakil Dekan I FISIPOL UNESA, Dr. Harmanto, S.Pd., M.Pd., menjelaskan bahwa kolaborasi antara dunia industri dan perguruan tinggi merupakan langkah strategis dalam mencapai sumber daya manusia yang unggul.

baca juga

Pemaparan Para Narasumber

(1) Prodi Sosiologi UNESA Gelar Seminar Internasional, Dukung Sinergi Akademisi dan Industri untuk Ekosistem Kerja Inklusif

Sesi pertama dimulai oleh Tauvik Muhamad, Koordinator Program, International Labour Organization (ILO).

Tauvik menekankan konsep decent work atau kerja layak sebagai pekerjaan produktif yang menjamin seluruh kebebasan, kesetaraan, keamanan, dan martabat manusia.

Ia menambahkan bahwa bisnis yang bertanggung jawab harus berpedoman pada prinsip kebijakan yang mengurangi risiko.

“Bisnis yang bertanggung jawab adalah perilaku yang harus dilakukan dengan mengadopsi prinsip-prinsip kebijakan tindakan untuk mengeliminasi risiko,” ujar Tauvik.

Hal tersebut tidak hanya menciptakan iklim kerja yang sehat, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian SDGs 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi).

Pemaparan kedua dipandu oleh Dwi Ken Hendrawanto, Sekretaris Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jawa Timur. Dwi menyoroti pentingnya harmonisasi antara dunia usaha dan perguruan tinggi.

Ia menegaskan sinergi tersebut harus berlandaskan prinsip HAM, seperti non-diskriminasi dan kesempatan yang inklusif.

Dwi juga memberikan rekomendasi bagi lulusan perguruan tinggi untuk meningkatkan soft skills, menguasai keterampilan digital, memahami etika dunia kerja, hingga membangun jejaring dengan dunia usaha.

Selanjutnya, Dr. Nurul Indah Susanti, M.Si., Psikolog, Wakil Ketua Bidang Ketenagakerjaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, KADIN Jawa Timur menekankan relevansi kurikulum perguruan tinggi harus beradaptasi dengan kebutuhan industri.

Ia menilai pertumbuhan ekonomi harus didorong oleh SDM unggul melalui program magang terpadu, pengembangan SDM berkualitas, dan penciptaan lapangan kerja.

Dari perspektif akademisi, Eufrasia Kartika Hanindraputri, M.Sos., dosen Sosiologi Unesa menyoroti peran dalam memandukan Human Rights Due Diligence (HRDD) dan kerja layak.

Ia mengungkapkan kolaborasi antara perguruan tinggi, industri, pemerintah, dan serikat menjadi kunci utama dalam mengawal prinsip tersebut.

baca juga

Eufrasia juga menyoroti realitas yang sering dihadapi lulusan sosiologi, mulai dari stigma sulit mencari pekerjaan karena mismatch keterampilan, lemahnya modal sosial, hingga kredensial.

Ia mendorong para mahasiswa agar memperkuat keterampilan, membangun portofolio nyata, dan memperluas jaringan tripartit.

Sinergitas melalui Makna Simbolis

(2) Prodi Sosiologi UNESA Gelar Seminar Internasional, Dukung Sinergi Akademisi dan Industri untuk Ekosistem Kerja Inklusif

Sebagai penanda komitmen bersama, Seminar Internasional ini turut mengadakan penandatanganan MoU.

Momen tersebut menjadi simbol sinergi nyata dalam menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif dan berkelanjutan.

Pada penghujung acara, para narasumber diberikan cinderamata atas penyampaian materi yang luar biasa. Pemberian cenderamata tersebut bukan sekadar tanda terima kasih karena telah mengisi acara, tetapi juga bentuk apresiasi atas gagasan dan sinergi yang dibagikan selama seminar berlangsung.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Adithitra Ramadhan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Adithitra Ramadhan.

AR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.