Angka kekerasan seksual di Indonesia mengalami kenaikan hingga 54% setiap tahun. Dilansir dari data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, korban kekerasan seksual paling banyak dialami oleh anak-anak hingga 11.771 kasus pada tahun 2024. Namun, dibalik tingginya kasus kekerasan seksual terhadap anak, lahirlah Gerakan Kakak Aman yang didirikan oleh Hana Maulida sejak tahun 2023.
Hana Maulida merupakan seorang pegawai negeri sipil di daerah Kabupaten Serang, Banten yang bertugas di bidang perlindungan anak.
Hana Maulida memiliki niat membentuk suatu komunitas namanya Gerakan Kakak Aman karena awalnya, beliau bertemu anak korban kekerasan seksual yang berinisial A, usia 7 tahun. Anak korban tersebut termasuk anak yang cantik, ceria, dan menyenangkan. Namun, dibalik karakter yang ceria dan menyenangkan, ternyata anak korban tersebut mengalami kekerasan seksual dari ayahnya hingga 10 kali.
Hana Maulida mengatakan, “Walaupun anak korban tersebut pernah bercerita ke ibu dan keluarga kandungnya mengenai apa yang A alami, tetapi sayangnya tidak pernah ditanggapi dengan serius. Oleh karena itu, saya sebagai seorang yang sudah menikah dan punya anak juga memiliki rasa empati, apabila ada anak yang tersakiti.”
“Anak yang sudah menginjak umur 7 tahun, seharusnya sudah bisa diajak berbicara dan bisa dikasih tahu. Namun, sayangnya dengan kejadian A tersebut, tidak ada satu pun yang memberitahu A bahwa ketika ada seseorang yang memegang tubuh pribadinya, itu artinya pelaku tersebut memiliki niat yang tidak baik walaupun sama ayah kandungnya,” ujar Hana Maulida.
Hana Maulida juga mengatakan bahwa saat ini, banyak masyarakat tidak berani melaporkan kasus kekerasan seksual kepada pihak yang berwajib karena dianggap aib dan banyak dari keluarga atau guru tidak memiliki kapasitas dalam mengedukasi seksual.
Akhirnya, Hana Maulida berpikir bagaimana anak inisial A bisa mengetahui mengenai pendidikan seksual ini penting sekali sehingga hati beliau semakin terdorong untuk mendidik anak korban tersebut melalui Komunitas Gerakan Kakak Aman.
Hana Maulida menjelaskan tentang nama komunitasnya, “Kenapa diberi nama Komunitas Gerakan Kakak Aman? Karena siapapun yang bergabung dengan gerakan ini (perlindungan anak dari kekerasan seksual) dilihat sebagai sosok kakak. Sebab, kakak sebagai sosok yang bisa merangkul anak-anak dalam melindungi dari kekerasan seksual. Kenapa Aman? Karena kondisinya yang bebas dari bahaya dan salah satu kebutuhan mendasar bagi setiap orang.”
Kemudian, Hana Maulida memiliki solusi pencegahan kekerasan seksual melalui metode yang menyenangkan di mana Komunitasnya memberikan edukasi seksual kepada anak-anak sehingga Gerakan Kakak Aman memberikan gap atau celah untuk melindungi anak-anak dari kekerasan seksual.
“Untuk misi Gerakan Kakak Aman, kami lebih fokus pada meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anak dalam melindungi diri melalui pendidikan seksual. Namun, kami juga tidak menutup edukasi seksual terhadap orang dewasa termasuk orang tua dan guru sebagai support system. Sebab, banyak permintaan dari masyarakat untuk melakukan edukasi juga terhadap orang dewasa agar mendapatkan ilmu yang sama,” kata Hana Maulida selaku Founder sekaligus CEO Gerakan Kakak Aman.
Tim Gerakan Kakak tidak hanya berasal dari latar belakang pegawai negeri sipil di bidang perlindungan anak, tetapi juga berasal dari profesi freelancer, guru, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan lain-lain yang memiliki minat yang sama mengenai edukasi pencegahan kekerasan seksual khususnya kepada anak-anak.
Selain Gerakan Kakak Aman melakukan edukasi pencegahan kekerasan seksual secara berkelanjutan di Banten. Komunitas Gerakan Kakak Aman juga dilakukan edukasi tersebut hingga 17 daerah di seluruh Indonesia termasuk Jabodetabek, Surabaya, Bali, Papua Selatan, dan lain-lain. Adapun, jumlah anak yang telah diedukasi saat ini mencapai lebih dari 4.000 orang, sedangkan jumlah guru dan orang tua yang telah diedukasi saat ini mencapai lebih dari 250 orang.
Cara mengedukasi pencegahan kekerasan seksual terhadap anak dari tabu menjadi menyenangkan melalui dongeng, dialog interaktif, lomba mewarnai, bernyanyi dan menari, games edukatif, dan pengajaran dengan poster edukatif agar mudah diingat oleh anak-anak. Kemudian, Gerakan Kakak Aman juga menerapkan “Prinsip 3M Gerakan Kakak Aman” yaitu kegiatan edukasi pencegahan kekerasan seksual didesain secara sederhana agar mudah, murah, dan menyenangkan.
Kemudian, Gerakan Kakak Aman memiliki dua modul, antara lain modul pendidikan seksual secara umum untuk anak jenjang pendidikan TK-SD dan modul komprehensif untuk anak menjelang masa pubertas. Modul pendidikan seksual secara umum berisi konsep bagian tubuh pribadi dan berani bilang tidak, lari, dan melapor. Sedangkan, modul komprehensif untuk anak menjelang masa pubertas berisi mengenal tubuh kita, aku dan perasaanku, aku bisa lindungi diriku, dan membangun hubungan sehat.
Pada bulan Desember 2023, Gerakan Kakak Aman terpilih 16 proyek sosial terbaik se-ASEAN dari Youth South East Asia Leadership Initiatives (YSEALI).
Karena konsistensinya, Gerakan Kakak Aman kembali terpilih dalam kompetisi nasional bergengsi sebagai Program Pendidikan Terbaik Pertama di Indonesia dari Astra SATU Indonesia pada tahun 2024.
Hana Maulida membagikan pengalaman mengikuti lomba bergengsi, “Ketika di tengah kompetisi, jantung saya sangat deg-degan walaupun diadakan secara online. Sebab, juri dalam kompetisi tersebut sangat ahli di bidangnya. Alhamdulillah, saya bersyukur bisa masuk juara 1 walaupun persaingannya begitu ketat karena Astra memberikan kesempatan bagi semua komunitas di Indonesia untuk berkembang.”
“Kenapa Gerakan Kakak Aman sudah banyak dikenal oleh berbagai macam jaringan? Karena berkat dari silaturahmi dengan Pemerintah Daerah Banten dan Kementerian Hak Asasi Manusia. Selain itu, Gerakan Kakak Aman juga berkolaborasi dengan Student Center, PT Cargill Indonesia, dan Yayasan Care Peduli,” ujar Hana Maulida.
Gerakan Kakak Aman juga memiliki mimpi dalam jangka panjangnya mulai dari memasukkan pendidikan seksual ke kurikulum nasional dan menerbitkan buku cerita anak tentang pendidikan seksual agar adanya keberlanjutan pencegahan kekerasan seksual terhadap anak-anak di seluruh Indonesia.
“Pesan dari kami adalah kami percaya bahwa anak adalah sumber daya paling berharga di dunia dan harapan terbaik untuk masa depan. Oleh karena itu, kita harus peduli dengan keberadaan anak-anak di Indonesia,” kutipan penutup dari Hana Maulida.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News