Di Indonesia, kebutuhan akan kantong darah masih sering menjadi masalah yang mendesak. Menurut data Palang Merah Indonesia (PMI), hanya sekitar 85% kebutuhan darah nasional yang bisa dipenuhi setiap tahunnya. Artinya, masih ada banyak pasien yang kesulitan mendapatkan donor darah pada saat dibutuhkan. Kondisi ini kerap membuat keluarga pasien panik, terlebih ketika nyawa seseorang dipertaruhkan dalam hitungan jam, atau bahkan detik.
Kenyataannya, di beberapa daerah, akses darah semakin sulit didapatkan. Di kota besar seperti Jakarta, stok darah biasanya mencukupi, bahkan berlebih. Namun, di wilayah lain seperti Maluku atau Nusa Tenggara Timur, angka pemenuhan kebutuhan darah bahkan tidak mencapai 10%. Situasi ini menunjukkan adanya ketimpangan yang besar dalam distribusi darah di Indonesia.
Pengalaman mencari donor darah pun sering terasa melelahkan. Banyak keluarga pasien yang harus menyebarkan pesan darurat melalui WhatsApp atau media sosial lainnya untuk mencari pendonor. Proses ini tidak hanya memakan waktu, tetapi juga tidak menjamin adanya respons cepat. Dari keresahan itulah, muncul ide untuk menghadirkan sebuah solusi digital yang lebih efektif.
Lahirnya Ide Aplikasi Darah Kita
Kisah lahirnya aplikasi Darah Kita berawal dari pengalaman pribadi Ahyar Muawwal bersama rekan-rekannya. Suatu ketika, seorang teman mereka membutuhkan darah dengan segera akibat sakit demam berdarah. Mereka sudah berusaha mencari donor ke PMI dan bahkan membagikan pesan lewat media sosial, tetapi hasilnya nihil. Pada akhirnya, donor baru ditemukan setelah mereka berkeliling menanyakan langsung ke masyarakat sekitar.
Pengalaman itu begitu membekas di hati Ahyar. Ia sadar bahwa jika satu nyawa saja sulit diselamatkan karena masalah distribusi informasi, maka betapa banyak orang lain yang mungkin bernasib sama. Dengan latar belakang di bidang teknologi informasi, Ahyar kemudian merumuskan sebuah gagasan: membuat aplikasi yang bisa menjadi “mesin pencari kantong darah.”
Bersama timnya dari WASD Labs dan Bee Colony Labs, ide itu diwujudkan menjadi aplikasi Darah Kita yang resmi dirilis pada tahun 2017. Aplikasi ini sejak awal ditujukan bukan sekadar sebagai startup teknologi, tetapi juga sebagai bentuk amal sosial agar masyarakat bisa lebih mudah saling membantu dalam situasi darurat.
Inovasi dan Fitur yang Ditawarkan
Keunggulan utama Darah Kita adalah kemampuannya menghubungkan orang yang membutuhkan darah dengan pendonor di sekitar mereka secara cepat. Melalui fitur “Cari dan Chat,” pencari donor bisa langsung berinteraksi dengan calon pendonor sesuai golongan darah dan lokasi. Hal ini jauh lebih praktis dibanding harus mengandalkan broadcast manual yang tidak terarah.
Aplikasi ini juga memiliki fitur broadcast yang memungkinkan keluarga pasien mengirimkan permintaan donor ke banyak calon pendonor sekaligus. Selain itu, terdapat fitur pencarian lokasi dan event donor darah, sehingga pengguna bisa mengetahui di mana acara donor darah terdekat diadakan. Bahkan, ada fitur pengingat untuk para pendonor agar tidak lupa kapan waktu yang tepat untuk mendonorkan darah kembali.
Tidak hanya itu, Darah Kita juga mencoba menghadirkan pendekatan yang lebih berkelanjutan melalui fitur reward. Pendonor yang aktif bisa mengumpulkan poin dan menukarkannya dengan merchandise menarik. Inovasi semacam ini mendorong lebih banyak orang untuk menjadikan donor darah sebagai gaya hidup atau budaya, bukan sekadar aktivitas sesekali.
Dampak dan Harapan ke Depan
Sejak diluncurkan, Darah Kita telah membantu ribuan orang di Sulawesi Selatan, khususnya di Makassar dan Palopo. Aplikasi ini mencatat hingga 100 permintaan donor per hari dengan lebih dari 5.600 pengguna aktif. Tidak hanya masyarakat, PMI dan komunitas donor darah juga mulai terbantu dalam mempercepat distribusi informasi mengenai kebutuhan darah.
Bahkan, pada 2019, aplikasi Darah Kita versi nasional pun berhasil diluncurkan. Hal ini dapat terwujud berkat dukungan dari berbagai pihak, seperti PMI, KSR kampus, hingga startup lainnya.
PR Darah Kita akan semakin banyak setelah berkembang menjadi Darah Kita versi Indonesia. Dengan niat baik serta usaha yang maksimal, Darah Kita diharapkan akan mampu menghadapi semuanya karena keutamaan berbagi dan memberi bukan kepada mereka yang dicintai tapi kepada mereka yang membutuhkan.
Inovasi ini pun mendapat apresiasi luas. Pada tahun 2022, aplikasi Darah Kita meraih penghargaan SATU Indonesia Awards dari Astra berkat kontribusinya terhadap masyarakat. Ahyar dan tim juga sempat mengikuti program inkubasi Grab untuk mengembangkan layanan ini lebih jauh. Kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi kunci agar aplikasi bisa bertahan dan menjangkau lebih banyak wilayah.
Meski masih terkendala keterbatasan dana dan dukungan dari pemerintah pusat, Ahyar tetap optimis. Ia percaya bahwa dengan niat baik, tulus, dan ikhlas, Darah Kita bisa terus berkembang. Harapannya, aplikasi ini dapat lebih banyak menjangkau masyarakat di seluruh Indonesia, sehingga tidak ada lagi nyawa yang melayang hanya karena kesulitan mendapatkan donor darah.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News