Di tengah bentangan alam Flores yang indah, tersimpan pula kisah perjuangan seorang anak muda bernama Ananius Donatus D. Rure dalam mengedukasi lingkungan, kesehatan mental, dan reproduksi. Ia kini menjadi salah satu sosok yang layak diperhitungkan. Atas dedikasinya lewat Zo’o Mora Ngada, di tahun 2024, Ananius berhasil masuk sebagai finalis SATU Indonesia Awards kategori Kesehatan. Menjadi putra kebanggaan Nusa Tenggara Timur.
Zo’o Mora Ngada diambil dari bahasa Bajawa, Zo’o (anak muda) dan Mora (mau bergerak). Dalam situsnya, Zo'o Mora Ngada adalah komunitas yang berisi anak muda sebagai agen perubahan untuk mampu berperan aktif dan peduli tentang isu-isu yang ada di sekitarnya.
Perjalanan Ananius dimulai di tahun 2022, dari pengamatan sederhana ketika pulang kampung, ia menyadari bahwa masih sedikit komunitas anak muda yang peduli soal isu-isu di sekitarnya. Termasuk lingkungan, kesehatan mental, dan reproduksi seksual. Maka dari itu, lelaki yang juga kerap disapa Nando ini berusaha mengumpulkan mereka yang berkompeten di bidang-bidang tersebut untuk ‘bergerak’ dan menjadi pioner di Kabupaten Ngada.
Nando kerap mendengar cerita, terlebih bertemakan kesehatan reproduksi seperti remaja menjadi korban kekerasan tanpa ruang aman untuk berterus terang, tentang menstruasi, dan problem lainnya. Berbekal dari pekerjaan sebelumnya yang berkecimpung di dunia komunitas anak muda dan segala masalahnya, dari sinilah, Nando bertekad mengambil peran, menjadi pendamping sekaligus sahabat bagi generasi muda.
Langkah awalnya sederhana: membuka diskusi kecil di komunitas lokal. Dari obrolan santai di teras rumah, ia mulai menumbuhkan ruang bagi anak muda untuk berbicara dan berkontribusi atas kemauan dirinya. Perlahan, jumlah peserta bertambah.
“Kami mau perubahan itu muncul dari diri seseorang karena kemauannya dia sendiri untuk mengubah sesuatu. Bukan cuma dipaksa atau karena ajakan semata,” jelas Nando dalam diskusi RRI ENDE.
Ananius kemudian mengembangkan metode lebih sistematis, menghadirkan edukasi seputar kesehatan reproduksi, pentingnya menjaga kesehatan mental, serta hingga merawat lingkungan sebagai ‘rumah’ bagi setiap makhluk hidup.
Upaya Ananius tentu tidak tanpa hambatan. Awalnya, ia merasa kesulitan. Karena diskusi dengan tema semacam ini sering dianggap kurang menarik. Oleh sebabnya, Ananius memulai ‘proyeknya’ dari mendekati komunitas-komunitas ‘hits’ seperti pecinta motor, pecinta alam, dan lainnya.
“Pada akhirnya, terbangun diskusi lintas isu,” imbuhnya.
Keberhasilannya merangkul banyak pihak membuat pendekatannya diterima. Kini, sesi edukasi Zo’o Mora Ngada bisa menjangkau lebih banyak anak muda, dengan dukungan moral dari masyarakat sekitar.
Dalam wawancaranya, komunitas ini telah bekerja sama dengan berbagai komunitas dan instansi untuk literasi kesehatan reproduksi. Ia juga pernah mengadakan penanaman aktivitas pohon, kampanye melalui media sosial, dan pengembangan skill lainnya.
Kerja keras ini membawanya masuk ke panggung nasional. Pada 15th SATU Indonesia Awards 2024, yang diselenggarakan Astra, nama Ananius tercatat sebagai salah satu 20 finalis dari total 16.775 peserta di seluruh Indonesia. Ia masuk dalam kategori Kesehatan, mewakili Flores, Nusa Tenggara Timur.
SATU Indonesia Awards merupakan ajang bergengsi yang setiap tahun memberi apresiasi kepada generasi muda yang berkontribusi nyata dalam bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi.
Kisah Ananius Donatus D. Rure menjadi pengingat bahwa perubahan besar bisa dimulai dari keberanian membuka obrolan kecil. Dengan konsistensi, ia berhasil mengubah keresahan pribadi menjadi gerakan kolektif.
#kabarbaiksatuIndonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News