Sepak bola Indonesia baru saja berduka. Henky Timisela, mantan striker Timnas Indonesia dan Persib Bandung dinyatakan meninggal dunia di Jakarta dalam usia 87 tahun pada Jumat (26/9/2025).
Jenazah Henky disemayamkan di Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) Gibeon, Pesanggrahan. Dan setelahnya, upacara pemakaman dilakukan di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, pada Sabtu (27/9) siang.
Henky sendiri bukanlah orang sembarangan dalam sejarah Indonesia khususnya dalam hal sepak bola. Sepak terjangnya mengolah si kulit bundar kerap membuat nama Indonesia berjaya di panggung internasional.
Debut Menawan Barudak Bandung
Henky Timisela mengawali debut dengan Timnas Indonesia pada 1959. Saat itu, tamu luar negeri Jerman Timur datang untuk melakoni pertandingan persahabatan.
Sejatinya Henky hendak dimainkan ke skuad junior. Namun, pemilih kesebelasan merasa pemuda yang lama besar di Bandung itu juga pantas dimasukkan ke skuad senior.
Pertandingan Timnas Indonesia melawan Jerman Timur terjadi di Lapangan Ikada pada 11 Februari. Dalam laga yang dipimpin wasit Singapura John Ferguson, tuan rumah Indonesia tidak berdaya dengan permainan tim tamu yang bisa unggul 2-0.
Henky Timisela (kedua dari kanan) sebelum melawan Jerman Timur. (Foto: Aneka)
Akan tetapi, ceritanya berbalik 180 derajat pada babak kedua. Indonesia bisa menyamakan kedudukan menjadi 2-2 dan sanggup mempertahankan skor itu sampai akhir pertandingan.
Dua gol ke gawang kiper Karl-Heinz Spickenagel ini dicetak seluruhnya oleh Henky. Memainkan partai debut dan langsung membuat dua gol lantas membuatnya dielu-elukan banyak media saat itu.
“Timisela yang baru ini bernama Henky. Dia dalam pertandingannya yang pertama untuk tim nasional sudah bisa cetak dua gol sebelum istirahat. Karuan saja seluruh Stadion Ikada jadi gemuruh dan riuh rendah,” tulis Santer dalam artikel Bintang Timur berjudul “Timisela” yang terbit pada 12 Februari 1959.
Juara Turnamen Merdeka Dua Kali Beruntun
Henky setelah itu semakin memperlihatkan kepiawaiannya sebagai striker ulung. Pemanggilan PSSI untuk memperkuat skuad Timnas Indonesia selalu didapatkannya.
Banyak agenda penting yang dilakoni Timnas Indonesia pada 1960-an antara lain Kualifikasi Olimpiade Roma, Turnamen Merdeka, sampai Asian Games. Henky pun masuk dalam bagian skuad yang diasuh oleh pelatih asing Antun “Toni” Pogacnik di mana gol dan prestasi dicetaknya.
Henky Timisela (kedua dari kiri) mengarak kapten Timnas Indonesia, Tan Liong Houw seusai menjuarai Turnamen Merdeka 1961. (Foto: Merdeka)
Di Turnamen Merdeka edisi kelima pada Agustus 1961, Henky masuk dalam bagian kesuksesan Timnas Indonesia skuad senior. Gol penting dibuatnya saat melawan Korea Selatan yang membuat skor menjadi 1-1. Hasil itu sendiri membawa Indonesia lolos ke final yang diakhiri dengan gelar juara setelah mengalahkan tuan rumah Malaysia 2-1.
Setahun kemudian, ketika emas Asian Games gagal diraih, Henky kembali membawa Indonesia juara Turnamen Merdeka untuk kedua kalinya. Kala itu ia bertindak sebagai kapten dan mencetak empat gol yang salah satunya dicetak dalam laga final melawan Pakistan.
Pemain Kesayangan Toni Pogacnik
“Papa orangnya memang agak pendiam tapi rapi, teratur, tertata. Dia sudah tahu step-step-nya,” ucap Shiomi, putri Henky, kepada Good News From Indonesia di acara pemakaman.
GNFI juga bertemu dengan mantan pemain sepak bola nasional yang hadir dalam pemakaman Henky yaitu Bob Hippy. Dulunya, sosok yang pernah membela Persija Jakarta ini adalah junior Henky di Timnas Indonesia.
Bob dan Henky pernah bermain bersama salah satunya dalam agenda turnamen segitiga di Saigon (kini Kota Ho Chi Minh), Vietnam pada 1961. Dari situ ia pun bisa melihat bagaimana watak Henky yang kemudian dianggapnya sebagai pribadi kalem di luar maupun dalam lapangan pertandingan.

Dua eks pemain Timnas Indonesia, Bob Hippy dan Berti Tutuarima menghadiri pemakaman Henky Timisela. (Foto: Good News From Indonesia/Dimas Wahyu)
“Kepribadiannya tenang sehingga dalam permainan sangat serius. Tidak terburu-buru,” ucap Bob.
Menurut Bob, Henky sosok yang sering memberi masukan kepada junior. Bakatnya di sepak bola juga membuatnya disenangi pelatih Toni Pogacnik.
“Karena dia senior dapat banyak masukan ke kita bagaimana cara main yang baik. Dia pemain kesayangan Toni,” katanya lagi.
Selamat jalan, Henky Timisela. Baktimu untuk sepak bola Indonesia akan terus kami kenang.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News