mengapa kita tidak mafaatkan pustakawan cilik untuk tarik minat baca siswa - News | Good News From Indonesia 2025

Mengapa Kita Tidak Mafaatkan Pustakawan Cilik untuk Tarik Minat Baca Siswa?

Mengapa Kita Tidak Mafaatkan Pustakawan Cilik untuk Tarik Minat Baca Siswa?
images info

Mengapa Kita Tidak Mafaatkan Pustakawan Cilik untuk Tarik Minat Baca Siswa?


Siswa kerapkali menjadi objek literasi dalam agenda sosialisasi. Mereka hanya mendengarkan ceramah soal rendahnya literasi, sekaligus digenjot untuk membaca di perpustakaan. Akan tetapi, dorongan membaca itu tanpa adanya stimulus, sehingga membuat siswa merasa kurang termotivasi.

Belum lagi, kita sering menjumpai fenomena di lapangan mengenai kurangnya kesiapan perpustakaan dalam menunjang proses penyelenggaraan pendidikan. Keterbatasan sumber daya manusia secara kuantitas, dan kualitas pustakawan sekolah yang masih terbatas merupakan sebuah permasalahan yang harus diselesaikan secara bersama.

Nah, bagaimana jika siswa dilibatkan secara aktif untuk menjadi pustakawan? Konsep ini dinilai lebih efektif untuk menarik siswa terlibat dalam gerakan literasi. Mereka disebut pustakawan cilik.

baca juga

Apa Itu Pustakawan Cilik?

Pustakawan cilik adalah program di mana siswa diberi peran aktif dalam mengelola perpustakaan sekolah. Siswa bukan lagi hanya meminjam buku, tapi membantu operasional perpustakaan: pengelolaan buku, administrasi, pelayanan sosial, edukasi teman sebaya.

Di SMPN 21 Purworejo misalnya, pustakawan cilik dilibatkan dalam sirkulasi buku, menata rak, hingga menyusun laporan sederhana.

Akan tetapi, yang perlu ditekankan, pustakawan cilik tidak hanya menjaga rak, tetapi juga ikut memberi penjelasan dan bahkan mensimulasikan cara menggunakan perpustakaan kepada teman sebaya.

Mereka juga mengembangkan program-program literasi yang bisa menjangkau seluruh warga sekolah, seperti kompetisi, kegiatan amal, kreativitas, bahkan tamasya dengan sekolah lain. Tujuannya jelas, menciptakan pengalaman yang membuat perpustakaan terasa lebih dekat dengan siswa.

baca juga

Sejarah Pustakawan Cilik

Menurut Pat Franklin dan Claire Gatrell Stephens dalam artikelnya Management Matters Students Assistants: Helpers and Learners!, program pustakawan cilik bermula dari kondisi sulit. Pada saat itu, banyak pusat media perpustakaan di sekolah-sekolah Amerika Serikat menghadapi masalah keterbatasan anggaran dan berkurangnya tenaga pustakawan.

Akibatnya, sejumlah program literasi tidak berjalan maksimal. Pustakawan kewalahan untuk mengurus layanan sehari-hari sekaligus mengembangkan program membaca. Dari sinilah muncul inisiatif untuk melatih siswa sebagai asisten perpustakaan.

Latar belakang ini juga yang melandasi munculnya program pustakawan cilik di SD Muhammadiyah 1 Wonopeti, Yogyakarta

“Program pustakawan cilik dilatarbelakangi oleh terhentinya operasional harian perpustakaan sekolah selama ini. Dengan koleksi buku yang mencapai 2000 eksemplar, sangat sayang jika buku-buku hanya dibiarkan menumpuk di perpustakaan. Padahal infrastruktur utama seperti ruang baca dan buku sudah memadai,” katanya, dikutip dari sdmuh1wonopeti.sch.id.

baca juga

Manfaat Pustakawan Cilik: dari Peer Teaching hingga Pengembangan Karakter

Jika dilihat dari dunia pendidikan, program pustakawan cilik bisa dikaitkan dengan metode peer teaching. Istilah ini merujuk pada proses belajar di mana siswa membantu siswa lain memahami materi. Dengan kata lain, pustakawan cilik berperan sebagai guru kecil bagi teman sebayanya.

Metode peer teaching terbukti efektif karena anak-anak sering lebih mudah memahami materi dari penjelasan teman. Mereka merasa lebih santai, tidak canggung, dan lebih terbuka untuk bertanya.

Kepala Pusat Pengelolaan Pengetahuan, Universitas Padjajaran, Wina Erwina, M.A., PhD, mengungkapkan bahwa pemberdayaan warga sekolah merupakan salah satu cara untuk memecahkan permasalahan literasi melalui pendidikan dan pelatihan.

“Siswa sebagai actual users seharusnya dapat menjadi sumber daya manusia yang dapat diberdayakan sebagai sahabat perpustakaan,” ungkap Wina.

Selain itu, program pustakawan cilik juga berguna untuk membentuk karakter pribadi dan sosial. Dengan berbagai program yang dicanangkan, mereka juga dilatih untuk lebih disiplin, bertanggung jawab, dan memiliki jiwa kepemimpinan

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.