Lagu Sajojo adalah salah satu lagu daerah Papua yang sangat populer di Indonesia. Irama musiknya yang riang dan energik membuat lagu ini mudah diterima berbagai kalangan, bahkan sering diputar dalam acara budaya dan hiburan. Selain itu, liriknya sederhana namun sarat makna tentang cinta, kebersamaan, dan penghormatan terhadap tradisi.
Lantas, bagaimana sebenarnya lirik lagu Sajojo yang populer dari Papua ini? Lagu daerah penuh semangat ini memiliki syair yang sederhana, namun menyimpan makna mendalam tentang cinta dan kebersamaan.
Asal Usul Lagu Sajojo dari Papua
Lagu Sajojo berasal dari Papua, tepatnya dari suku Moi Flabra di Sorong. Lagu ini lahir dari kekayaan budaya lokal yang penuh semangat dan menjadi salah satu ikon musik tradisional Papua yang dikenal luas di Indonesia.
Penciptanya adalah David Rumagesan, musisi berbakat sekaligus pentolan band legendaris Papua, Black Brothers. Ia lahir di Bintuni, Papua Barat, pada 10 Mei 1954, dan dikenal piawai memainkan berbagai alat musik, termasuk saksofon. Kontribusinya membuat lagu Sajojo tak hanya populer, tetapi juga abadi lintas generasi.
Seiring waktu, lagu Sajojo berkembang menjadi musik khas yang identik dengan tarian rakyat Papua. Lagu ini kerap dibawakan dalam acara budaya, penyambutan tamu, hingga promosi pariwisata karena nuansanya yang riang dan energik. Tak heran jika Sajojo menjadi simbol kegembiraan sekaligus representasi cinta terhadap budaya Papua.
Ciri khasnya:
- Bahasa asli Papua, dengan elemen dari dialek lokal.
- Irama musik yang penuh semangat dan energik, menggunakan alat musik tradisional seperti tifa.
- Tema yang ringan dan romantis, lebih ke kisah cinta atau pendekatan antar‐manusia, daripada cerita sejarah atau legenda berat.
Lirik Lengkap Lagu Sajojo
Berikut lirik lagu Sajojo dalam versi bahasa aslinya dan juga penerjemahan bebas ke dalam Bahasa Indonesia:
Lirik Asli
(bahasa asli / dialek Papua)
Sajojo, sajojo
Yumanampo misa papa
Samuna muna muna keke
Samuna muna muna keke
Sajojo, sajojo
Yumanampo misa papa
Samuna muna muna keke
Samuna muna muna keke
Kuserai, kusaserai rai rai rai rai
Kuserai, kusaserai rai rai rai rai
Inamgo mikim ye
Pia sore, piasa sore ye ye
Inamgo mikim ye
Pia sore, piasa sore ye ya
Versi Terjemahan / Arti Bahasa Indonesia
Aku Jojo, aku Jojo
Aku minta izin
Membawa putri Anda, Keke
Membawa putri Anda, Keke
Aku Jojo, aku Jojo
Aku minta izin
Membawa putri Anda, Keke
Membawa putri Anda, Keke
Aku akan memberikan seluruh hidupku
Kami berencana pergi keluar
Beri kami kesempatan
Kami akan pulang sore hari
Ya, sore hari
Kami berencana pergi keluar
Beri kami kesempatan
Kami akan pulang sore hari
Ya, sore hari
Arti dan Makna Lirik Lagu Sajojo
Meskipun lirik Sajojo terdengar ringan, setiap baris punya makna budaya dan emosional tersendiri. Berikut penjelasan bagian per bagian:
- “Aku Jojo … Aku minta izin / Membawa putri Anda Keke”
– Bagian ini menggambarkan seorang pemuda, “Jojo”, yang ingin meminta izin kepada orang tua gadis (“putri Anda, Keke”) untuk membawa gadis tersebut berjalan keluar. Itu menggambarkan etika, rasa hormat terhadap keluarga, dan tradisi sopan dalam hubungan antar‐keluarga di budaya Papua. - “Aku akan memberikan seluruh hidupku”
– Bagian Ini menunjukkan kesungguhan Jojo dalam niatnya; bukan hanya mencari kencan atau hanya jalan‐jalan, tetapi juga melambangkan komitmen, bahwa pemuda ini bersedia memberikan seluruh hidupnya bagi gadis yang dicintainya. - “Kami berencana pergi keluar … Kami akan pulang sore hari …”
– Bagian ini menggambarkan harapan bahwa dia dan si gadis bisa menghabiskan waktu bersama di luar (mungkin berjalan santai, menikmati sore) dan kembali sebelum petang. Ada unsur romantis tapi sopan, dan keinginan agar hubungan itu diterima secara sosial dan dihormati. - Simbol & budaya di balik lagu
Lagu ini sering dipakai sebagai pengiring tarian Sajojo, yang gerakannya energik dan melibatkan gerakan kaki serta paduan musik tradisional seperti tifa. Ini bukan hanya musik hiburan, tapi bagian penting dari identitas budaya Papua.
Keindahan alam dan budaya Papua juga tercermin dalam visual dan suasana lagu: suasana sore hari, bunga desa (gadis yang dijuluki “kembang desa”), di mana kehidupan desa sangat dekat dengan alam dan komunitas. - Nilai universal yang bisa dirasakan oleh banyak orang
Meski berasal dari Papua, tema cinta, rasa hormat kepada orang tua, harapan, keindahan seseorang, serta keinginan untuk diterima sosial adalah nilai‐nilai yang universal. Itu sebabnya Sajojo bisa “nempel” di banyak tempat di Indonesia dan bahkan menjadi bagian pertunjukan seni, penyambutan tamu, promosi budaya/turis.
Lagu Sajojo bukan hanya sekedar lagu daerah Papua yang enak didengar, tetapi juga simbol kegembiraan dan cinta budaya. Liriknya mencerminkan hubungan antarmanusia yang penuh rasa hormat, sehingga membuat lagu ini relevan dinyanyikan di berbagai kesempatan.
Dari tangan penciptanya, David Rumagesan, hingga penggunaannya dalam tarian dan acara budaya, Sajojo berhasil menjembatani tradisi lokal dengan nilai universal. Kesederhanaan lirik namun kaya makna membuat lagu ini tetap hidup dalam ingatan masyarakat hingga kini.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News