Kawan GNFI, bayangkan jika Indonesia diterjang badai besar yang dapat menyebabkan kerusakan. Baru-baru ini BMKG memberi peringatan adanya Siklon Tropis Ragasa yang mungkin muncul dekat Indonesia.
Meskipun Indonesia jarang terkena siklon besar langsung, dampaknya tetap bisa dirasakan. Siklon tropis di Indonesia ini ternyata dapat mengakibatkan anomali cuaca, seperti hujan deras, gelombang tinggi, dan angin kencang.
Fenomena ini perlu diwaspadai agar kita bisa mengurangi risiko atau mempersiapkan diri dalam menghadapi ancaman yang mungkin datang.
Ingin tahu potensi siklon tropis di Indonesia, terutama Siklon Tropis Ragasa yang sedang menjadi perbincangan di tahun 2025? Simak penjelasannya, ya, Kawan GNFI!
Siklon Tropis di Indonesia
Melalui TCWC (Tropical Cyclone Warning Center), BMKG memantau dan menemukan adanya tiga sistem cuaca yang teridentifikasi di Indonesia, yaitu:
- Siklon Tropis Ragasa
Muncul di laut Filipina, sebelah timur Pulau Luzon dengan kecepatan angin maksimal 110 knot (205 km/jam) dan tekanan udara 905 hPa. Diperkirakan intensitasnya akan naik ke kategori 5 dengan arah menjauhi Indonesia.
Meski tidak melintas langsung di Indonesia, dampaknya tetap dirasakan, seperti hujan sedang hingga lebat di Aceh dan Sumatra Utara, serta gelombang laut hingga 1,25-2,5 meter di perairan Kepulauan Sangihe-Talaud dan Samudra Pasifik Utara Maluku.
- Bibit Siklon Tropis 98B
Terletak di Teluk Benggala, timur laut Samudra Hindia dengan peluang rendah mengembang menjadi siklon tropis. Bibit siklon ini memiliki kecepatan angin maksimalnya 15 knot dengan tekanan udara 1.006 hPa.
Meski peluang berkembang kecil, siklon ini memicu gelombang tinggi yang dapat muncul di sekitar Selat Malaka bagian utara dan Samudra Hindia barat Aceh.
- Bibit Siklon Tropis 92W
Terdeteksi di Samudra Pasifik, timur laut Papua dengan kecepatan angin maksimal 20 knot (37 km/jam) dan tekanan udara 1.008 hPa dengan peluang berkembang menjadi siklon tropis masih rendah.
Dampak dari bibit ini di Indonesia relatif kecil. Tapi, memicu potensi lain berupa hujan sedang hingga lebat yang mungkin terjadi di wilayah Papua, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Barat Daya, Maluku Utara, dan Maluku.
Potensi Siklon Tropis Ragasa di Indonesia
Topan Super Ragasa yang melanda Filipina menjadi badai terkuat sejak awal 2025 dengan kecepatan angin mencapai 270 km/jam, melebihi badai super Erin di Atlantik dan badai Errol di Samudra Hindia Timur.
Dilansir dari BeritaSatu, pusat Badai Nasional Amerika Serikat menegaskan, apabila ada badai dengan kecepatan angin 252 km/jam, maka badai tersebut masuk dalam kategori 5 skala Saffir-Simpson di mana badai jenis ini mampu menghancurkan apa pun yang dilewatinya.
Adanya Siklon Tropis Ragasa di Filipina dan bibit siklon 92W di laut utara Papua membuat kemungkinan hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi meningkat.
Siklon tropis di Filipina dan bibit siklon 92W di laut utara Papua membentuk daerah yang mendukung pertumbuhan awan hujan. Bibit siklon 92W memiliki kecepatan angin maksimum sekitar 20 knot atau 37 km per jam dengan tekanan udara minimum 1.008 hPa.
Menurut para ahli metereologi, siklon terjadi karena suhu laut yang sangat panas, kelembapan udara yang tinggi, dan angin yang kurang bergerak yang membuat siklon terus membesar.
BMKG mengingatkan, beberapa wilayah Indonesia memiliki kemungkinan menghadapi badai ekstrem. Munculnya siklon tropis di Indonesia, terutama bibit siklon ini terjadi karena perubahan musim.
Hal ini ditandai dengan suhu laut yang lebih hangat, terutama di perairan barat Indonesia di mana kondisi ini menyebabkan pasokan uap air dan energi untuk pembentukan siklon semakin meningkat. BMKG juga mencatat anomali cuaca ini bisa menyebabkan hujan sedang hingga deras di wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.
Beberapa daerah yang diperingatkan hujan deras meliputi Sumatra Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Sedangkan wilayah dengan potensi angin kencang meliputi Aceh, NTT, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua.
Siklon tropis merupakan fenomena cuaca ekstrem yang perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi di laut. Meski tak bisa dihindari, tapi kesiapsiagaannya dapat mengurangi resiko bahaya. Jangan biarkan badai datang tanpa persiapan.
Mari, jaga diri, jaga stamina, dan pastikan Kawan GNFI terlindungi dari cuaca ekstrem yang kian sering terjadi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News