Desa Sejahtera Astra (DSA) ialah program PT Astra Internasional TBk yang digagas untuk mendorong perekonomian di daerah potensial. Satu dari banyaknya daerah binaan Astra ada Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Kota Gaplek ini menyuguhkan potensi alam melimpah seperti sumber air mata dan hasil pertanian.
Program DSA ini berfokus pada empat pilar utama, di antaranya Astra Sehat (kesehatan), Astra Hijau (lingkungan), Astra Cerdas (pendidikan), dan Astra Kreatif (kewirausahaan).
Kawan GNFI, simak informasi selengkapnya berikut ini :
Potensi Sumber Air yang Melimpah
Desa Sumberbening berada di Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek. Pemilihan nama desa ini sudah menggambarkan kondisi wilayahnya yakni sumber dan bening yang berarti sumber air bening. Desa ini memang memiliki potensi sumber air yang melimpah, khususnya terdapat di Gunung Sengungling.
Tak heran dengan ketersedian air yang melimpah, sebagian besar wilayah Desa Sumberbening memang terletak di dataran tinggi. Adanya kesadaran warga atas potensi ini, mereka mengembangkannya untuk produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan objek wisata Taman Bermain Wahana Rekreasi Olahraga dan Edukasi (WAROE). Adapun dua unit usaha tersebut dikelola dengan BUMDes Artha Prima yang dimiliki Pemerintah Desa setempat.
Karena Desa Sumberbening sebagai pemasok air di Kecamatan Dongko, desa lain pun mengambil air dari Desa Sumberbening. Hal ini mampu meningkatkan pendapatan asli desa sehingga berdampak bagi kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
Selain memanfaatkan potensi sumber mata air, warga Desa Sumberbening melestarikan lingkungan dengan mengadakan minggu bersih. Mulai dari perawatan mata air hingga menanami lahan yang gersang dengan pohon yang mengikat air tanah. Upaya ini untuk menjaga sumber mata air dan pepohonan sebagai pencegah longsor.
Dari Desa Menuju Dunia
Potensi alam di Kecamatan Dongko tidak hanya sumber mata air, ada juga berbagai komoditas lain. Mulai dari kakao, kelapa, cincau hingga makanan ringan yang berbahan baku hasil pertanian lokal.
Seperti diwartakan Viva Jatim, Fasilitator DSA Trenggalek Biwi Suwito mengatakan talas yang telah ditanam, umbinya dibuat menjadi keripik untuk UMKM lokal. Sedangkan daunnya dipotong sebagai bahan baku rokok untuk Australia.
Biwi menambahkan, target tahun 2025 ini komoditas daun talas dan produk UMKM sudah bisa di eskpor. Daun talas ke Australia, sementara produk UMKM dikirim ke Hongkong, Malaysia, dan Tiongkok.
Gencarnya target ini berdasarkan tingginya permintaan terhadap produk UMKM. Ditambah lagi banyaknya warga diaspora di wilayah Hongkong maupun Malaysia. Hal tersebut menjadi peluang agar ekspor menjadi terbuka.
“Kalau permintaannya besar karena dari yang kami pelajari di lapangan itu satu bulan bisa sampai tiga kontainer,” ungkapnya.
Launching Digital Marketing Wujud Kemandirian Ekonomi Desa
Kecamatan Dongko yang mempunyai potensi besar di sektor perkebunan, DSA Trenggalek meluncurkan program Digital Marketing bertema “Kemandirian Ekonomi petani dan UMKM, Strategi Pemberdayaan dan Pemasaran”.
Komoditas kripik talas telah dipasarkan baik secara online maupun offline. Jalur offline diedarkan di Rest Area Sumber bening, toko-toko, hingga UMKM. Sementara online dipasarkan melalui platform media sosial dan marketplace.
Kepala Desa Sumberbening Kecamatan Dongko mengaku ada puluhan warga yang ikut serta dalam memproduksi keripik talas. Ia menambahkan bahwa pendampingan dari Astra dan Agretail bisa meningkatkan kualitas produk.
“Total yang memproduksi ada 40-an warga. Pendampingan dari Astra ini sangat dibutuhkan sekali bagi desa. Mohon maaf, desa kebanyakan kurang dari segi sumber daya manusia,” pungkasnya.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
