Komunitas Special Needs Artivity (SNA) menggelar lokakarya pembuatan boneka dari sampah sebagai bagian dari kegiatan Tina Sagara Ka Sagala. Lokakarya berlangsung selama 10 hari pada bulan Februari hingga Maret lalu.
Kegiatan ini diikuti oleh komunitas lintas disiplin di Provinsi Banten serta teman-teman difabel dan masyarakat sekitar. SNA sendiri merupakan wadah yang bertujuan memberikan ruang bagi teman-teman difabel untuk berekspresi melalui medium kesenian.
Terdapat berbagai karakter boneka yang dibuat, di antaranya adalah penyu, kuda laut, juga boneka monster raksasa yang terbuat dari sampah. Proses pembuatan boneka mulai dari pembuatan model, membangun rangka, hingga pembentukan boneka.
Salah satu inisiator Tina Sagara Ka Sagala Ifan Hariyadi menuturkan kegiatan lokakarya pembuatan boneka dari sampah tersebut sebagai respons antas kondisi Pantai Teluk labuan yang kini dipenuhi sampah.
"Ini sebagai pesan sekaligus pengingat bahwa sekarang kondisi warga di pesisir telah dikepung oleh sampah yang datang dari berbagai wilayah," tuturnya Jumat (5/9/2025).
Boneka yang dibuat memiliki simbol dan makna atas kondisi masyarakat pesisir. Salah satunya adalah boneka penyu yang dibuat dari sampah plastik bekas.
Boneka ini menjadi simbol perubahan lingkungan yang dialami oleh warga Pantai Teluk Labuan. Semula, Teluk Labuan dikenal sebagai tempat bertelurnya aneka jenis penyu.
Akan tetapi, sekarang kondisi tersebut telah berganti. Penyu tidak lagi bertelur di Teluk Labuan dan berbagai macam sampah kini memenuhinya.
Ifan juga menuturkan pemilihan medium boneka bukan tanpa sebab. Bersama tim SMA, Dia telah melakukan studi banding ke berbagai komunitas untuk menentukan bentuk acara.
"Kami menemukan jenis boneka puppet yang terbuat dari sampah belum banyak dibuat dan dipublikasikan, terlebih di Banten," tambahnya.
Boneka ini nantinya menjadi bagian dari pementasan teater boneka dalam acara puncak Tina Sagara Ka Sagala. Ifan menyebut, ke depan hasil dari para peserta lokakarya akan diupayakan agar bisa dipentaskan dan dipamerkan ke lebih banyak wilayah.
"Kami ingin agar lebih banyak masyarakat menangkap pesan yang coba kami sampaikan," tuturnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News