Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, dikenal sebagai kawasan yang dikelilingi oleh beberapa institusi pendidikan tinggi, memiliki kebutuhan yang besar akan ruang-ruang intelektual dan kreatif.
Di tengah dominasi perpustakaan institusional yang formal, muncul sebuah oase literasi yang menawarkan kehangatan, keunikan, dan semangat komunitas, yaitu Perpustakaan Batoe Api.
Berdiri selama bertahun-tahun, perpustakaan pribadi ini bukan sekadar tempat meminjam buku, melainkan telah menjadi rahim bagi lahirnya gagasan, diskusi kritis, dan ekspresi kreatif, khususnya di kalangan mahasiswa.
Sejarah Berdirinya Perpustakaan Batoe Api
Mengutip dari Jurnal Kajian Infromasi dan Perpustakaan berjudul "Kegiatan Pelayanan Perpustakaan di Perpustakaan Batu Api" yang ditulis oleh Evi Nursanti Rukmana, Ninis Agustini, dan Pawit M Yusup di Universitas Padjadjaran, menjelaskan awal terbentuknya perpustakaan ini pada 1 April 1999 oleh sepasang suami istri pecinta literatur, Anton Solihin dan Arum Kusumaningtyas.
Perpustakaan ini lahir dari sebuah inspirasi sederhana namun mendalam. Anton Solihin tergerak setelah melihat kesuksesan Taman Bacaan Hendra di Bandung pada era 1990-an, yang mampu menarik banyak pengunjung hanya dengan modal koleksi buku pribadi dan ruangan yang bersahaja.
Berangkat dari keyakinan untuk meningkatkan minat baca di lingkungannya, pasangan ini membangun sebuah perpustakaan pribadi di depan rumah mereka di Jalan Raya Jatinangor. Dengan luas ruangan sederhana berukuran 7×6 meter, Batoe Api memulai perjalanannya.
Sejak awal, tujuannya bukan hanya menyediakan akses bacaan, tetapi juga berbagi pengetahuan yang dimiliki oleh pendirinya mengenai koleksi yang ada. Selama lebih dari 20 tahun, Perpustakaan Batoe Api telah konsisten melayani anggotanya, menjadikannya salah satu perpustakaan pribadi yang paling lama beroperasi di Jatinangor.
Fasilitas dan Koleksi Buku di Batoe Api
Keunikan Perpustakaan Batoe Api sangat terasa dari fasilitas dan pengelolaan koleksinya. Berbeda dengan perpustakaan modern, Batoe Api tidak menggunakan katalog elektronik untuk penelusuran koleksi.
Semua proses pelayanan, mulai dari pencatatan peminjaman hingga penataan koleksi, dilakukan secara manual. Fasilitas fisiknya pun sederhana, hanya terdiri dari rak, lemari buku, dan meja pelayanan.
Namun, kesederhanaan inilah yang justru menciptakan atmosfer hangat dan akrab. Terdapat tiga ruang utama yang bisa dimanfaatkan pengunjung: ruang perpustakaan utama, teras depan untuk membaca santai, serta sebuah ruang di dalam rumah pemilik yang sering digunakan untuk diskusi, pemutaran film, dan pertunjukan musik.
Koleksi buku-bukunya pun sangat banyak dan beragam, mulai dari buku-buku sejarah, sastra, ilmu politik, ilmu sosial hingga komik-komik. Selain itu, juga ada majalah, kliping, film, musik (dalam format kaset dan piringan hitam), serta koleksi digital berupa PDF.
Buku-buku ditata di rak berdasarkan kategori unik seperti kajian, negara asal pengarang, atau nama penulisnya sendiri. Pengunjung bebas mencari sendiri koleksi yang mereka butuhkan atau meminta rekomendasi langsung dari pemilik. Layanan yang ditawarkan terbagi dua:
- Layanan Berbayar: Meliputi peminjaman buku dan majalah dengan biaya terjangkau, satu buku untuk masa peminjaman 1 minggu harganya Rp.5.000
- Layanan Berbagi: Pemberian koleksi musik dan PDF secara gratis, serta jasa konsultasi di mana pemilik berperan sebagai book advisor yang memberikan rekomendasi bacaan.
Untuk menjaga semangat literasi tetap menyala, Perpustakaan Batoe Api aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan. Promosi kegiatan dilakukan secara kreatif, baik melalui media konvensional seperti pamflet dan poster dengan gaya bahasa yang khas, maupun melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Bahkan, perpustakaan ini pernah memiliki buletin sendiri bernama “Kakoewatan Fikiran”.
Bagi Kawan GNFI yang mau berkunjung ke Perpustakaan Batoe Api bisa langsung ke alamat lengkapnya di Jalan Pramoedya Ananta Toer Jatinangor 142A, Jl. Raya Jatinangor No.142 A, Cikeruh, Kec. Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Posisinya tidak terlalu jauh dari Jatinangor Town Square.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News