Erick Thohir baru saja menduduki jabatan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia. Ternyata, ia bukan orang baru di bidang tersebut.
Erick Thohir resmi menjadi Menpora setelah dilantik di Istana Negara pada Rabu (17/9/2025). Sebelumnya, ia menjabat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Erick menjadi Menpora menggantikan Dito Ariotedjo yang lengser dari kursi Menpora dalam perombakan (reshuffle) Kabinet Merah Putih pada pekan lalu.
Di kancah olahraga, Erick bisa dibilang bukan orang baru. Jejaknya di dunia olahraga sebetulnya cukup panjang. Ia pernah mengelola klub, mengurus event, hingga menjadi ketua federasi olahraga sebelum akhirnya menjadi Menpora.
Jejak Erick Thohir di Dunia Olahraga
Erick Thohir awalnya dikenal luas sebagai pengusaha kelas kakap. Ia memang lahir dari keluarga pengusaha dan kini menjadi pemilik dari Mahaka Group yang bergerak di bidang media dan hiburan.
Media dan hiburan bukan satu-satunya bisnis yang dimiliki Erick. Lewat bisnis pula ia menjamah dunia olahraga. Namanya pernah ramai diperbincangkan ketika ia mengakuisisi klub papan atas Serie A Italia, Inter Milan.
Ya, pada 2013, Erick sukses mengakuisisi saham mayoritas sebesar 70% di klub yang bermarkas di Stadion Giuseppe Meazza tersebut. Selama tiga tahun, ia menjadi orang nomor satu di Inter.
Erick kemudian berpisah dengan Inter pada 2016 setelah ia memutuskan untuk menjual saham mayoritasnya sebesar 39% itu ke perusahaan asal Tiongkok, Suning Group.
Sejatinya, Inter bukan klub pertama yang dimiliki Erick. Sebelumnya, ia sukses mengakuisisi saham mayoritas di salah satu klub elit di Major League Soccer (MLS), DC United pada 2012. Di bawah kepemimpinan Erick pula, DC United mampu mendatangkan bintang top asal Inggris, Wayne Rooney. Erick bertahan hingga 2018 di DC United sebelum akhirnya menjual klub tersebut.
Kini, klub yang kepemilikiannya masih dipegang Erick adalah Oxford United yang diakuisisinya pada September 2022 lalu. Erick Thohir tidak sendirian. Erick menjadi pemegang saham tertinggi di klub liga Inggris tersebut bersama pengusaha beken Indonesia lain, yakni Anindya Bakrie.
Perlu diketahui, Erick tidak hanya tercatat pernah mengelola klub sepak bola di luar negeri. Di tanah air, ia pernah bergabung dengan Persib Bandung pada 2009 hingga 2019. Lalu pada 2021, ia membeli sebagian saham Persis Solo.
Erick juga tidak hanya berkecimpung di sepak bola. Erick Thohir merupakan pendiri sekaligus pemilik klub basket Satria Muda. Ia juga pernah memiliki saham Philadelphia 76ers. Erick merupakan orang Asia pertama yang pernah memiliki tim bola basket NBA.
Selain mengelola klub sebagai bagian dari aktivitas bisnisnya, Erick pernah pula terlibat dalam ajang olahraga besar. Pada 2012, ia diberi tugas sebagai Chef de Mission alias pimpinan kontingen Indonesia yang berlaga dalam ajang Olimpiade di London. Enam tahun berselang, Erick mendapat jabatan yang lebih menantang lagi: ketua panitia penyelenggaraanAsian Games 2018 Jakarta-Palembang.
Demi fokus ke Asian Games 2018, Erick rela menjual sebagian sahamnya di Inter Milan. Tak sia-sia, ajang olahraga terbesar di Asia itu sukses besar.
Selain mengelola klub dan terlibat dalam penyelenggaraan ajang olahraga, ada satu lagi wujud kiprah Erick Thohir di dunia olahraga yang digelutinya sejak lama: memimpin organisasi olahraga.
Erick pernah merasakan memimpin federasi di dua cabang olahraga, yakni bola basket dan sepak bola. Ia menjabat Ketua Umum Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) periode 2006–2010 dan Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (SEABA) periode 2006–2019. Kemudian sejak 2023, ia menjabat Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Sebagai Menpora, kini Erick tidak hanya bertugas mengurus olahraga basket dan sepak bola. Seharusnya, ini bukan masalah bagi Erick karena ia pun pernah menjabat Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia pada 2015 hingga 2019.
Dalam acara Serah Terima Jabatan di Auditorium Kemenpora, Jakarta, Kamis (18/9/2025), Erick mengatakan bahwa olahraga adalah alat pemersatu bangsa dan cerminan martabat Indonesia di mata dunia. Maka dari itu, ia meminta para atlet agar senantiasa berlaga dengan penuh dedikasi demi negara.
"Kalah menang itu biasa, tetapi apakah kita sudah memberikan 110 persen untuk bangsa kita, itu yang terpenting," ucapnya.