Menjadi bagian dari 51 orang terpilih dari total 2.227 pelamar dalam program Sinergi Integritas Muda Indonesia (SINTESIS) KPK 2025 tentu bukan pencapaian biasa. Ini adalah sebuah pengakuan akan dedikasi, kerja keras, dan komitmen terhadap nilai-nilai integritas.
SINTESIS KPK adalah program yang diinisiasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerja sama dengan lembaga asal Jerman GIZ (Deutsche Gesellschaft für Internationale) Zusammenarbeit) bertujuan untuk memberikan wadah bagi anak muda Indonesia dalam mengembangkan budaya integritas dan semangat antikorupsi.
Salah satu sosok yang berhasil menembus ketatnya seleksi tersebut adalah Eka Yusrizal Maulasa, akrab disapa Rizal. Ia hadir sebagai perwakilan Provinsi Jawa Barat, membawa pengalaman panjang melalui program sosial yang telah ia rintis sejak 2016, yaitu Gerakan Self-Production.
Keikutsertaan Rizal dalam program ini tidak hanya menunjukkan prestasinya, tetapi juga mencerminkan komitmen generasi muda dalam berkontribusi pada upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
Dari Gerakan Kecil Menuju Aksi Nasional
Gerakan Self-Production bukanlah program yang lahir dalam semalam. Sejak 2016, Rizal konsisten membangun wadah ini dengan tujuan sederhana namun berdampak besar: memberdayakan pemuda untuk berani berkarya, berpikir kritis, dan berintegritas.
Dalam perjalanannya, Self-Production melahirkan dua sub-program utama:
1. Capetang (Calon Pemimpin di Masa yang Akan Datang)
Capetang bertujuan untuk membekali generasi muda dengan keterampilan kepemimpinan yang solid. Program ini dirancang untuk membentuk individu yang tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga karakter yang kuat dan integritas tinggi.
Fokus pada pengembangan kapasitas generasi muda agar mampu menjadi pemimpin masa depan yang berkarakter, visioner, dan menjunjung tinggi nilai kejujuran.
2. Markicang (Mari Kita Berbincang)
Markicang berfungsi sebagai platform bagi generasi muda untuk berdiskusi, berbagi ide, dan memperluas wawasan mengenai isu-isu penting yang mempengaruhi masyarakat.
Menjadi ruang diskusi terbuka, interaktif, dan ringan untuk membicarakan isu-isu sosial, politik, maupun budaya dengan bahasa yang mudah dipahami anak muda.
Dua program ini telah menjangkau banyak komunitas, sekolah, hingga perguruan tinggi, memperkuat kesadaran bahwa perubahan sosial dimulai dari ruang-ruang kecil yang dikelola secara konsisten.
Kini, melalui SINTESIS KPK, Self-Production dan sub-programnya mendapatkan panggung lebih luas. Rizal tidak hanya membawa nama programnya, tetapi juga menjadi bagian dari jejaring nasional pemuda antikorupsi.

Perjalanan Seleksi yang Ketat
Proses menuju 51 nama terpilih bukan perkara mudah. Dari ribuan pendaftar, seluruh peserta harus melewati tahapan seleksi yang panjang, mencakup administrasi, esai, hingga wawancara mendalam.
Setelah lolos, para terpilih mengikuti kelas persiapan selama satu bulan penuh. Dalam periode ini, mereka diberikan berbagai materi, tugas, serta kesempatan untuk berdiskusi dalam Focus Group Discussion (FGD).
Tujuannya adalah memperkuat ide, menyelaraskan perspektif, dan menyiapkan langkah kolaboratif antarprogram aksi yang dibawa masing-masing peserta.Tak berhenti di situ, puncaknya adalah bootcamp antikorupsi di Pondok Rasamala, Bogor.
Dalam suasana alam terbuka, para peserta dibekali pengalaman langsung mengenai pentingnya membangun integritas, memahami realitas pemberantasan korupsi di Indonesia, sekaligus merancang strategi aksi nyata yang lebih solid.
Sebagai Duta Antikorupsi Nasional
Dengan terpilihnya 51 anak muda dari berbagai provinsi di Indonesia, SINTESIS KPK tidak hanya berhenti pada level program. Mereka secara tidak langsung menjadi Duta Antikorupsi Nasional, membawa semangat integritas ke lingkungannya masing-masing.
Rizal, dengan Gerakan Self-Production, kini berada di garis depan untuk menggaungkan pesan bahwa pemuda bukan sekadar penonton dalam isu pemberantasan korupsi, melainkan pelaku perubahan.
Kolaborasinya dengan KPK melalui SINTESIS membuktikan bahwa gerakan sosial yang berangkat dari akar rumput bisa menemukan relevansi dan dukungan di tingkat nasional.
Keterlibatan Eka Yusrizal Maulasa dalam SINTESIS 2025 juga menjadi simbol bahwa konsistensi dan ketulusan dalam membangun gerakan sosial tidak pernah sia-sia.
Sembilan tahun perjalanan Self-Production menjadi bukti nyata bahwa anak muda mampu menjaga keberlanjutan sebuah gerakan, bahkan sebelum dilirik oleh lembaga besar seperti KPK.
Kini, tantangan terbesar bukan lagi bagaimana memulai, tetapi bagaimana memperluas dampak. Dengan jejaring baru bersama 50 peserta lain, Rizal berkesempatan untuk memperluas jangkauan Self-Production ke skala nasional, bahkan internasional, sembari tetap menjaga akar lokal yang telah ia bangun di Jawa Barat.
Harapan ke Depan
Kehadiran Rizal di SINTESIS KPK 2025 memberikan harapan baru bagi gerakan pemuda Indonesia. Ia membuktikan bahwa integritas dan antikorupsi bisa ditanamkan sejak dini dengan cara yang relevan, kreatif, dan dekat dengan kehidupan anak muda.
“Menjadi bagian dari SINTESIS bukan sekadar pencapaian pribadi, tetapi amanah untuk membawa perubahan nyata. Integritas adalah modal sosial yang harus dijaga bersama,” ungkap Rizal dalam salah satu diskusi internal.
Melalui langkahnya, Rizal menginspirasi banyak orang bahwa melawan korupsi tidak selalu harus dimulai dari ruang sidang atau gedung tinggi. Kadang, perjuangan itu berawal dari ruang-ruang kecil: kelas diskusi, forum pemuda, hingga obrolan santai. Di situlah, Gerakan Self-Production menemukan maknanya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News