Indonesia memiliki satu ras anjing yang patut dibanggakan, yakni anjing Kintamani. Ras anjing asli Indonesia ini tidak hanya menjadi teman setia masyarakat Bali tetapi juga telah mendapatkan pengakuan internasional berkat keunikan dan kecerdasannya.
Sebagai bagian dari warisan biodiversitas Nusantara, anjing Kintamani menyimpan sejarah panjang dan sejumlah fakta menarik yang perlu diketahui publik.
Mengenal Ras Anjing Kintamani
Anjing Kintamani (Canis lupus familiaris) adalah ras anjing domestik yang berasal dari daerah pegunungan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Dinamakan Kintamani karena daerah inilah yang diyakini sebagai tempat berkembang biaknya ras ini secara alami selama berabad-abad.
Legenda masyarakat setempat menyebutkan bahwa anjing ini merupakan keturunan dari seekor anjing liar bernama "Bekuem" yang kawin dengan serigala atau anjing pendatang yang dibawa oleh para pedagang Tiongkok. Namun, penelitian ilmiah modern lebih condong pada teori bahwa mereka adalah hasil evolusi dan seleksi alam dari anjing-anjing lokal di dataran tinggi Bali.
Pengakuan resmi terhadap ras ini merupakan perjalanan panjang. Berkat upaya Drh. Nengah Sudika, AMd, seorang dokter hewan Bali, serta dukungan dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dan akademisi, anjing Kintamani akhirnya diakui oleh Persatuan Kinologi Indonesia (PERKIN) sebagai ras anjing asli Indonesia pada tahun 2006.
Pengakuan ini merupakan titik awal yang penting. Lebih membanggakan lagi, pada tahun 2019, Federation Cynologique Internationale (FCI)—organisasi kinologi dunia yang beranggotakan 98 negara—secara resmi mengakui dan meratifikasi anjing Kintamani sebagai ras anjing internasional yang berasal dari Indonesia. Ini menjadikannya satu-satunya ras anjing asli Indonesia yang diakui dunia.
Ciri Khas Anjing Kintamani
Secara fisik, anjing Kintamani memiliki penampakan yang khas dan mudah dikenali. Postur tubuhnya sedang, proporsional, dan berotot, mencerminkan ketahanannya sebagai anjing gunung. Tinggi badan jantan idealnya 49-57 cm, sedangkan betina 44-52 cm.
Ciri yang paling mencolok adalah bentuk kepala yang unik, menyerupai wajah rubah (fox-like) dengan moncong yang runcing, dahi yang datar, dan telinga tegak berbentuk segitiga yang membedakannya dari ras lain.
Bulu mereka medium panjang, kasar, dan memiliki lapisan bawah yang padat, yang berfungsi melindungi dari hawa dingin pegunungan. Warna bulu yang paling khas dan banyak ditemui adalah putih dengan semburat kemerahan atau krem di sekitar telinga.
Warna lainnya seperti hitam, coklat, atau brindle (belang) juga diterima, tetapi putih adalah yang paling ikonik. Ekornya yang berbulu tebal melengkung ke atas dan membentuk sebuah "simpul" atau "sabit" di atas punggung, menambah kesan anggun dan waspada.
Dari segi perilaku, anjing Kintamani dikenal cerdas, mandiri, dan setia kepada pemiliknya. Mereka memiliki insting teritorial yang kuat, membuatnya menjadi anjing penjaga yang sangat baik dan waspada terhadap orang asing.
Meski terlihat agak independen dan tidak manja, mereka bukanlah anjing yang agresif tanpa alasan. Mereka umumnya bersih, bahkan dikenal memiliki kebiasaan menggali lubang untuk tempat tidur atau membuang kotorannya.
Baca juga Kisah anjing Bertanduk dari Bali, Cerita Tentang Perselisihan Antara Dua Sahabat
Berbeda dengan Anjing Kampung
Sering kali muncul pertanyaan, apa bedanya anjing Kintamani dengan anjing kampung (anjing khas Indonesia atau anjing KCI) lainnya?
Perbedaannya cukup signifikan. anjing Kintamani adalah ras murni yang telah melalui proses standarisasi yang ketat terhadap ciri-ciri fisik dan silsilahnya (line breeding).
Sementara anjing kampung adalah istilah untuk anjing-anjing berdarah campuran (mixed-breed) tanpa ciri fisik yang seragam dan tanpa silsilah yang terdokumentasi. anjing Kintamani memiliki penampilan yang konsisten pada bentuk kepala, telinga, ekor, dan proporsi tubuh, sesuatu yang tidak dimiliki oleh anjing kampung.
Selain itu, temperamennya yang khas, di antaranya mandiri, bersih, dan waspada juga merupakan hasil dari seleksi genetik yang lama di lingkungan geografis yang spesifik.
Fakta Unik Anjing Kintamani
Selain kesetiaannya, anjing Kintamani menyimpan sejumlah keunggulan. Ras ini dikenal sangat tangguh dan memiliki daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit tropis. Usia hidup mereka relatif panjang, dapat mencapai 14 hingga 16 tahun dengan perawatan yang tepat.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Jurnal Veteriner (2018) meneliti keragaman genetik anjing Kintamani dan menyimpulkan bahwa mereka memiliki fondasi gen yang cukup beragam dan sehat, yang berkontribusi pada vitalitasnya.
Fakta unik lainnya adalah status mereka dalam budaya Bali. anjing Kintamani sering diikutsertakan dalam lomba atau pameran kecantikan anjing, baik nasional maupun internasional. Mereka juga dianggap sebagai bagian dari kehidupan spiritual masyarakat Bali.
Yang tak kalah menarik, meski berasal dari lingkungan pegunungan, anjing Kintamani memiliki kemampuan adaptasi yang sangat baik dan dapat dipelihara di berbagai kondisi dataran rendah, asalkan kebutuhan akan olahraga dan ruang bermainnya terpenuhi.
Anjing Kintamani adalah aset nasional yang berharga. Mereka adalah perwujudan nyata dari kekayaan biodiversitas Indonesia dan bukti bahwa dengan konservasi dan penelitian yang serius, produk budaya dan alam Nusantara dapat go internasional. Memelihara anjing Kintamani tidak hanya tentang memiliki hewan kesayangan, tetapi juga turut melestarikan sebuah warisan bangsa yang patut dibanggakan.
Baca juga Bagaimana Manusia dan anjing Menjadi Sahabat? Ini Kata Ilmuwan
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News