lentera dari mengening kisah inspiratif komang anik penerima apresiasi sia 2021 mengubah sampah menjadi ilmu - News | Good News From Indonesia 2025

Lentera dari Mengening: Kisah Inspiratif Komang Anik Penerima Apresiasi SIA 2021 Mengubah sampah menjadi Ilmu

Lentera dari Mengening: Kisah Inspiratif Komang Anik Penerima Apresiasi SIA 2021 Mengubah sampah menjadi Ilmu
images info

Kesenjangan ekonomi yang kini makin maraknya di Indonesia menjadi permasalahan yang harus sesegera mungkin dicarikan solusi yang terbaik. Banyak masyarakat yang kurang mampu belum mendapatkan bantuan secara merata dari pemerintah, hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana caranya mengajukan bantuan dan kepada siapa ditujukan.

Selain itu terkadang yang mendapatkan bantuan tidak tepat sasaran, masyarakat banyak mengeluhkan di lapangan, bahwa yang mendapatkan bantuan justru orang yang sudah mampu. Lalu bagaimana mengatasi permasalahan ini?

Sebuah kisah inspiratif datang dari seorang relawan asal Bali bernama Komang Anik. Dia memulai perjalanannya mengedepankan prinsip kemajuan pendidilkan melalui skala kecil di sebuah desa yang dinamakan Desa Mengening.

Desa kecil itu berada di pelosok pesisir kota Bali tepatnya kabupaten Buleleng. Memulai perjalanan sebagai agent of change di Desa Mengening, Komang Anik penerima apresiasi SATU Indonesia Awards (SIA) Astra Tahun 2021 merajut asa menuju perbaikan sistem pendidikan di Desa Mengening dari program programnya melalui Yayasan Project Jyoti Bali (YPJB).

Lentera sebagai cahaya bagi anak anak desa Mengening rupanya belum cukup untuk menerangi pemberdayaan pendidikan secara menyeluruh.

Komang Anik yang muncul sebagai agent of change memfokuskan bagaimana pendidikan gratis direalisasikan melalui cara yang lebih mudah. Lentera itu bukan terbuat dari kaca atau minyak, melainkan dari tekad seorang anak desa yang kini kembali untuk menyalakan cahaya.

Komang Anik tahu, pendidikan adalah api kecil yang bisa menghangatkan dinginnya keterbelakangan. Dari sampah dia merajut ilmu, dari keterbatasan dia menyalakan mimpi.

"Sejatinya program ini dibentuk untuk fokus pada pemberdayaan anak melalui pendidikan gratis sambil mengenalkan pentingnya peduli terhadap lingkungan lewat daur ulang sampah, sehingga nantinya sampah sampah tersebut digunakan untuk membayar pendidikan gratis tersebut." Ujar Komang Anik.

Melalui program program dari Yayasan Project Jyoti Bali (YPJB) yang ia kembangkan, cahaya yang dahulu redup kini bersinar kembali, anak anak disana diberi fasilitas pendidikan gratis dengan syarat meungumpulkan sampah untuk didaur ulang menjadi Ecobrik dan Bantal (Bank Sampah).

Sebagai agent of change, Komang Anik juga menjalankan program Bedah Rumah dengan bentuk kegiatannya yaitu berkoordinasi dan mendata rumah yang layak dibedah kemudian melaporkan pada pihak terkait dan mengumpulkan bantuan kemudian disalurkan kepihak yang membutuhkan. 

Kini, lebih dari seratus anak dari Desa Mengening dan sekitarnya rutin belajar di Taman Pintar. Beberapa di antara mereka berhasil menorehkan prestasi membanggakan seperti juara olimpiade matematika tingkat kabupaten, tampil di pentas seni lintas daerah, hingga menjuarai kejuaraan karate. Mereka yang dulu hampir putus sekolah, kini kembali memeluk mimpi yang pernah mereka lepaskan.

Selain pendidikan gratis, YPJB mengembangkan berbagai program sosial seperti :

  • Educational Project, untuk pembelajaran gratis 124 anak dari Desa Mengening dan sekitarnya, meliputi Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Bali, Pendidikan Karakter, serta seni budaya dan karate.
  • Door to Door Project, yaitu memberikan bantuan langsung berupa sembako dan dana untuk keluarga kurang mampu.
  • Bedah Rumah dengan mendata dan membantu rumah warga yang tidak layak huni melalui dukungan donatur.
  • Go Green and Clean, kegiatan bersama membersihkan pantai, pura, dan tempat umum, serta mengolah sampah plastik menjadi ecobrick dan bantal. Jyoti Project menghidupkan kegiatan budaya dan spiritual bagi anak-anak desa.

Dampak program yang dijalankan Komang Anik sangat nyata. Lebih dari seratus anak kini memiliki ruang belajar yang aman, nyaman, dan gratis. Mereka yang sebelumnya nyaris kehilangan kesempatan untuk sekolah kini kembali bersemangat.

Beberapa bahkan menorehkan prestasi membanggakan, seperti juara olimpiade matematika tingkat kabupaten, masuk 25 besar OSN Matematika tingkat provinsi, hingga menjadi juara dalam kejuaraan karate dan lomba seni budaya.

Berkat Komang Anik, harapan untuk menerangi masa depan anak anak Desa Mengening kian bertambah terang dari waktu ke waktu.

Bagi Komang Anik, perjuangan ini bukan hanya tentang mendirikan ruang belajar, tetapi tentang menyalakan api harapan yang tak boleh padam. Ia percaya bahwa setiap anak desa, sekecil apa pun mimpinya, berhak mendapat kesempatan yang sama untuk belajar dan tumbuh.

"Harapan saya sederhana, agar anak-anak Desa Mengening dan desa-desa lain di pelosok negeri bisa meraih pendidikan tanpa terbebani biaya. Saya ingin mereka berani bermimpi, berani melangkah, dan suatu hari nanti menjadi penerang bagi orang lain." tutur Komang Anik. 

Lentera kecil yang ia nyalakan di Desa Mengening kini telah menjelma cahaya yang menuntun generasi baru. Dan dari sana, pesan itu bergema bahwa perubahan besar selalu bisa dimulai dari langkah sederhana, dari sebuah desa terpencil, dari hati yang peduli.

#ayopedulilingkungan #kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

TP
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.