kenalan lebih dekat dengan porang umbi kaya serat asli indonesia yang diam diam jadi senjata rahasia melawan gula darah kolesterol hingga berat badan berlebih - News | Good News From Indonesia 2025

Manfaat Porang: Dari Atur Gula Darah hingga Turunkan Berat Badan

Manfaat Porang: Dari Atur Gula Darah hingga Turunkan Berat Badan
images info

Tren hidup sehat kini bukan sekadar slogan, tetapi sudah berubah menjadi gaya hidup baru masyarakat modern. Di kota-kota besar, kita dengan mudah menemukan orang yang rela bangun pagi demi berlari di taman, mengikuti kelas yoga, atau berbondong-bondong mendaftar ke pusat kebugaran.

Tak berhenti di situ, tren ini juga merambah ke dapur: pilihan makanan rendah kalori, minim gula, dan tinggi serat semakin menjadi incaran.

Dalam pusaran tren global tersebut, siapa sangka sebuah umbi lokal Indonesia yang dahulu dianggap remeh, kini muncul sebagai bintang baru. Ya, porang—si umbi yang dulunya hanya dipandang sebelah mata—sekarang menjelma menjadi komoditas emas dengan manfaat kesehatan luar biasa.

Dari Tanaman Liar ke Komoditas Bernilai Tinggi Porang, atau nama ilmiahnya Amorphophallus muelleri Blume, sesungguhnya sudah lama tumbuh liar di hutan-hutan Jawa, Sulawesi, hingga Nusa Tenggara.

Petani tradisional kerap mengabaikannya karena dianggap tidak bernilai jual. Bahkan, masyarakat yang tak terbiasa mengolahnya justru menghindari porang karena bisa menyebabkan rasa gatal ketika dikonsumsi mentah.

Namun, perubahan cara pandang mulai terjadi ketika penelitian demi penelitian mengungkap fakta mengejutkan: porang memiliki kandungan glukomanan yang sangat tinggi, sejenis serat larut air yang jarang ditemukan pada tanaman lain.

Di Jepang, glukomanan sudah lama diolah menjadi konnyaku atau mie shirataki yang terkenal rendah kalori. Tak heran jika akhirnya porang yang berasal dari Indonesia mulai dilirik pasar internasional.

Berdasarkan Jurnal Sains dan Kesehatan porang memiliki Kandung serat mencapai 25% dan protein sekitar 9,20%. Angka ini membuatnya unggul dibandingkan umbi lain seperti singkong, talas, atau ubi jalar. Akan tetapi yang paling mencengangkan, porang menyimpan kandungan glukomanan antara 5–60%—salah satu yang tertinggi di dunia.

Glukomanan inilah yang menjadikan porang berbeda. Sifatnya yang mampu menyerap air hingga berkali lipat dari berat aslinya membuat perut terasa lebih kenyang dalam waktu lama. Tidak berhenti di situ, glukomanan juga berperan penting dalam mengatur metabolisme tubuh.

Manfaat Porang bagi Kesehatan

1. Membuat Kenyang Lebih Lama

Banyak pelaku diet kini menjadikan porang sebagai sekutu utama. Sifat glukomanan yang menyerap air membuat perut terasa penuh lebih lama, sehingga membantu mengurangi nafsu makan berlebihan.

Produk berbasis porang, seperti mie shirataki atau nasi rendah kalori, menjadi alternatif populer bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan tanpa harus “berperang” melawan rasa lapar.

2. Mengontrol Gula Darah

Penderita diabetes kerap kesulitan menemukan makanan pengganti yang aman dikonsumsi. Porang hadir sebagai solusi, dengan kadar glukosa yang rendah dan serat yang memperlambat penyerapan gula dalam tubuh. Efeknya, lonjakan gula darah bisa dikendalikan lebih stabil.

3. Menurunkan Kolesterol

Tak sedikit penelitian menunjukkan bahwa glukomanan mampu mengikat lemak dalam saluran pencernaan. Ikatan ini mencegah tubuh menyerap kolesterol jahat (LDL), sehingga kadar kolesterol dalam darah dapat ditekan.

4. Melancarkan Sistem Pencernaan

Serat larut air dari porang juga berfungsi menjaga kesehatan usus, memperlancar buang air besar, dan mencegah sembelit. Bagi mereka yang sering mengeluhkan masalah pencernaan, konsumsi olahan porang bisa menjadi solusi alami.

Potensi dan Risiko yang Perlu Dipahami

Meski kaya manfaat, bukan berarti porang bebas risiko. Dikuti dari Jurnal Abdi Masyarakat Kita bahwa mengonsumsi porang mentah atau tanpa pengolahan tepat bisa menimbulkan sensasi gatal di mulut dan tenggorokan.

Hal ini disebabkan oleh kandungan kalsium oksalat yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, teknik pengolahan yang benar sangat krusial untuk memastikan keamanan konsumsi.

Di sisi lain, potensi ekonominya sangat besar. Indonesia sebagai salah satu produsen utama porang dunia memiliki peluang emas untuk menguasai pasar ekspor, terutama ke Jepang, Tiongkok, dan negara-negara Eropa yang semakin peduli dengan pangan sehat. Sayangnya, pasar domestik sendiri justru masih kurang mengapresiasi porang.

Fenomena porang juga menggambarkan bagaimana tren global mampu mengubah wajah pangan lokal. Apa yang dulu dianggap “tidak berharga” kini menjadi primadona. Kisah porang seakan mengulang sejarah kopi dan kakao Indonesia: dulu ditanam seadanya, kini menjadi komoditas ekspor bernilai tinggi.

Pertanyaannya, apakah Indonesia mampu memanfaatkan momentum ini? Jika dikelola dengan baik, porang bukan hanya sekadar umbi untuk diet. Ia bisa menjadi simbol kedaulatan pangan, sumber ekonomi baru bagi petani, sekaligus bukti bahwa kekayaan alam Indonesia tidak pernah habis untuk digali.

Kini, ketika masyarakat semakin sadar pentingnya pola makan sehat, porang hadir bukan hanya sebagai “alternatif”, tetapi sebagai jawaban.

Dari dapur rumah tangga hingga meja riset internasional, porang membuktikan bahwa ia bukan sekadar umbi biasa. Ia adalah representasi dari transformasi pangan lokal menuju panggung dunia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NI
FS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.