Setiap perjalanan menuju pengembangan diri selalu berangkat dari sebuah langkah kecil yang berani. Di Aceh, tepatnya di Kampung Berseri Astra (KBA) Alue Naga, kita dapat menemukan sebuah kisah inspiratif tentang bagaimana sebuah komunitas mampu membangkitkan semangat warganya untuk berkembang, belajar, dan berdaya.
KBA Alue Naga berlokasi di Dusun Desa Alue Naga, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, hanya sekitar 70 meter dari SD 58 Kota Banda Aceh, Gampong Alue Naga, dan dikenal pula dengan sebutan kawasan Musafir Jin: Syeh Abdurrauf. Dari tempat sederhana ini, lahirlah berbagai inisiatif yang tidak hanya memperkuat kehidupan sosial, tetapi juga menumbuhkan semangat pengembangan diri setiap individu yang terlibat.
Sosok sentral di balik gerakan ini adalah Ichsan, S.St.Pi, M.P. Sebagai penggerak KBA Alue Naga, Ichsan memahami betul bahwa kunci perubahan terletak pada manusia itu sendiri. Melalui berbagai kegiatan, ia menanamkan keyakinan bahwa setiap orang memiliki potensi luar biasa yang dapat digali dan diasah untuk masa depan yang lebih baik.
Alue Naga adalah gampong yang berada di kawasan pesisir Banda Aceh. Letaknya yang dekat dengan laut membuat masyarakatnya akrab dengan dinamika alam. Tantangan kehidupan pesisir seperti keterbatasan akses, peluang ekonomi, hingga dampak bencana pernah menjadi bayangan yang membatasi langkah. Namun, di balik itu semua, ada semangat untuk bangkit, berdaya, dan membangun masa depan dengan cara baru.
Desa Sejahtera Astra Menginspirasi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
Kawan GNFI, melalui KBA Alue Naga, masyarakat belajar bahwa pengembangan diri tidak hanya tentang mengejar cita-cita pribadi, melainkan juga tentang memberi manfaat untuk lingkungan sekitar. Misalnya, kegiatan pemberdayaan ekonomi lokal, edukasi untuk anak-anak, hingga pelatihan keterampilan yang digagas bersama Ichsan. Semua ini menjadi jalan bagi warga untuk terus bertumbuh dan tidak merasa tertinggal dalam arus perubahan zaman.
Sebagai seorang penggerak, Ichsan tidak hanya hadir sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai sahabat yang mendampingi warga. Ia mendorong anak-anak muda untuk berani bermimpi, membantu para orang tua agar tetap produktif, dan memfasilitasi ruang kolaborasi bagi siapa saja yang ingin belajar hal baru.
Dalam sebuah kesempatan, Ichsan berkata, “Perubahan tidak datang dari luar, melainkan dari dalam diri kita sendiri. Jika kita mau belajar dan berani mencoba, maka sekecil apa pun langkahnya akan membawa hasil besar di masa depan.”
Dari prinsip ini, lahirlah berbagai aktivitas yang memperkuat kepercayaan diri warga. Contohnya, anak-anak desa didorong untuk mencintai pendidikan, generasi muda dilibatkan dalam pelestarian lingkungan pesisir, dan para ibu dibekali keterampilan untuk menambah penghasilan keluarga. Semua ini adalah bentuk nyata pengembangan diri yang berawal dari keberanian untuk mencoba.
Kawan GNFI, kisah KBA Alue Naga memberi pelajaran penting bahwa pengembangan diri tidak selalu harus dimulai dari hal besar. Justru dari langkah kecil di lingkungan sekitar, perubahan bisa menjalar lebih luas. Seperti masyarakat Alue Naga yang kini lebih percaya diri, mandiri, dan optimis menatap masa depan.
Jika mereka bisa, tentu kita pun bisa. Mulailah dari mengenali potensi dalam diri, lalu beranilah mengambil langkah nyata. Jangan tunggu sempurna, karena proses belajar adalah bagian dari perjalanan.
Mari jadikan kisah dari Alue Naga ini sebagai pengingat, bahwa setiap orang punya kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Dan ketika kita tumbuh, lingkungan kita pun ikut bangkit.
Salam hangat dari Banda Aceh untuk seluruh Kawan GNFI di mana pun berada.
Santi Setyaningsih, Pejuang Tunarungu yang Menggerakkan Inklusi Disabilitas
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
