Kawan GNFI, seperti yang telah kita ketahui literasi di Indonesia masih berada di posisi yang sangat memperihatinkan.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti yang mengatakan bahwa sebanyak 75 persen anak usia 15 tahun memiliki kemampuan membaca tetapi tak memahami apa yang mereka baca. dikutip dari tempo.
Kondisi tersebut terjadi karena banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya tingkat literasi di Indonesia. Salah satunya adalah terbatasnya akses masyarakat terhadap sumber bacaan dan pendidikan yang layak.
Lalu, situasi ini semakin parah dengan adanya kesenjangan kualitas pendidikan di berbagai daerah di Indonesia, yang membuat sebagian anak di daerah tidak mendapatkan pendidikan yang layak dan setara.
Namun, di tengah kekhawatiran mengenai gentingnya tingkat literasi di Indonesia, sosok pahlawan hadir dari pulau Ende, Nusa Tenggara Timur untuk menyebarkan semangat membaca buku dan berliterasi.
Dia adalah Hifni Djafar, seorang guru honorer yang berhasil mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Rumah Kreatif Sahabat Nusantara. Namun, terdapat kisah menarik di balik berdirinya taman bacaan tersebut. Apa itu? Yuk! Simak kisah lengkapnya di bawah ini!
Kisah Inspiratif dari TBM Rumah Kreatif Sahabat Nusantara
Hifni Djafar merupakan seorang guru honorer di SMA Negeri Pulau Ende sekaligus penggagas komunitas literasi TBM Rumah Kreatif Sahabat Nusantara.
Awalnya komunitas ini dibuat oleh para mahasiswa Universitas Indonesia yang sedang menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pulau Ende pada tahun 2011. Setelah program KKN selesai, taman bacaan sudah tidak pernah tersentuh lagi dan hal inilah yang memantik hifni untuk melanjutkan taman bacaan tersebut.
Selain itu, minimnya fasilitas perpustakaan dan wadah kreativitas untuk anak-anak menjadi penyemangat Hifni untuk terus mengembangkan TBM Rumah Kreatif Sahabat Nusantara.
Perjalanan Hifni dalam mengelola TBM tidaklah mudah, karena dalam mengelola komunitas tersebut terdapat tantangan yang harus ia hadapi, yaitu keterbatasan dana. Hal ini juga ia sampaikan dalam wawancaranya dengan Radio Idola Semarang. “Tantangannya itu yang pertama, minta izin mohon maaf kak. Memang kita ini swadaya kantong sendiri. Saya sering mengatakan kepada relawan kita istilahnya K4 (kantong kami kas kami).” Ujarnya.
Baca juga: Cerita Hano Wene di Pedalaman Papua Terobos Batas Geografis untuk Akses Literasi
Meskipun memiliki keterbatasan dana, Hifni dan para relawan pun tak menyerah. Ia menambahkan bahwa mereka memiliki solusinya dengan patungan dan menjual produk-produk mereka, seperti menjual snack di warung iqro.
Selain keterbatasan dana, TBM yang dikelola Hifni juga memiliki tempat yang sangat sederhana. Dalam wawancaranya dengan Radio Idola ia juga menjelaskan bahwa TBM hanya beralaskan tikar dan berada di bangunan semi permanen berukuran 6x6 dengan dinding berbahan triplek.
Sebab keterbatasan tempat inilah yang membuat Hifni turut mengubah rumahnya menjadi markas dari TBM.
Selain itu Ia juga bercerita ketika Menteri Agama datang untuk mensurvey TBM, ia dan rekan-rekan komunitasnya hanya bisa berkata “Ya iya pak taman baca kami segini, di alam dan apa adanya.”
Bahkan saking sederhananya TBM tidak memiliki kursi untuk duduk, “Jadi ketika orang datang, karena kita di kampung kan jadi ya alamiah saja bentang tikar,” ujarnya.
TBM Rumah Kreatif Sahabat Nusantara Sebagai Pilar Pembangunan di Pulau Ende
TBM Rumah Kreatif Sahabat Nusantara yang dikelola oleh Hifni dan para relawan telah menjadi tonggak pembangunan di Pulau Ende khususnya, dusun Kemo.
Hal itu bisa dilihat dari beberapa program yang dihasilkan, seperti kampung literasi, kader literasi, pos baca, sekolah literasi, dan berbagai program unggulan lainnya.
Melansir dari laman cakrawalantt.com, Hifni juga memaparkan bahwa program-program yang sedang berjalan seperti kader literasi para anggotanya kerap melakukan pembinaan pada pelajar SD sampai SMA.
Di sisi lain, program kampung literasi juga telah mendesain kampung untuk melakukan kegiatan dan aktivitas literasi yang mana di dalamnya juga terhubung dengan program Kebun Literasi sebagai media pembelajaran.
Diketahui juga, saat ini jumlah buku yang berada di taman bacaan tersebut berjumlah kurang lebih 1600an. Jumlah tersebut didapatkan dari kantong pribadi Hifni dan para sukarelawan, serta dari sebuah unit usaha yang ia bentuk bernama warung IQRO di mana hasil dari penjualannya akan digunakan untuk mendanai kegiatan literasi.
Baca juga: Pemuda, Buku, dan Lapak Literasi di Bangka Belitung
Hebatnya lagi, buku-buku tersebut selama sepekan akan dititipkan di berbagai pos literasi yang tersebar di 9 desa di pulau Ende dan untuk memastikan semua kegiatan literasi berjalan lancar, Hifni menggandeng beberapa lembaga pendidikan serta pemerintah kabupaten Ende untuk mendukung kegiatan yang dia jalankan.
Apresiasi Kampung Berseri ASTRA
Dedikasi Hifni dan para relawan dalam membangun komunitas ini berhasil menjadikan Taman Bacaan Masyarakat Rumah Kreatif Sahabat Nusantara sebagai salah satu Kampung Berseri Astra pada tahun 2023.
Hifni sendiri di tahun 2017 juga pernah mendapatkan penghargaan dari PT Astra Internasional Tbk sebagai pemenang SATU Indonesia Awards tingkat Provinsi dalam bidang pendidikan, karena taman bacaan yang dikelolanya ini memberikan dampak meningkatnya minat baca anak-anak yang berada di daerahnya.
Dengan hadirnya Hifni dan semangatnya dalam memajukan literasi di daerahnya, bisa menginspirasi kita semua untuk turut bergotong-royong dalam meningkatkan angka literasi di Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News