cerita hano wene di pedalaman papua terobos batas geografis untuk akses literasi - News | Good News From Indonesia 2025

Cerita Hano Wene di Pedalaman Papua Terobos Batas Geografis untuk Akses Literasi

Cerita Hano Wene di Pedalaman Papua Terobos Batas Geografis untuk Akses Literasi
images info

Jauh dari gemerlap infrastruktur modern, Papua dengan kekayaan budaya dan alamnya yang memukau menyimpan tantangan besar dalam hal literasi.

Tumpukan buku-buku sederhana menjadi jembatan hingga menemani hari anak-anak pedalaman sebagai selembar kertas yang membawa cerita hingga menjadi jendela dunia yang paling berharga.

Satu buku, satu harapan, satu masa depan Papua menjadi misi bagi Hano Wene, suatu yayasan yang didirikan oleh Neas Wanimbo pemuda daerah asal Papua dengan tugasnya yang mulia dalam mengentaskan buta aksara dan menguatkan literasi bagi masyarakat pedalaman Papua.

Dengan tagline “Setiap Anak Harus Bisa Baca”, Hano Wene menjadi jembatan dalam menyalakan literasi di pelosok hingga membuktikan bahwa jarak dan batas geografis bukanlah suatu alasan dan halangan untuk membaca dan menulis.

Tantangan besar yang dihadapi oleh Neas Wanimbo dalam kondisi terbatas, minim fasilitas, seringkali membuatnya putus asa di tengah perjalanan.

Berani menembus hutan, menyebrangi sungai, hingga menempuh perjalanan terjal menjadi salah satu tantangan besar demi memastikan bahwa setiap anak di pedalaman Papua memiliki kesempatan yang sama untuk mengenal aksara.

Hano Wene tak hanya menjadi jembatan literasi, tetapi menjadi jalan dalam menumbuhkan keberanian untuk bermimpi lebih besar.

Baca juga: Kreasi Anjani Sekar Arum Jaga Seni Batik dan Tradisi Bantengan Melalui Motif Ikoniknya

Hano Wene Jembatan Kabar Baik untuk Pedalaman Papua

Perpustakaan Hano Wene Papua via instagram/@hanowene

Yayasan Hano Wene yang berdiri sejak 2017 menjadi tempat untuk mengumpulkan buku dari luar Papua sebelum mengirimkannya ke berbagai pelosok.

Menurut Neas Wanimbo, pendidikan merupakan solusi karena dirinya percaya melalui pendidikan mampu mengubah cara berpikir, mengubah pola hidup, dan kuncinya ada dalam pendidikan dan buku.

Hano Wene sendiri sebenarnya diambil dari kosa kata asli Wamena bermakna ‘Kabar Baik’. Pendirian perpustakaan dan pengiriman buku-buku menjadi fokus utama untuk menyebarkan kabar baik di pedalaman Papua.

Buku bagi Neas Wanimbo sangat penting untuk sektor pendidikan dan peningkatan literasi di pedalaman Papua. Literasi untuk masyarakat pedalam Papua harus ditingkatkan demi sumber daya manusia yang lebih maju, berpengetahuan, memiliki skill, dan tak mudah tersingkirkan.

Penyebaran buku di pelosok Papua ini telah merata mulai dari Lanny Jaya, Wamena, Yahukimo, Mamberamo, Kaimana, Raja Ampat, hingga Manokwari.

Buku yang dikirimkan pun beragam mulai dari buku paket pelajaran sekolah, buku anak-anak, buku dongeng, buku cerita, hingga alat tulis dan buku keagamaan.

Melalui donasi dari berbagai pihak seperti komunitas, organisasi, pihak perorangan, dan perusahaan, buku-buku ini dapat tersalurkan berkat adanya yayasan Hano Wene.

Meski kondisi geografis yang cukup berat dengan medan penuh tantangan, Hano Wene menjadi cerita akan perjuangan dalam menjangkau pedalaman Papua dengan melaksanakan misi mulia untuk memajukan literasi bangsa.

Baca juga: Pemuda, Buku, dan Lapak Literasi di Bangka Belitung

Hano Wene Untuk Literasi di Pedalaman Papua

Neas Wanimbo pendiri Hano Wene via instagram/@hanowene

Berawal dari sulitnya mendapat buku bacaan saat duduk di bangku sekolah dasar, Neas Wanimbo mendirikan yayasan Hano Wene dengan harapan memudahkan akses bahan bacaan di sejumlah daerah pedalaman Papua.

Terbatasnya akses pendidikan di sekolahnya, sulit mengakses buku bacaan hingga hanya ada satu guru yang mengajar untuk enam kelas, menjadikan Neas Wanimbo memiliki tekad untuk memajukan literasi di Papua.

Bisa membaca, menulis, dan berhitung pun menjadi salah satu kabar baik bagi mereka yang tinggal di pedalaman Papua dan buku sangat penting dengan harapan dapat menambah wawasan dan menjadi jendela dunia.

Hano Wene dengan makna ‘Kabar Baik’-nya ini diharapkan mampu menyebarkan kebaikan untuk masyarakat pedalaman Papua hingga perpustakaan yang didirikannya pula terbuka untuk umum supaya tak hanya anak-anak saja, tapi masyarakat pun bisa mengakses buku bacaan disana.

Meski awalnya mendapatkan kesulitan akan kepercayaan masyarakat dalam pendirian perpustakaan ini, tapi Neas Wanimbo mampu meyakinkan dan mengajak masyarakat untuk sama-sama berkunjung dan membaca di Hano Wene.

Berkat inisiatif inilah kini Neas Wanimbo melalui Hano Wene mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Awards dari PT. Astra International Tbk, dalam sektor pendidikan pada tahun 2024.

Hano Wene menjadi jembatan membangun masa depan bagi generasi Papua pedalaman untuk masa mendatang. Setiap buku yang terbaca dan setiap cerita yang tertulis menjadi cahaya baru dalam mendukung semangat literasi di tanah Papua.

Hano Wene menjadi bukti bahwa asa literasi terus tumbuh melalui gerakan kecil dengan dampak besar untuk generasi Papua yang lebih bermakna.

Hano Wene menjadi inspirasi, dimulai dari tempat paling sunyi hingga merajut semangat literasi untuk membangun Papua lebih berliterasi.

#kabarbaiksatuindonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.