Terbesit dalam pikiran, Bangka Belitung adalah destinasi wisata alam yang tidak akan pernah habis. Namun, di balik keindahan alam tersebut terdapat rongga-rongga semangat gerakan literasi dan lapak baca yang juga tidak pernah mati.
Di antara derasnya laju aktivitas anak muda yang mengikuti perkembangan zaman, terdapat salah satu anak muda sekaligus putra daerah yang memilih alur berbeda. Ramsyah Al Akhab, pemuda kelahiran Desa Kelapa, Kabupaten Bangka Barat, yang kini menjadi pencetus gerakan literasi di daerahnya.
Mulanya, Ramsyah adalah seorang mahasiswa yang aktif dalam bidang kepenulisan dan pers mahasiswa. Ia aktif dalam berbagai kegiatan jurnalisme mahasiswa yang membawanya menyelam ke dalam aktivitas membaca, berdiskusi, dan menulis. Tidak disangka, kebiasaan sederhana tersebut membawanya untuk turut menginisiasi gerakan literasi.
Pemuda yang lahir pada tahun 1999 itu konsisten untuk berkontribusi lewat bidang pendidikan. Dengan usia yang tergolong muda, Ramsyah menjaga semangatnya sejak bangku perkuliahan untuk dapat memberi arti dunia literasi bagi daerahnya.
Awal Mula Diskusi Buku dan Lapak Baca
Ide ini dimulai pada tahun 2019. Tidak sendirian, Ramsyah menginisiasi gerakan ini dengan nama Diskusi Buku dan Lapak Baca bersama teman-teman kampusnya.
Membawa bekal konsistensi, kegiatan ini rutin digelar di Pangkalpinang dengan suguhan sederhana berupa lapak kecil dihiasi tumpukan buku yang bebas dibaca oleh siapa saja.
Perlahan kegiatan ini mulai diterima dan tumbuh menjadi ruang alternatif pemuda sebagai wadah untuk membaca, berdiskusi, hingga berkarya melalui tulisan.
Berasal dari gerakan tersebut, lahir kembali dari semangat kolektif Melalui cita yang sama dari para pemuda Bangka Belitung, Komunitas Aksara Muda (KOSADA) dicetuskan sebagai tempat untuk menumbuhkan kecintaan literasi bahkan menjadi ruang dalam bertukar ide, menulis, hingga membuat karya.
Asa dan Cita
Gerakan ini tentunya memiliki banyak sekali tantangan. Seperti masalah pendidikan di beberapa daerah lainnya, Ramsyah mengalami keterbatasan fasilitas dan mendapati bahwa minat baca masyarakat sekitar yang masih rendah.
Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat Ramsyah untuk berdampak. Ia meyakini bahwa perubahan akan terlaksana melalui langkah kecil dan konsisten.
Ia memiliki mimpi agar Diskusi Buku dan Lapak Baca tidak hanya digerakkan oleh dirinya dan komunitasnya saja. Perlu adanya kolaborasi pemuda Bangka Belitung untuk membangun daerah dalam hal ini pendidikan, agar terwujudnya pemuda yang berliterasi, kritis, terbuka, dan semakin berdaya.
Bukan Akhir, Melainkan Awal yang Baru
Gerakan literasi yang dilakukan ini menuai sambutan dan perhatian positif. Pada tahun 2023, Ramsyah dan teman-temannya melalui Komunitas Aksara Muda mendapatkan apresiasi dari Astra lewat SATU Indonesia Awards. Apresiasi ini merupakan keberhasilan atas konsistensi dan komitmen mereka untuk berdampak pada masyarakat sekitar.
Hal ini menjadi jawaban besar bahwa pendidikan tidak hanya datang dari ruang dan sarana yang lengkap serta sempurna. Pendidikan kembali lagi pada hakikatnya sebagai jendela pengetahuan dan alat pembebasan masyarakat. Melalui aksi lapak buku dan diskusi sederhana, membuktikan bahwa perubahan bisa dari hal yang mendasar.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News