jalan medan merdeka saksi bisu sejarah dan gelombang demonstrasi - News | Good News From Indonesia 2025

Jalan Medan Merdeka: Saksi Gelombang Demonstrasi di Jakarta

Jalan Medan Merdeka: Saksi Gelombang Demonstrasi di Jakarta
images info

Kalau Kawan GNFI sering melewati kawasan Monas, pasti sudah tidak asing lagi dengan Jalan Medan Merdeka. Setiap hari, jalan ini dipadati kendaraan, dikelilingi gedung-gedung penting, dan jadi saksi bisu berbagai aktivitas warga maupun agenda kenegaraan. 

Jalan ini bukan sekadar ruas ramai di pusat Jakarta, tapi juga menyimpan sejarah yang menarik untuk diketahui. Pada artikel ini, Good News From Indonesia telah merangkumkan sejarah singkat hingga peristiwa demonstrasi yang pernah terjadi di jalan ini. Simak sampai habis, ya!

Sejarah Singkat Jalan Medan Merdeka

Awalnya, kawasan ini dikenal dengan nama Koningsplein atau Lapangan Raja pada masa kolonial Belanda. Kawasan Medan Merdeka sendiri dibangun di era Gubernur Jenderal Marsekal Daendels pada 1808 hingga 1811. 

Saat diangkat menjadi Gubernur Jenderal, Daendels mendapat mandat untuk memindahkan pusat pemerintahan dari Batavia ke Semarang atau Surabaya. Namun, ia justru memilih kawasan Weltevreden, yang letaknya sekitar 10–15 kilometer di selatan Batavia. Kini, wilayah tersebut dikenal sebagai kawasan Medan Merdeka Gambir.

Di Gambir, Daendels kemudian membangun dua alun-alun penting, yaitu Lapangan Gambir, yang sekarang menjadi lokasi Monas, serta Lapangan Banteng. Setelah Indonesia merdeka, Presiden Soekarno mengganti namanya menjadi Medan Merdeka sebagai simbol semangat nasionalisme dan penanda lepasnya bayang-bayang kolonial. Dari situlah lahir empat ruas jalan utama, yaitu Medan Merdeka Utara, Timur, Barat, dan Selatan.

Jalan Medan Merdeka kemudian berkembang menjadi kawasan penting. Di sini berdiri gedung-gedung bersejarah dan pusat pemerintahan seperti Istana Wakil Presiden, Balai Kota Jakarta, hingga Kedutaan Besar Amerika Serikat. Tak lupa, beberapa kementerian dan lembaga negara juga menempati gedung di sepanjang jalan ini.

Sempat Ada Pembahasan Ganti Nama

Seiring berjalannya waktu, kawasan Medan Merdeka sempat menjadi bahan perbincangan soal identitasnya. Bahkan, ada masa ketika muncul wacana untuk mengganti nama jalan ini.

Dikutip dari berbagai sumber, wacana pergantian nama Jalan Medan Merdeka sempat ramai diperbincangkan ketika Panitia 17 mengusulkan agar nama jalan di kawasan itu diganti dengan nama para tokoh nasional. Ide tersebut muncul dari inisiatif sejumlah tokoh dalam panitia sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan bangsa. 

Dalam rencana itu, nama Soekarno dan Mohammad Hatta akan diabadikan secara terpisah sebagai nama jalan di setiap ibu kota provinsi, dengan target peresmian pada 10 November 2013, bertepatan dengan Hari Pahlawan. Sebagai tahap awal, Panitia 17 mengusulkan agar Jalan Medan Merdeka Selatan diganti dengan nama Jalan Soekarno, dan Jalan Medan Merdeka Utara menjadi Jalan Hatta.

Tak hanya dua proklamator, sejumlah nama tokoh nasional lain juga masuk dalam rencana perubahan nama jalan protokol di Jakarta. Misalnya, Jalan Medan Merdeka Barat diusulkan menjadi Jalan Soeharto, serta Jalan Medan Merdeka Timur diubah menjadi Jalan Ali Sadikin, mengenang jasa mantan Gubernur DKI Jakarta.

Namun, menurut salah satu Budayawan Betawi bernama Alwi Shahab, rencana ini harus dipertimbangkan secara matang karena nama Jalan Medan Merdeka ini memiliki nilai sejarah yang dalam. Menurut kisah yang ia bagikan, kata “Merdeka” pada nama jalan itu berakar dari peristiwa bersejarah pada 27 Desember 1949. 

Saat itu, ribuan warga Jakarta tumpah ruah di sepanjang jalur dari Bandara Kemayoran hingga Koningsplein North (kini Jalan Medan Merdeka Utara). Mereka berbondong-bondong menyambut Presiden Soekarno yang baru tiba dari Yogyakarta, setelah Belanda resmi mengakui kedaulatan Indonesia. 

Sorak sorai “Merdeka” menggema di udara, sebagian orang bahkan meneteskan air mata haru menyaksikan bendera Belanda diturunkan dan Merah Putih berkibar. Soekarno, yang disambut bak pahlawan, berdiri di atas mobil terbuka tanpa pengawalan ketat. 

Ia dengan hangat melambaikan tangan dan menjabat tangan rakyat yang merubunginya. Momen penuh emosi itu, kata Alwi, menjadi salah satu alasan kenapa kata “Merdeka” begitu sakral untuk kawasan ini.

Sementara istilah “Medan” merujuk pada hamparan lapangan luas yang kini dikenal sebagai kawasan Monas, yang dulunya disebut Lapangan Ikada. Karena itulah, Alwi berpendapat, mengubah nama jalan ini sama saja menghapus jejak peristiwa besar yang pernah terjadi di sana. Menurutnya, jika ingin menghormati tokoh nasional dengan penamaan jalan, masih banyak ruas jalan lain di Jakarta yang bisa digunakan tanpa harus mengorbankan simbol sejarah kemerdekaan.

Daftar Demonstrasi yang Pernah Terjadi di Jalan Medan Merdeka

Tak hanya jadi saksi sejarah kemerdekaan, Jalan Medan Merdeka juga akrab dengan momen-momen politik. Jalan di jantung ibu kota ini sering dipenuhi massa aksi, dari yang damai hingga yang membekas dalam ingatan publik. Berikut beberapa di antaranya:

Demonstrasi 1966

Jalan Medan Merdeka menjadi saksi aksi mahasiswa dan pelajar yang menuntut pembubaran PKI serta perombakan kabinet. Aksi ini kemudian menjadi bagian dari momentum besar peralihan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto.

Aksi Reformasi 1998

Ribuan mahasiswa berkumpul di kawasan Medan Merdeka untuk menuntut pengunduran diri Presiden Soeharto. Gelombang demonstrasi inilah yang akhirnya membuka jalan bagi era reformasi di Indonesia.

Unjuk Rasa Buruh dan May Day

Hampir setiap peringatan Hari Buruh Internasional (May Day), Jalan Medan Merdeka dipadati massa buruh yang datang dari berbagai daerah untuk menyuarakan tuntutan perbaikan kesejahteraan.

Aksi Bela Islam 212 (2016)

Aksi massa terbesar di era modern juga berlangsung di kawasan ini, saat jutaan orang berkumpul menyuarakan tuntutan hukum terhadap kasus penistaan agama. Jalan Medan Merdeka menjadi salah satu titik utama konsentrasi massa.

Demonstrasi RKUHP 28 Juli 2025

Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi di jalanan ini. Polisi kemudian menutup jalan dari arah Medan Merdeka Barat menuju Jalan Medan Merdeka Selatan menggunakan barrier besi. 

Demonstrasi Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) 

Pada Kamis (4/9/2025), Gebrak melakukan long march dari Gedung ILO di Jalan MH Thamrin menuju Jalan Medan Merdeka Selatan. Para demonstran menenteng berbagai poster serta spanduk berisi tuntutan. Beberapa di antaranya bertuliskan “Kami menagih janjimu hapus outsourcing, bentuk Satgas PHK” dan “Miskinkan koruptor.” Selain itu, mereka juga menghadirkan sebuah boneka tikus berdasi dengan perut buncit sebagai simbol sindiran terhadap para pejabat yang dianggap rakus.

Baca juga: Sering Muncul Saat Terjadi Aksi Demonstrasi, Apa Itu Alerta?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

PA
AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.