Yuyun Ahdiyanti atau biasa dikenal dengan nama Yuyun adalah seorang perempuan yang berasal dari Kampung Ntobo, Kecamatan Raba, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Dirinya merupakan sosok yang berjasa memberdayakan para penenun Ntobo sampai membuat desa tersebut dikenal sebagai Kampung Tenun.
Tak hanya mengangkat warisan budaya, melalui bisnisnya yang kini bisa meraih omset ratusan juta, Yuyun pun berperan atas peningkatan ekonomi daerah tersebut.
Nah, berikut kisah Yuyun Adhiyanti, perempuan muda asal NTB itu. Simak sampai habis ya, Kawan!
Awal Mula Kampung Tenun dan UKM Tenun Dina di NTB
Dikutip dari akun YouTube serta laman resmi ASTRA, cerita ini diawali dari keresahan Yuyun yang menilai kampung halamannya jarang diperhitungkan sebagai kampung tenun meski di sana ramai keberadaan para penenun. Lebih dari itu, bahkan mayoritas pekerjaan penduduk Ntobo adalah penenun.
Terbatasnya akses modal dan pemasaran menjadi alasan kenapa kehadiran para penenun di kampungnya belum diakui secara luas.
Menyadari hal ini, pada tahun 2015 Yuyun memutuskan untuk mengulurkan tangan mulanya dengan membantu mengunggah tenun hasil karya keluarganya ke media sosial. Langkah sederhana ini yang kemudian membuka jalannya.
UKM Dina berdiri setelah Yuyun menerima lebih banyak pesanan kain tenun. Ia pun menggandeng para warga Ntobo, memberikan bantuan berupa modal dan desain bagi mereka serta membantu pemasaran dan penjualan. Hasil tenun otentik karya para penenun Ntobo ini kemudian dipasarkan kepada pembeli.
Dari Tidak Punya Nama sampai Omset Ratusan Juta Perbulan
Kampung Ntobo yang mulanya jarang disinggung saat membicarakan tenun, perlahan naik daun. Sesuai harapan Yuyun, daerah itu bahkan mulai dikenal sebagai kampung tenun dan bahkan menarik minat pelancong.
Seiring meningkatnya ekonomi masyarakat Ntobo, bisnis UKM tenun Yuyun sendiri kini makin berkembang. Yuyun melalui UKM Dina berhasil memberdayakan 200 orang penenun dan 15 penjahit. Dengan mengangkat dan mempromosikan produk warisan lokal Yuyun pun berhasil meraih omset berkisar antara 100-300 juta perbulannya.
Tidak hanya mengincar keuntungan, Yuyun juga peduli dengan keberlanjutan, lho!
Kini dirinya juga berkolaborasi dengan akademisi dari beberapa universitas di NTB untuk menciptakan zat pewarna alami serta nanopartikel yang ramah lingkungan. Ia pun tak lupa mengajak anak-anak untuk melestarikan warisan budaya kain tenun Bima.
Perkembangan Kampung Ntobo belum selesai sampai di situ, produk kain tenun Bima yang dihasilkan UKM Dina kini sudah menyentuh pasar luar negeri. Dengan dikenalnya nama kampung tersebut sebagai kampung tenun, para turis dari berbagai wilayah pun kemudian tertarik untuk berkunjung untuk menonton proses pembuatan kain tenun.
Yuyun Ahdiyanti tidak hanya berhasil melestarikan budaya lokal, tetapi juga berperan mengamankan lapangan pekerjaan menjanjikan bagi warga kawasan Ntobo!
Atas jasa Yuyun Ahdiyanti dalam mendorong kemajuan ekonomi dan mempromosikan Kampung Ntobo beserta kain tenun Bima sampai ke kancah internasional, pada tahun 2024 lalu Yuyun berhasil meraih apresiasi SATU Indonesia Awards di bidang kewirausahaan.
Penghargaan ini sendiri diberikan oleh ASTRA kepada para pemuda-pemudi yang telah berkontribusi memajukan dan menginspirasi Indonesia!
Sekian kisah dari Yuyun Ahdiyanti, perempuan asal Ntobo NTB yang berhasil mengangkat nama kampungnya menjadi kampung tenun bahkan menghasilkan omset ratusan juta dari usahanya. Semoga cerita ini menginspirasi Kawan sekalian untuk turut membawa #kabarbaiksatuindonesia!
Baca juga: Ratih Hadiwinito dan Alvinia Christiany: Pendiri Platform Informasi Teman Autis
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News