Elsa Maharani merupakan perempuan kelahiran Kota Padang, Sumatera Barat pada 5 Maret sekitar 35 tahun silam. Figurnya berjasa memberdayakan para perempuan terutama para ibu rumah tangga di kampungnya sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan dengan upah layak melalui berdirinya Maharrani Hijab.
Meski merupakan founder dari sebuah brand pakaian, jurusan yang diambil Elsa Maharani semasa kuliah sama sekali tidak berkaitan dengan fashion, loh. Lalu bagaimana awal mula Elsa merintis usahanya?
Simak jawabannya di sini!
Awal Mula Maharrani Hijab: Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat yang Banting Setir ke Fashion
Elsa Maharani sebenarnya merupakan sarjana jurusan Ilmu Kesehatan masyarakat di Universitas Andalas. Dikutip dari koran Kompas dan laman resmi Universitas Ciputra, Elsa lulus dari almamaternya sekitar tahun 2012.
Di tahun 2016 ia sempat berkarir sebagai reseller berbasis online dan distributor untuk berbagai merek busana muslim. Meski sukses dengan usahanya, Elsa sepertinya memiliki mimpi yang lebih besar.
Dirinya ingin membawa manfaat bagi lingkungan sekitar layaknya sebuah kutipan hadits yang berbunyi: “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni).
Kalimat ini dipegang teguh oleh Elsa dan bahkan dijadikan motto untuk Maharrani Hijab, merek pakaian yang dirintisnya sejak 2018. Selain itu, dikutip dari tulisan Nashwa, Elsa pun menjadi sosok di balik lahirnya Kampung Jahit.
Keadaan masyarakat sekitar yang didominasi keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah menjadi salah satu pemantik keinginan untuk berpartisipasi terhadap perubahan di kampungnya. Kala itu profesi warga desa di lingkungannya memang didominasi petani, kuli bangunan, pemecah batu kali, hingga asisten rumah tangga.
Perkembangan Maharrani Hijab Asal Kota Padang, Sumatera Barat
Meski awalnya tidak mudah, Elsa perlahan bisa memberdayakan masyarakat terutama para ibu rumah tangga kampungnya yang dulu tidak memiliki pemasukan sampai bisa memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap yang layak. Penghasilan mereka bahkan diklaim di atas UMR Kota Padang.
Dikutip dari laman resmi ASTRA, pada tahun 2020 atau dua tahun pasca bisnisnya berdiri, Elsa sudah berkolaborasi dengan 15 tenaga produksi serta memiliki 150 reseller dan agen penjualan busana mereknya.
Selain para perempuan yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, Elsa pun menggandeng para narapidana di lembaga permasyarakatan setempat. Mereka bekerja sama untuk memproduksi tas bungkus untuk produk Maharrani Hijab.
Elsa sendiri benar-benar mengamini kutipan yang menjadi motto bisnisnya, tak hanya memiliki ketertarikan besar pada dunia bisnis, Elsa pun tertarik dengan kegiatan sosial.
Ia tercatat berpartisipasi dalam kegiatan sosial bersama warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Muaro, mendirikan Rumah Quran Serambi Minang, bahkan menjalin kolaborasi dengan mahasiswa Tata Busana di Padang untuk memproduksi masker untuk dibagikan pada masyarakat selama musim virus Covid-19.
Beragam aksi tulus Elsa bagi masyarakat ini yang kemudian membuatnya menerima apresiasi SATU Indonesia Awards di tahun 2020!
Kini di tahun 2025, lima tahun pasca Elsa Maharani dianugerahi penghargaan SATU Indonesia Awards oleh Astra atas kontribusinya di bidang kewirausahaan, Maharrani Hijab berkembang menjadi lebih besar. Bahkan, brand tersebut bisa menggandeng artis ternama Indonesia seperti Dinda Hauw, Citra Kirana serta suaminya Rezky Aditya untuk berkolaborasi.
Produk yang dijual merek ini beragam mulai dari busana muslim seperti dress, kemeja, tunik, baju muslim pasangan, serta berbagai baju set dinas trendy yang bisa dikenakan para tenaga kesehatan, guru, serta pegawai. Lebih lengkapnya bisa Kawan lihat di media sosial resmi Maharrani Hijab!
Sekian kisah Elsa Maharani, perempuan asal Kota Padang yang berhasil memberdayakan para perempuan di kampungnya serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi mereka melalui bisnis busana Maharrani Hijab.
Semoga kisah Elsa bermanfaat dan menginspirasi Kawan sekalian untuk turut berpartisipasi memberikan #kabarbaiksatuindonesia!
Baca juga: Yuyun Ahdiyanti: Promosikan Kampung Ntobo dari Tak Punya Nama sampai Untung Ratusan Juta
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News