zulhusni syukri tokoh satu indonesia awards kawan si gajah duri bersama rimba satwa foundation - News | Good News From Indonesia 2025

Zulhusni Syukri: Tokoh SATU Indonesia Awards, Kawan Si Gajah Duri Bersama Rimba Satwa Foundation

Zulhusni Syukri: Tokoh SATU Indonesia Awards, Kawan Si Gajah Duri Bersama Rimba Satwa Foundation
images info

Zulhusni Syukri lahir di Sumatera Barat tetapi memilih jalan hidup menjadi pelindung gajah di Riau. Kini, Zulhusni Syukri menjadi ketua Yayasan Rimba Satwa Foundation, yayasan yang ia dirikan tahun 2016. Berkat dedikasinya terhadap perlindungan gajah serta upaya mitigasi konflik gajah dan manusia di Riau, Zulhusni mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Awards di bidang lingkungan tahun 2019.

Penghargaan SATU Indonesia Awards yang diselenggarakan oleh Astra merupakan apresiasi terhadap dedikasi tokoh yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia dalam mengembangkan kehidupan berkelanjutan di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi. Zulhusni mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Awards tingkat provinsi. Namun, apakah Kawan GNFI penasaran bagaimana sosok Zulhusni dalam melakukan perjuangannya bersama Rimba Satwa Foundation? Mari kita bahas!

Baca Juga: Hari Gajah Sedunia: Sejarah dan Makna untuk Melindungi Gajah dari Kepunahan

Dari Pencinta Alam sampai Pelindung Gajah

Pria kelahiran tahun 1983 ini memang sudah memiliki jiwa pencinta alam sebelum membentuk Rimba Satwa Foundation. Melansir Kompas, pada tahun 2010 Zulhusni membentuk Himpunan Pegiat Alam (Hipam) bersama teman-teman pencinta alamnya. Kegiatan awalnya adalah mendaki gunung.

Namun, pertemuannya dengan gajah kecil yang kakinya putus membuatnya bertekad menyelamatkan kawanan gajah dari bahaya. Saat itu, ia bertemu gajah kecil ketika berkemah di hutan Duri, Riau. Dari situ, ia bersama teman-teman dan istrinya mengumpulkan dana pribadi untuk mengawal perjalanan gajah di alam dan mengadvokasi warga tentang pelestarian habitat gajah.

Meskipun begitu, Zulhusni bersama teman-temannya sering mendapat amukan dari warga yang kebunnya dirusak gajah. Masih melansir Kompas, Zulhusni menceritakan pengalamannya saat ia harus menghadapi kemarahan warga yang sudah tiga kali dirusak kebun sawitnya oleh gajah. Dengan tetap tenang dan menunjukkan rasa empati, Zulhusni menjelaskan bahwa para gajah itu sudah tidak punya tempat tinggal lagi karena Hutan Suaka Margasatwa Balai Raja sudah berubah menjadi kebun sawit. Hal itu yang membuat gajah mencari makan ke kebun warga.

Seiring berjalannya waktu, Zulhusni mulai mendirikan Yayasan Rimba Satwa Foundation yang bertujuan untuk melestarikan dan melindungi gajah dari aktivitas manusia yang membahayakan gajah.

Melansir laman resmi Rimba Satwa Foundation, tertulis jelas visi dan misi yayasan tersebut yaitu pelestarian habitat gajah dari ancaman, perlawanan terhadap perburuan liar dan perdagangan satwa liar ilegal, mengedukasi generasi selanjutnya untuk melestarikan hutan, dan mempengaruhi kebijakan pemerintah terkait pelestarian alam agar seimbang dengan pembangunan.

Aksi Penyelamatan Gajah oleh Rimba Satwa Foundation

ilustrasi gajah di alam liar
info gambar

Sesuai dengan visi misi Rimba Satwa Foundation yang sudah disebutkan di atas, kegiatan-kegiatan yang dijalankan berpedoman pada visi misi yang sudah dirancang. Kegiatan-kegiatan Rimba Satwa Foundation dapat disaksikan melalui kanal Youtube resmi milik yayasan tersebut.

Salah satu kegiatan yang dilakukan yaitu mitigasi konflik gajah dan manusia di desa Semunai kecamatan Pinggir, Riau. Rimba Satwa Foundation bersama pihak kepolisian dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBBKSDA) Riau menjalankan kegiatan tersebut bersama-sama dengan disaksikan langsung oleh warga. 14 ekor gajah memasuki pinggiran pemukiman warga. Tim Rimba Satwa Foundation melakukan strategi pengawalan agar gajah bisa digiring ke luar kawasan pemukiman warga.

Selain itu, pada tahun 2020, Rimba Satwa Foundation bersama BBKSDA Riau, dan Perkumpulan Gajah Indonesia juga melakukan pemantauan posisi gajah menggunakan GPS Collar untuk mitigasi konflik antara gajah dan manusia.

Upaya perlindungan gajah juga dilakukan dengan penyisiran area yang dilalui gajah agar terhindar dari jerat, racun, pagar listrik, dan perburuan liar. Camera trap juga dipasang untuk merekam aktivitas gajah serta satwa liar lainnya yang ada di hutan.

Di tanah kawasan yang dipasang camera trap dilakukan tindakan penggaraman terlebih dahulu dengan tujuan menarik satwa-satwa liar agar terekam camera trap. Hal ini diupayakan untuk menghindari terjadinya konflik antara satwa liar dan manusia ketika satwa-satwa liar tersebut mulai mendekati pemukiman warga. Zulhusni bersama tim Rimba Satwa Foundation juga menjadikan lahan yang steril dari aktivitas warga sebagai lahan untuk ditanami tumbuhan pakan gajah dan satwa liar lainnya.

Berawal dari keprihatinan terhadap gajah yang terluka berujung pada perjalanan panjang memperjuangkan kehidupan gajah yang makin hari populasinya makin sedikit. Upaya Zulhusni dan Rimba Satwa Foundation membuktikan masih ada harapan bagi terciptanya habitat yang aman bagi gajah di Riau bahkan di daerah lainnya di Indonesia.

#kabarbaiksatuindonesia

Baca Juga: Eko Saputra Poceratu, Pencetus Gerilya Sastra Digital dari Tanah Maluku

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DS
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.