Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia (SATU Indonesia) Awards adalah ajang apresiasi tahunan dari PT Astra International Tbk yang digelar sejak 2010, sebagai bentuk dukungan terhadap generasi muda Indonesia yang punya kepeloporan nyata dan memberi manfaat bagi masyarakat di sekitarnya.
Ajang ini terbuka bagi perorangan maupun kelompok yang berinovasi dalam bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, dengan satu kategori tambahan kelompok umum yang mencakup kelima bidang tersebut.
Pada Tahun 2024, Salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards di bidang lingkungan adalah putra daerah dari Sumatera Selatan, yaitu Bijak Riyandi Ahadito.
Bijak Riyandi Ahadito merupakan lulusan program doktoral (S3) Jurusan Kimia, Departemen Ilmu Rekayasa Material, Fakultas Ilmu Rekayasa, Osaka University, Jepang. Setelah menyelesaikan studinya, ia kembali ke Indonesia dan mengabdi sebagai dosen di Universitas Sriwijaya.
Selain menjalankan tugas sebagai akademisi, ia mulai memikirkan bagaimana ilmu yang diperoleh dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Pertanyaan “ilmu yang saya dapatkan bisa diaplikasikan untuk apa?” menjadi awal mula perjalanan inovasi ini.
Inovasi tersebut akhirnya muncul dari pemikiran mengenai kebiasaan masyarakat yang gemar makan gorengan. Masalahnya, minyak goreng bekas atau minyak jelantah sering digunakan berulang kali dapat membahayakan kesehatan, bahkan merusak lingkungan jika dibuang sembarangan. Dari keresahan tersebut muncul lah ide untuk memanfaatkan limbah minyak goreng bekas menjadi produk yang ramah lingkungan.
Baca Juga: Alfira Oktaviani dan Semilir Ecoprint, Berdaya bagi Masyarakat lewat Fashion dan Alam
Awal Mula Inovasi
Pada tahun 2020, saat masih berada di Jepang, sang istri mendirikan komunitas Zero Waste Palembang. Komunitas ini bertujuan memberikan edukasi online kepada masyarakat Sumatera Selatan, khususnya warga kota Palembang, mengenai pentingnya menjaga lingkungan dengan mengurangi produksi sampah sejak dari individu.
Setelah kembali ke Indonesia, Bijak bersama istrinya mengembangkan kegiatan komunitas melalui workshop kepada masyarakat tentang pembuatan sabun dari minyak jelantah. Program ini juga sering diundang dalam berbagai kegiatan pengabdian masyarakat, seperti dari Universitas Sriwijaya dan Politeknik Negeri Sriwijaya.
Pada 2022, Zero Waste Palembang melakukan rebranding menjadi Nirsampah, dengan program unggulan lanjutan berupa produksi samantha, akronim dari sabun minyak jelantah.
Sekilas, sabun dari minyak jelantah mungkin terdengar tidak biasa. Namun, secara kimia, sabun dan minyak memiliki keterkaitan. Dengan proses pencampuran minyak jelantah bersama kalium hidroksida (KOH), aquades, serta air rebusan serai, limbah minyak dapat diubah menjadi sabun serbaguna. Samantha ini dapat digunakan untuk mencuci piring, mencuci tangan, hingga sabun mandi.
Tak Mudah, Tapi Bisa
Dalam pengembangannya, terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi Bijak dan tim Nirsampah, antara lain:
- Pemasaran, Hingga kini, produksi samantha masih dilakukan secara sporadis. Produk baru dibuat apabila ada pesanan karena pasar yang lebih luas masih terus dicari. Untuk saat ini, pemasaran samantha dilakukan melalui media sosial.
- Sertifikasi, Untuk memperoleh izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), diperlukan fasilitas produksi khusus. Sementara itu, Samantha masih diproduksi di rumah.
- Branding, Produk berbahan minyak jelantah di khawatirkan menimbulkan penolakan. Karena itu, strategi branding difokuskan pada citra samantha sebagai sabun ramah lingkungan.
Meski menghadapi kendala, respons konsumen sejauh ini sudah sangat baik. Belum ada keluhan dari pengguna, bahkan mendapat testimoni positif salah satunya dari RSUP Dr. Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang yang menyebut sabun ini efektif menghilangkan noda darah.
Manfaat Nyata, Harapan Terbuka
Sejauh ini, ide pembuatan sabun dari minyak jelantah sudah membawa perubahan nyata, meski masih dalam lingkup sederhana. Warga Palembang kini memiliki alternatif pengelolaan limbah, karena mereka bisa mengirimkan minyak jelantah ke komunitas Nirsampah untuk dipilah dan diolah kembali menjadi sabun.
Upaya ini sedikit banyak membantu mengurangi pencemaran lingkungan yang kerap ditimbulkan minyak bekas. Di sisi lain, keluarga Bijak sendiri sudah menggunakan sabun produksi mandiri ini dalam kehidupan sehari-hari. Selain lebih ramah lingkungan, langkah tersebut juga membantu menghemat pengeluaran rumah tangga.
Ke depan, Bijak berharap dapat bekerja sama dengan berbagai pihak agar samantha dapat diproduksi secara massal dan menjadi alternatif produk sehari-hari yang lebih ramah lingkungan.
“Inovasi itu sering terjadi karena ketidaksengajaan. Sering-seringlah mengeksplorasi apa yang kurang, apa yang masyarakat butuhkan, tetapi belum ada,” ujar Bijak.
Baginya, penghargaan SATU Indonesia Awards diharapkan mampu menjadi modal penting untuk memperkuat branding, sekaligus membantu pengembangan program sabun ramah lingkungan ini.
Baca Juga: Plépah: Kemasan Ramah Lingkungan Inovatif Kreasi Rengkuh Banyu Mahandaru
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News