vita agustina tokoh pegiat literasi satu indonesia award 2018 - News | Good News From Indonesia 2025

Vita Agustina: Tokoh Pegiat Literasi SATU Indonesia Award 2018

Vita Agustina: Tokoh Pegiat Literasi SATU Indonesia Award 2018
images info

Kawan GNFI, apakah kalian pernah mendengar nama Vita Agustina? Sosok perempuan dari Madura ini telah berkecimpung di dunia literasi sejak lama. Vita Agustina menjadi pemenang SATU Indonesia Awards dalam bidang Pendidikan Tingkat Provinsi Yogyakarta tahun 2018.

Penghargaan SATU Indonesia Awards yang diselenggarakan oleh Astra merupakan apresiasi terhadap dedikasi tokoh yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia dalam mengembangkan kehidupan berkelanjutan di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi.

Vita Agustina Adalah satu dari banyaknya nama yang mendapatkan penghargaan ini. Langkahnya dalam pengembangan literasi di Yogyakarta telah ia lakukan kurang lebih dua tahun sebelum ia mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Awards.

Kawan GNFI penasaran dengan sosok perempuan hebat ini? Dan bagaimana ia merintis mimpinya di dunia literasi? Mari simak pembahasannya!

Dari Kutu Buku Sampai Menjadi Penulis Novel

Vita Agustina lahir di Sumenep, Madura. Sejak kelas 2 SD Vita gandrung membaca meskipun di daerah tempat tinggalnya belum memiliki akses buku bacaan yang melimpah. Dalam wawancara daring, Vita menceritakan pengalamannya meminjam koran di kantor polisi untuk dibaca. Ia masih ingat rubrik cerbung (cerita bersambung) yang ia baca di koran hampir setiap sore di kantor polisi dekat rumahnya itu. Karena di rumahnya bahkan tidak ada buku bacaan.

Vita masih ingat buku pertama yang ia baca saat sekolah dasar yang berjudul Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana. Buku itu ia pinjam dari koleksi buku milik orang tua temannya dan bertemulah ia dengan buku sastra legendaris itu. Meskipun ia juga mengakui buku itu sebenarnya tidak cocok dibaca anak SD. Tetapi rasa haus akan membaca tetap membuat dirinya menyelesaikan buku itu. Vita bahkan telah menamatkan seluruh buku yang ada di perpustakaan sekolah yang berupa buku-buku pelajaran dan ensiklopedia.

Kecintaannya akan membaca inilah yang kelak membuat Vita bercita-cita menjadi penulis. Sejak kecil ia menulis cerita pendek bahkan novel ringan yang dengan percaya dirinya ia tempel di majalah dinding sekolah.

Saat menempuh pendidikan S2 Filsafat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Vita mengikuti Sayembara Novel Puskurbuk (Pusat Kurikulum dan Perbukuan) Kemendikbud tahun 2013 dan meraih juara pertama. Naskah novel miliknya yang berjudul Akademi Harapan itu diterbitkan oleh Grasindo setahun setelahnya.

Buku ini menceritakan tentang pengalamannya selama di Pondok Pesantren Al-Amin Sumenep. Vita mengaku bahwa di pesantren inilah proses di dunia literasinya berkembang saat ia bergabung dengan Sanggar Sastra Al-Amin. Pondok pesantren tempat Vita menimba ilmu selama lebih dari enam tahun ini sangat mendukung budaya membaca buku bagi para santrinya. Pengalaman berkesan selama di pondok pesantren inilah yang ia tuangkan dalam bukunya dan berhasil meraih juara satu.

Setelah menjadi pemenang Sayembara Novel Puskurbuk, Vita kerap diundang menjadi pembicara dan pelatih untuk seminar serta pelatihan penulisan di sekolah-sekolah. Para peserta pelatihan menyetorkan sejumlah tulisan yang membuat Vita berpikir untuk mendirikan penerbitan yang memudahkan bibit penulis muda menerbitkan karyanya. Dari pemikiran inilah lahir penerbit Bening Pustaka.

Baca juga: IIBF 2024, Peningkatan Literasi Indonesia dan Ajang Pertemuan Penulis dan Penerbit Ternama

Merintis Bening Rua Pustaka

Bazar Buku| Foto: (dokumentasi Bening Pustaka)

Tahun 2014, penerbit Bening Pustaka sudah berdiri namun baru dilegalisasi di tahun 2016. Pendirian Bening Pustaka ditujukan untuk penulis pemula, dosen, dan mahasiswa yang ingin menerbitkan buku karyanya.

Sebelum proses terbit, naskah-naskah itu harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan cara membedah isi naskah antara penulis dan pihak Bening Pustaka. Proses ini dilakukan sejak awal berdirinya penerbit sampai sekarang terhitung sudah lebih dari 10 tahun.

Tiga tahun setelah legalisasi Bening Pustaka, lahir juga penerbit Rua Aksara yang diprakarsai oleh Ganjar Sudibyo, suami Vita. Dua sejoli pencinta literasi ini bersama-sama menjalankan Bening Pustaka dan Rua Aksara di Yogyakarta. Kini, dua penerbit itu berada di satu naungan Bening Rua Pustaka.

Vita menjelaskan perbedaan fokus Bening Pustaka dan Rua Aksara. Bening Pustaka lebih mengedepankan penulis pemula dengan jenis tulisan yang beragam dan ringan sampai buku teks pelajaran, hampir semua naskah yang dikirim diterima dan diproses untuk diterbitkan. Sedangkan Rua Aksara lebih terfokus pada penerbitan buku dengan tema cukup berat dan melalui proses pemilahan terlebih dahulu. Buku-buku yang telah terbit akan didistribusikan di toko buku Krisan Books dan toko buku lain.

Baca juga: Sejarah Balai Pustaka, Melahirkan Ragam Buku Bahasa Daerah dan Sastra

Selama lebih dari 10 tahun, Vita melihat perubahan pada kegandrungan masyarakat di Indonesia terhadap gawai. Bening Pustaka mulai mengembangkan lini perbukuan menjadi bentuk digital yang bisa diakses di gawai seperti audiobook dan e-book. Ia ingin masyarakat bisa tetap membaca buku saat menggenggam gawainya.

Penghargaan SATU Indonesia Awards menjadi kesempatan bagi Vita bersama kawan-kawan di penerbit untuk terus memperbaiki dan mengembangkan program literasi yang sudah dan akan dijalankan. Beberapa program yang telah berjalan yaitu kegiatan anak-anak membaca buku di kantor penerbit setiap Wage (penanggalan Jawa) dan mengadakan bazar buku di berbagai daerah.

Terkait penerbitan buku, Bening Rua Pustaka melakukan proses penerbitan buku dengan subsidi silang di mana terdapat beberapa buku yang diterbitkan tanpa dikenakan biaya kepada penulis (biaya ditanggung penerbit) dan ada buku yang dibiayai penuh oleh penulis itu sendiri.

Pada akhirnya, Vita berharap para penulis pemula tidak khawatir untuk ditolak naskahnya oleh penerbit karena pintu penerbit Bening Rua Pustaka terbuka lebar. Vita masih punya banyak harapan untuk dunia literasi Indonesia dan bukan hanya berangan-angan tapi Vita mewujudkan langsung harapannya itu bersama penerbit yang ia dirikan.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.