Baru-baru ini, situasi politik di Indonesia kian memanas. Rakyat berusaha menuntut hak-haknya kepada pemerintah. Aparat dikerahkan untuk menertibkan rakyat. Akibatnya, hal-hal berbau politik kian sensitif. Salah berbicara sedikit saja, urusan makin panjang.
Salah satu yang ramai diperbincangkan adalah pernyataan salah seorang pejabat yang mengatakan bahwa guru itu adalah tugas mulia, sebuah panggilan jiwa. Maka dari itu, jika ingin mencari uang, janganlah menjadi guru.
Hal ini justru menimbulkan sebuah ironi. Sebagai garda terdepan pencetak generasi emas bangsa, guru seharusnya diberi kehidupan yang layak. Meskipun selama ini belum terwujud, akan selalu ada orang-orang berhati jernih, yang dengan ikhlas mengabdikan dirinya untuk pendidikan.
Yap, Oemah Sinau Bocah merupakan salah satu buktinya. Dengan namanya yang sederhana, ia selalu menjadi tempat untuk kembalinya orang-orang berhati jernih.
Vita Agustina: Tokoh Pegiat Literasi SATU Indonesia Award 2018
Keluarga Riyanto, Pendiri Oemah Sinau Bocah
Adalah Slamet Riyanto dan keluarga, pendiri Oemah Sinau Bocah. Program yang berdiri sejak 2 September 1999 ini, dibangun atas dasar keprihatinan terhadap kurangnya etika anak-anak desa.
Maka dari itu, Bapak Slamet tidak hanya menjadikan tempat ini seperti sekolah kebanyakan. Lebih dari itu, tempat ini juga menekankan pendidikan karakter dan budi pekerti yang kurang diperhatikan di sekolah-sekolah pada umumnya.
Bertempat di Limpakuwus, Banyumas, kehadirannya menjadi pelita bagi masyarakat sekitarnya. Tempat ini menjadi solusi bagi anak-anak yang menjadikan sekolah formal hanya sebagai rutinitas semata. Banyak anak-anak yang belum bisa membaca, menulis, dan berhitung. Bahkan, beberapa di antaranya tiga kali tinggal kelas alias tidak naik kelas.
Antara Harapan dan Tantangan
Sebagaimana layaknya kehidupan, banyak tantangan dan harapan yang Pak Slamet dan keluarga hadapi dalam memperjuangkan Oemah Sinau Bocah. Mulanya, mereka hanya memiliki 13 anggota di Desa Limpakuwus. Perlahan namun pasti, pada 28 Agustus 2016, mereka mulai mendapatkan tempat di hati para masyarakat, hingga memiliki 320 anggota dari berbagai jenjang pendidikan. Di titik itulah mereka siap bergerak memberikan program belajar gratis untuk siapapun.
Pun pada Februari 2017, Oemah Sinau Bocah juga mendapatkan banyak donasi buku dari pada donatur. Akhirnya, mereka pun mendirikan rumah baca gratis bagi anak-anak di Desa Limpakuwus.
Yune Angel Anggelia Rumateray: Tokoh SATU Indonesia Award 2021-2022, Pendiri Sekolah Alam Paradise
Rumah baca itu bukan sekadar tempat membaca buku, melainkan menjadi pintu bagi anak-anak setempat untuk mengenal dunia lebih jauh. Pun sehari-harinya anak-anak banyak bermain, bertukar pikiran, mengekspresikan, serta merealisasikan ide-ide kreatifnya.
Banyak bantuan berdatangan bukanlah menunjukkan tidak adanya tantangan. Meskipun gratis, statusnya yang non-formal membuat banyak masyarakat yang menolak kehadirannya. Akhirnya, Pak Slamet beserta tim harus memutar otak untuk mengakalinya.
Meskipun tantangan demi tantangan silih berdatangan, niat tulus Oemah Sinau tidak akan menemui jalan buntu. Satu-persatu siswa mulai bergabung karena merasakan keikhlasan dan keunikan pembelajaran yang dirasakan. Persepsi baik pun perlahan ikut terbangun.
Berkat kesabaran dan kesungguhan mereka, pada 2019, Oemah Sinau Bocah sudah membangun tempat belajar di lima lokasi dalam kurun waktu dua tahun, dengan diikuti lebih dari 320 murid, mulai dari jenjang PAUD, TK, SD, hingga SMP.
Pun pada 2020, Oemah Sinau Bocah yang diwakili oleh Amalia Rahma Riyanto, turut serta mengikuti perlombaan SATU Indonesia Awards yang diadakan oleh Astra. Meski hanya mencapai tingkat provinsi, mereka membuktikan bahwa perjuangannya untuk membangun Oemah Sinau Bocah tidaklah main-main.
Dari Oemah Sinau Bocah, kita belajar bahwa pendidikan yang baik harus dibangun dengan hati. Selain itu, hal ini juga membuktikan bahwa masih banyak orang yang ikhlas mengabdikan dirinya kepada pendidikan tanpa dibayar sepeserpun.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News