heri pemad prediksi dunia seni indonesia di 2045 seniman dan teknologi akan melebur - News | Good News From Indonesia 2025

Heri Pemad Prediksi Dunia Seni Indonesia di 2045: Seniman dan Teknologi Akan Melebur

Heri Pemad Prediksi Dunia Seni Indonesia di 2045: Seniman dan Teknologi Akan Melebur
images info

Heri Pemad: Seniman dan Teknologi Akan Melebur di Indonesia 2045

Heri Pemad adalah direktur ARTJOG, sebuah festival seni terkemuka tahunan yang rutin diadakan di Yogyakarta. Selain direktur, ia juga berpredikat kurator yang telah mendedikasikan hidupnya untuk kemajuan seni rupa Indonesia.

Perjalanan Heri Pemad di dunia seni rupa dimulai dari bangku kuliah, di mana ia menimba ilmu di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Ia mengawali kariernya sebagai seorang pelukis, yang memberinya pemahaman mendalam tentang proses kreatif dari sisi seorang pelaku. Pengalaman ini membentuknya menjadi seorang manajer seni yang tidak hanya memahami aspek bisnis, tetapi juga memiliki empati dan apresiasi yang tinggi terhadap karya seniman.

Sebagai orang yang aktif di dunia seni, Heri memiliki visi akan seperti apa seni rupa Indonesia masa depan. Khususnya tahun 2045, di mana ia menilai pada tahun tersebut seniman akan melebur dengan teknologi.

Tak Ada Lagi Istilah Seniman

Pemerintah Indonesia memiliki visi untuk 2045 mendatang bahwa pada tahun itu Indonesia akan berada di masa keemasan. Harapannya, di usia ke-100 sejumlah sektor sudah di kategori baik dan negara berstatus sebagai negara maju.

Banyak kalangan merespons mimpi itu, baik itu dengan optimistime maupun pesimisme. Heri Pemad sendiri percaya akan satu hal bahwa seniman akan melebur dengan teknologi yang kian maju pada tahun tersebut.

“Pada dasarnya setiap insan adalah seniman. Berkarya seni, berkesenian, kemudian menuangkan pemikiran melalui karya seni itu sesuatu yang biasa. Atau bahkan di zaman Di zaman AI sekarang ini sudah dimulai. Bagaimana seniman berasa berteman dengan teknologi sangat dekat. Maka kemudian mungkin tahun 2045 antara seniman dan teknologi benar-benar melebur,” ucap Heri kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.

Heri lantas meminta setiap insan termasuk rakyat Indonesia bersiap karena kemajuan teknologi yang semakin deras. Ia menilai nantinya tidak ada lagi istilah seniman ataupun ilmuwan karena manusia akan lebih sibuk berlomba-lomba memanusiakan dirinya sendiri.

“Tidak ada lagi kata seniman ataupun ilmuwan, yang ada di sana adalah manusia yang kemudian berlomba-lomba memanusiakan sama manusia. Kita harus siap-siap dari sekarang. Harus mengolah rasa kita,” ungkapnya.

Jadi Seniman Bisa dengan Otodidak

Adapun sebelumnya Heri mengungkapkan soal hasrat berkesenian dalam diri manusia. Menurutnya, untuk menjadi seniman tidak perlu sekolah tinggi-tinggi di perguruan tinggi. Sekadar untuk mengunjungi pameran atau festival seni pun pembelajaran berkesenian bisa didapatkan setiap insan yang benar-benar tertarik mendalaminya.

“Ternyata berkesenian tidak harus bersekolah. Untuk menjadi seniman juga tidak harus melalui perguruan tinggi. Dia bisa menjadi seorang otodidak yang belajar dari siapapun dan di manapun termasuk mendatangi ARTJOG,” ucap Heri.

Heri mengakui perasaan untuk membuat karya pastilah dialami banyak orang. Kesadaran akan berkesenian menurutnya bisa didapatkan dalam keseharian semisal memotret diri sendiri (selfie) dengan gawai.

“Dulu senang sekali dengan selfie, senang sekali dengan foto-foto peristiwa. Maka pada perkembangannya sampai lupa foto karena sangat menikmati karya-karya di dalamnya dengan membaca keterangan sebuah karya, dan kemudian menyerapnya menjadi sebuah ilmu atau sebagai bentuk menyadarkan diri terhadap karya. Jadi banyak sekali peluang-peluang yang ada di dalamnya,” ucapnya lagi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dimas Wahyu Indrajaya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dimas Wahyu Indrajaya.

DW
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.