perjalanan ramsyah al akhab menumbuhkan minat baca di bangka belitung - News | Good News From Indonesia 2025

Perjalanan Ramsyah Al Akhab Menumbuhkan Minat Baca di Bangka Belitung

Perjalanan Ramsyah Al Akhab Menumbuhkan Minat Baca di Bangka Belitung
images info

Indonesia dikenal sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar. Namun, ketika berbicara soal literasi, tantangannya masih cukup besar. Minat baca yang belum menjadi kebiasaan masyarakat dan sering kali masih dianggap rendah. Banyak orang lebih akrab dengan gawai dan media sosial dibandingkan dengan buku, sehingga budaya membaca belum tumbuh merata di berbagai lapisan.

Sama halnya dengan Bangka Belitung, membaca buku masih sering dianggap kegiatan eksklusif. Aktivitas ini biasanya hanya dilakukan oleh kalangan akademisi, mahasiswa, atau sekelompok kecil masyarakat tertentu. Menjadikan membaca sebagai kebiasaan sehari-hari adalah hal yang langka.

Namun, bagi Ramsyah Al Akhab dan kawan-kawan Komunitas Aksara Muda (Kosada) Bangka Belitung, kondisi itu justru menjadi alasan untuk bergerak. Dari kecintaan mereka terhadap buku dan diskusi, lahirlah sebuah gagasan sederhana namun berdampak besar yaitu membuka lapak baca sembari mengadakan diskusi santai seputar bacaan.

Pemuda, Buku, dan Lapak Literasi di Bangka Belitung

Diskusi Buku dan Lapak Baca

Lapak Baca Ramsyah Al Akhab
info gambar

Pengalaman pertama menggelar lapak baca menjadi momen yang tak terlupakan. Meski tidak semua masyarakat terbiasa membaca, kegiatan ini tetap disambut positif. Kehadiran lapak baca memberi kesan baik sekaligus menjadi pemantik bagi mereka yang sebenarnya menyadari pentingnya membaca.

Lapak baca yang digagas Ramsyah dan kawan-kawan ini tidak hanya menyediakan buku, tetapi juga ruang interaksi. Biasanya, kegiatan dimulai dengan membaca bersama selama sekitar satu jam, lalu dilanjutkan dengan diskusi santai. Tema diskusi yang diangkat pun beragam mulai dari novel populer, buku terbaru, hingga isu-isu aktual.

Selain itu, sebulan sekali mereka juga menggelar lapak baca khusus anak-anak yang dilengkapi dengan kegiatan mendongeng. Beberapa anggota komunitas bahkan membuka kelas menulis untuk cerita pendek, puisi, maupun artikel.

Kegiatan ini diadakan secara berpindah-pindah, mulai dari taman kota hingga alun-alun. Peserta yang hadir pun beragam, mulai dari mahasiswa, masyarakat umum, pelajar, hingga anak-anak.

Bagi Ramsyah, momen paling berkesan adalah ketika anak-anak muda ikut membaca bersama.
“Itu sangat menyenangkan, karena memang target kami adalah memantik generasi muda agar mencintai buku,” ujarnya.

Tantangan dan Perubahan

Diskusi Buku
info gambar

Secara umum, respon masyarakat terhadap kegiatan lapak baca terbilang positif. Banyak yang menyambut baik dan merasa terbantu dengan adanya ruang membaca terbuka yang bisa diakses siapa saja. Namun, perjalanan untuk menumbuhkan minat baca tentu tidak mudah.

Tantangan paling besar yang dihadapi Ramsyah dan kawan-kawan adalah mengajak orang untuk konsisten membaca. Banyak masyarakat yang awalnya antusias, tapi kemudian menyerah di tengah jalan karena merasa membaca adalah kegiatan yang berat dan membosankan.

Bahkan, di suatu momen, komunitas sempat menghadapi penolakan karena sebagian buku yang dipajang dianggap memiliki paham tertentu. Situasi seperti itu menuntut Ramsyah dan kawan-kawan untuk lebih bijak dalam memilih buku yang ditampilkan sekaligus memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa literasi seharusnya terbuka dan inklusif.

Buku Putih Transformasi Digital, Referensi Pemerintah Capai Kedaulatan Digital

Kebiasaan bertukar dan meminjam buku mulai tumbuh, bukan hanya di lingkaran komunitas, tetapi juga merambah ke masyarakat umum. Hal ini menciptakan ekosistem literasi baru yang lebih hidup.

Misalnya, di Alun-Alun Merdeka, Kota Pangkalpinang, anak-anak pedagang yang biasanya hanya bermain atau berlari-larian kini mulai terbiasa membaca buku anak-anak yang disediakan komunitas.

Mereka juga menikmati kegiatan mendongeng yang digelar, sehingga buku tidak lagi terasa asing. Bagi Ramsyah, perubahan kecil seperti ini justru sangat berarti, karena menunjukkan bahwa literasi bisa masuk ke berbagai lapisan masyarakat, termasuk mereka yang awalnya jauh dari akses bacaan.

Selain itu, dukungan dari berbagai pihak juga mulai berdatangan, baik dari instansi pemerintah, kantor bahasa, maupun komunitas literasi lain yang ingin berkolaborasi.

Apresiasi SATU Indonesia Awards

Perjalanan ini akhirnya mendapat apresiasi nasional. Ramsyah terpilih sebagai penerima SATU Indonesia Awards 2023. Bagi dirinya, penghargaan ini bukan sekadar kebanggaan pribadi, tetapi juga amanah sekaligus semangat baru bagi gerakan literasi di Bangka Belitung.

“Mulailah dari hal kecil. Bacalah, tulislah, lalu bagikan semangat itu. Jangan menunggu besar baru bergerak, karena setiap langkah kecil punya arti. Literasi bukan hanya soal buku, tetapi juga tentang keberanian berpikir, berbicara, dan berbuat." pesan Ramsyah.

Ke depan, Ramsyah ingin terus mengembangkan gerakan ini melalui inovasi dan kolaborasi dengan lebih banyak pegiat literasi. Ia bermimpi Bangka Belitung kelak memiliki banyak ruang baca dengan koleksi buku yang melimpah, sehingga membaca bukan lagi dianggap sebagai aktivitas terbatas, melainkan hak dan keharusan bagi setiap orang.

 

#satukabarbaikindonesia

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mona Lestari Utami lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mona Lestari Utami.

ML
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.