kisah janice tjen awalnya main tenis di waktu luang setelahnya malah menggebrak us open - News | Good News From Indonesia 2025

Kisah Janice Tjen: Awalnya Main Tenis di Waktu Luang, Setelahnya Malah Menggebrak US Open!

Kisah Janice Tjen: Awalnya Main Tenis di Waktu Luang, Setelahnya Malah Menggebrak US Open!
images info

Petenis Indonesia, Janice Tjen, punya cerita unik. Awalnya, ia hanya bermain tenis untuk mengisi waktu luang. Namun ternyata, ia malah jadi atlet profesional yang mampu tampil menggebrak di ajang tenis bergengsi, US Open.

Nama Janice Tjen banyak dibicarakan setelah ia mampu melaju ke babak kedua US Open 2025. Bagi Janice, pencapaian itu sudah membuatnya selevel dengan nana-nama petenis beken Indonesia terdahulu seperti Yayuk Basuki, Wynne Prakusya, dan Angelique Widjaja.

Janice melaju ke babak kedua setelah mengalahkan petenis unggulan ke-25, Veronika Kudermetova, dalam pertandingan tiga set dengan skor 6-4, 4-6, 6-4 . Setelahnya, ia bertemu dengan bintang tenis dunia asal Inggris, Emma Raducanu. Bertanding di Louis Armstrong Stadium, Rabu (27/8) malam WIB, Janice kalah kalah 2-6, 1-6

Perjalanan Janice dari meniti karier di dunia tenis hingga mencapai US Open sungguh unik. Dari main tenis karena dibujuk teman dan mengisi waktu luang, perempuan kelahiran 6 Mei 2002 itu pun sampai di panggung tenis dunia.

Merah Putih di Lintasan Dunia: Dari Pionir Rio Haryanto ke Jejak Qarrar Firhand

Kisah Janice Tjen dan Dunia Tenis

Perkenalan Janice dengan dunia tenis dimulai saat ia belia. Saat itu, ia berteman dengan salah satu pemain junior terbaik di Indonesia dan juara ganda putri Australian Open 2020, Priska Nugroho, juga Alexandra Eala. Kedua temannya itulah yang mengajak Janice ikut bermain tenis.

Janice kemudian mencoba main tenis. Orangtuanya pun tak ketinggalan mendukung.

"Orang tua saya cuma bilang, 'Ya, main saja, biar ada olahraga, jadi tidak cuma di kamar saja tidak melakukan apa-apa'," kenang Janice dalam wawancaranya dengan WTA Tennis.

Seiring waktu, Janice mulai meniti karier juniornya sebagai pemain tenis. Saat ia beranjak dewasa, Janice memutuskan untuk melanjutkan kiprahnya di dunia tenis bersama klub di kampus. Untuk diketahui, ia kuliah di Pepperdine University, Amerika Serikat.

Di kampus, Janice tekun berlatih sampai akhirnya ia lulus dan harus memilih apakah ia harus menjadi pemain profesional atau tidak.

"Para pelatih di Pepperdine mengatakan, 'Saya pikir kamu harus mencobanya, setidaknya selama dua tahun'," katanya. 

Janice percaya dengan apa yang dikatakan pelatihnya. Ia pun menjadi pemain profesional, sama seperti Priska dan Eala yang dulu memperkenalkannya kepada dunia tenis.

Saat beraksi di lapangan, Janice disebut-sebut punya gaya bermain yang mirip denganbmantan pemain No. 1 Dunia yang pensiun pada 2022 lalu, Ashleigh Barty. Ternyata, Barty memang sosok panutan yang diidolakannya sehingga tak perlu heran apabila Janice meniru gaya permainan dari sang juara tiga kali Grand Slam itu.

 "Dia (Janice) menurut saya;adalah panutan saya. Saya akan menonton beberapa pertandingannya dan mencoba meniru apa yang cocok untuk saya, dan apa yang tidak, serta mencoba memahami permainannya lebih dalam." tutur Janice.

Menariknya, saat Janice mengalahkan Kudermetova di putaran pertama US Open 2025, Eala juga bikin kejutan dengan menumbangkan petenis unggulan ke-14, Clara Tauson. 

Eala mengaku senang bisa melihat Janice punya pencapaian ciamik di level dunia. Apalagi bagi petenis asal Filipina itu, Janice adalah sosok teman yang baik.

"Saya sudah mengenalnya cukup lama. Tumbuh besar di daerah yang sama, kami sering bertemu di turnamen yang sama. Belakangan ini saya belum bisa menghabiskan banyak waktu dengannya. Saya tahu dia kuliah. Saya sangat senang untuknya, dan senang melihat seseorang yang tumbuh bersama Anda berada di panggung terbesar di dunia." kata Eala.

Selain Priska dan Eala, sebenarnya ada satu sosok petenis lagi yang punya peran penting dalam karier Janice, yakni Aldila Sutjiadi.

"Saya sangat, sangat dekat dengan Aldila," tutur Janice.

"Dia selalu seperti kakak perempuan yang baik bagi saya, merawat saya, membimbing saya, dan memberi tahu saya, 'Ini yang perlu kamu lakukan.' Dia juga salah satu orang yang meyakinkan saya bahwa saya harus mencobanya. Sangat menyenangkan berada di sekitar sesama orang Indonesia di sini." pungkasnya.

Andi Ramang, Mesin Gol Indonesia Asal Makassar yang Jadi Legenda Sepak Bola Asia

 

 

 

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aulli Atmam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aulli Atmam.

AA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.