kisah arkeolog kediri selamatkan benda bersejarah dari penjarah museum bagawanta bhari - News | Good News From Indonesia 2025

Kisah Arkeolog Kediri Selamatkan Benda Bersejarah dari Penjarah Museum Bagawanta Bhari

Kisah Arkeolog Kediri Selamatkan Benda Bersejarah dari Penjarah Museum Bagawanta Bhari
images info

Museum Bhagawanta Bhari yang berada di belakang Gedung DPRD Kediri menjadi sasaran penjarahan massa pendemo. Penjarahan hingga pengrusakan ini terjadi saat demo pada Sabtu (30/8).

Massa yang mengamuk di Gedung DPRD kemudian mulai menjarah museum. Pada video yang tersebar di media sosial TikTok, kondisi museum mengalami kerusakan parah.

Sejumlah lemari pecah hingga barang-barang penting berserakan di lantai. Terlihat pula sejumlah artefak hilang dari rak, sejumlah artefak serta koleksi buku ikut hilang dibawa massa.

Aksi penyerangan museum ini dibenarkan oleh arkeolog asal Kediri Juan Steven Susilo. Dia menjelaskan kehadiran gerombolan massa ini sudah terjadi sekitar pukul 18.00 WIB.

Juan bersama dengan tim evakuasi museum lalu bergegas menuju museum untuk mencegah penjarahan. Tetapi ketika mencapai museum sekitar pukul 20.00 WIB sudah terjadi pembakaran di sekitar museum tersebut.

“Ada akses jalan ke museum itu benar-benar di bakar, itu jalan cuma satu lorong yang bisa dilewati hitam banget pekat,” jelasnya saat dihubungi oleh Good News Indonesia, Senin (1/9).

Proses penyelamatan benda bersejarah 

Juan mengaku kaget melihat kondisi museum yang sudah rusak parah, kaca pecah dan beberapa peninggalan bersejarah sudah rusak. Dia kemudian mencoba menyelamatkan beberapa benda bersejarah tersebut.

“Kita bawa saja yang bisa diamankan. Untungnya masterpiece di sana aman. Batu berinskripsi saya amankan dan bisa saya bawa keluar,” tuturnya.

Pada momen itu Juan juga sempat bertemu dengan massa aksi yang ingin merusak benda bersejarah tersebut. Massa aksi yang mengenakan masker itu mengaku ingin mengambil benda bersejarah itu sebagai kenang-kenangan.

Juan lantas melarang massa aksi tersebut agar tidak bertindak brutal. Dia mencoba menjelaskan dengan bahasa awam agar massa aksi itu mengurungkan niat menghancurkan benda bersejarah tersebut.

“Ada dua orang yang datang mau masuk ke gedung museum. Mas ini museum isi nya cuma batu saja,” ucapnya.

“Maaf ya mas saya jalan lagi,” jelas Juan menirukan para pendemo.

Walau begitu masih saja ada beberapa pendemo yang memaksa masuk ke museum. Walau sudah dilarang, para pendemo ini tetap menjadikan museum lokasi pengrusakan.

“Ada gerombolan, kurang lebih 8 orang, mereka pakai masker ada kayu untuk mecah-mecah in, di lorong itu udah pyar pyar,” katanya.

“Kami tolak kan, saya bilang di museum ini cuma batu-batu aja,” jelas Juan kepada massa aksi.

“Tidak urusan, ini punya pemerintah sekalian aja lah,” tegas pendemo yang diingat oleh Juan.

Karena situasi sudah tidak kondusif, Juan beserta beberapa tim memilih untuk mengevakuasi diri. Mereka juga mencoba membawa beberapa benda bersejarah yang masih bisa diselamatkan.

“Kita tidak bisa melakukan apapun daripada massa mengamuk, Semua sudah batuk-batuk, kaki sudah berdarah. Menyaksikan sebentar mereka bawa batu untuk merusak museum. Ada artefak lain yang tidak bisa kita selamatkan karena berat. Yang penting rusaknya tidak terlalu parah,” jelasnya.

Meminta agar dikembalikan

Ketika kembali pada hari esok, Juan kaget dengan kondisi museum yang rusak parah. Dia mengaku sangat sedih karena banyak benda bersejarah Kediri yang rusak bahkan hilang.

Juan mengungkapkan beberapa benda bersejarah yang hilang seperti kain-kain batik sampai potongan kepala arca dewa ganesha sebelum abad ke 8. Saat ini, Juan dan tim sedang melakukan rekapitulasi untuk mengetahui benda-benda bersejarah apa saja yang hilang.

“Masih kita rekapitulasi. Kita buruan rekap secara cepat. Masih perlu mengkaji. Karena kondisinya Kabupaten Kediri banyak gedung yang terbakar. Banyak data yang hilang. Jadi cukup sulit juga. Tapi tetap upayakan melakukan rekapitulasi,” paparnya.

Dia menegaskan kepada pihak-pihak yang ingin mengembalikan benda bersejarah akan diterima dengan baik. Pihaknya tidak akan menuntut orang-orang tersebut ke meja hukum.

“Kita masih tetap rekapitulasi, mas bupati bilang kalau ada yang merasa membawa tolong dikembalikan,” ucapnya.

“Barang ini kan memori kita bersama, kalau dikembalikan kita terima dengan lapang dada dan tidak akan mempermasalahkan hal tersebut,” jelasnya.

Hingga kini benda-benda bersejarah yang masih bisa diselamatkan telah diamankan di tempat lain. Dia juga berharap aksi demo di wilayah Kediri tidak ada lagi.

“Kita tidak mau ada aksi-aksi lagi. Karena demonya itu sudah penjarahan. Sudah diamankan di satu tempat yang aman dari amukan massa,” ucap Juan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.