masalah sampah menahun tim mahasiswa kkn unnes giat 12 desa mergowati kembangkan rocket stove sebagai media pembakaran sempurna minim asap - News | Good News From Indonesia 2025

Tim KKN UNNES GIAT 12 Desa Mergowati Kembangkan Rocket Stove sebagai Media Pembakaran Sempurna Minim Asap

Tim KKN UNNES GIAT 12 Desa Mergowati Kembangkan Rocket Stove sebagai Media Pembakaran Sempurna Minim Asap
images info

Persoalan pengelolaan sampah yang menahun masih menjadi pekerjaan rumah bagi masyarakat di sejumlah wilayah pedesaan, khususnya desa Mergowati, Kecamatan Kedu, Temanggung. Menyikapi hal tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) kelompok GIAT 12 menghadirkan inovasi berupa rocket stove, sebuah teknologi sederhana untuk pembakaran sampah yang lebih efisien dengan hasil asap yang minim.

Rocket stove merupakan tungku pembakaran ramah lingkungan yang dirancang untuk menghasilkan api lebih stabil dan panas dengan memanfaatkan aliran udara secara optimal.

Dengan desain sederhana yang berbentuk menyerupai huruf “L” atau “J,” rocket stove memungkinkan terjadinya pembakaran sempurna karena dapat mencapai suhu rata-rata 615 derajat celcius dalam waktu pembakaran selama 13 menit. 

Teknologi ini banyak digunakan di berbagai negara berkembang karena mampu mengurangi polusi asap dan memanfaatkan bahan bakar yang mudah diperoleh, seperti kayu bakar, ranting, maupun sampah organik kering.

Dalam wawancara singkat bersama mahasiswa KKN UNNES saat kunjungan di balai desa, kepala desa Mergowati, bapak Wahyanto, mengungkapkan, "Sampah di sini itu belum ada pembuangan akhirnya, mas, mbak. Jadi itu numpuk jadi satu di TPS dari dusun-dusun, solusinya kalau sudah menumpuk kita tanam di lahan kosong sebelah TPS, karena kalau dibakar semua kebanyakan, takutnya apinya merambat ke pohon-pohon bambu." 

Setelah mempelajari permasalahan sampah desa Mergowati, tim KKN UNNES GIAT 12 menjadikan pembuatan rocket stove sebagai salah satu program kerja utama guna membantu memberikan solusi untuk mengurangi penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) tanpa menyebabkan polusi udara akibat permbakaran terbuka.

Pembangunan rocket stove yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UNNES GIAT 12 bersama masyarakat desa setempat melibatkan bahan bangunan sederhana seperti bata ringan, pasir, semen, serta pipa besi sebagai jalur udara.

Prosesnya dimulai dengan pembuatan rongga udara di bagian dasar, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan ruang pembakaran serta cerobong asap. Setelah semua komponen tersusun, struktur diperkuat dengan adukan semen agar tahan panas dan awet digunakan.

Proses pembangunan tungku pembakaran sampah rocket stove.
info gambar

Dalam penerapannya, rocket stove dapat dimanfaatkan untuk membakar sampah organik rumah tangga, seperti dedaunan kering, ranting, hingga sisa makanan, tanpa menghasilkan asap pekat yang berbahaya bagi kesehatan.

Kepala desa bersama perangkat desa Mergowati menyampaikan apresiasi atas kontribusi mahasiswa KKN UNNES GIAT 12 yang telah memperkenalkan teknologi alternatif ramah lingkungan kepada warga. “Program kerja KKN ini sebenarnya sangat membantu sekali, berhubung distribusi pengelolaan sampah belum sempat berjalan dari tahun kemarin.” ujar ibu Hartuti selaku sekretariat desa. 

Dalam membantu proses berjalannya program kerja ini, pihak desa tidak hanya memberikan dukungan emosional, tetapi mereka juga menyalurkan bantuan tenaga kerja dan juga finansial sebagai bentuk support dalam menyambut pengabdian tim KKN UNNES GIAT 12 di desa Mergowati.

Christofel, salah satu anggota KKN UNNES selaku perancang dan penanggung jawab program kerja rocket stove, menegaskan, "Teknologi rocket stove ini bisa dijadikan alternatif utama untuk mengatasi permasalahan sampah di desa. Karena bentuk desain dan cara kerjanya yang mampu menampung hingga 20 kilogram sampah basah dan kering, juga hasil pembakaran yang meminimalisir terciptanya emisi karbon, kami harap produk rocket stove ini bisa mengurangi beban permasalahan sampah bagi warga desa."

Dengan adanya pengembangan rocket stove ini, diharapkan masyarakat dapat lebih mandiri dalam mengelola sampah rumah tangga sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Mahasiswa KKN UNNES GIAT 12 menekankan bahwa inovasi ini merupakan salah satu langkah kecil untuk mewujudkan lingkungan bersih, sehat, dan berkelanjutan di wilayah pedesaan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AM
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.