mahasiswa kkn t ipb bangkitkan potensi umkm di desa sindangkarya karawang - News | Good News From Indonesia 2025

Mahasiswa KKN-T IPB Bangkitkan Potensi UMKM di Desa Sindangkarya, Karawang

Mahasiswa KKN-T IPB Bangkitkan Potensi UMKM di Desa Sindangkarya, Karawang
images info

Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB kembali menunjukkan dedikasinya dalam pemberdayaan masyarakat. Kali ini, melalui program PPWMS “Program Pembinaan Wirausaha Masyarakat Sindangkarya”, mereka berhasil menghidupkan semangat kewirausahaan di Desa Sindangkarya, Karawang.

Program ini dirancang untuk membantu para pelaku usaha lokal meningkatkan daya saing produk mereka, dari legalitas hingga pemasaran digital.

Langkah Strategis untuk Legalitas dan Branding

Selama pelaksanaan program, mahasiswa KKN-T Inovasi IPB melakukan pendampingan intensif kepada empat UMKM unggulan di desa tersebut: Cireng Bu Yuli, Kripik Singkong Pak Ile, Sambel Awur Bu Dini, dan Telur Asin Pak Agus. Fokus utama pendampingan ini adalah peningkatan legalitas dan branding produk.

Mahasiswa membantu para pemilik usaha dalam mengurus pendaftaran Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Izin Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). Upaya ini sangat krusial untuk memberikan legalitas pada produk, sehingga memberikan rasa aman dan kepercayaan bagi konsumen. Selain itu, legalitas ini juga membuka peluang yang lebih besar untuk perluasan pasar.

Tak hanya itu, mahasiswa juga berkolaborasi dengan para pelaku UMKM untuk meningkatkan nilai jual produk. Mereka mendesain buku menu, label, dan kemasan yang menarik dan informatif. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat branding produk, membuat tampilannya lebih profesional, dan menarik perhatian konsumen. Dengan kemasan yang apik, produk UMKM lokal ini kini siap bersaing di pasar yang lebih luas.

UMKM Milenial Go Digital: Membuka Peluang Pasar Baru melalui ShopeeFood

Inovasi lain yang dihadirkan mahasiswa adalah dengan membawa para pelaku usaha kuliner di Desa Sindangkarya ke dunia digital. Sebanyak lima warung kuliner, yaitu dua warung mie ayam, satu warung bakso, sdan satu warung lumpia beef, berhasil dibantu untuk terdaftar di ShopeeFood.

Pendaftaran di platform pesan antar makanan ini menjadi terobosan besar bagi para pemilik warung. Sebelumnya, mereka hanya mengandalkan penjualan langsung dari pelanggan di sekitar desa. Kini, produk mereka dapat dijangkau oleh lebih banyak konsumen di luar area desa, membuka peluang pasar yang jauh lebih luas dan berpotensi meningkatkan omzet secara signifikan.

Hasil dan Dampak Positif Program

Untuk mengukur dampak program, dilakukan evaluasi melalui pre-test dan post-test yang menguji pemahaman para pelaku UMKM. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman mereka terkait aspek legalitas, branding, dan pemasaran digital.

Meskipun sebagian besar pelaku UMKM menunjukkan peningkatan nilai, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi. Seperti pada kasus Telur Asin Pak Agus dan Kripik Singkong Pak Ile, nilai post-test mereka sedikit menurun. Berdasarkan temuan di lapangan, penurunan ini disebabkan oleh faktor usia dan gagap teknologi yang menjadi kendala utama bagi mereka dalam menyerap materi, terutama yang berkaitan dengan digitalisasi.

Berikut adalah rincian nilai pre-test dan post-test dari masing-masing UMKM:

  • Cireng Bu Yuli: Nilai pre-test rata-rata adalah 82.25, sedangkan nilai post-test meningkat menjadi 89.25.
  • Kripik Singkong Pak Ile: Nilai pre-test rata-rata adalah 88.5, dan nilai post-test menunjukkan penurunan tipis menjadi 88.
  • Sambel Awur Bu Dini: Nilai pre-test rata-rata adalah 75, dan nilai post-test melonjak menjadi 83.5.
  • Telur Asin Pak Agus: Nilai pre-test rata-rata adalah 87, sedangkan nilai post-test menurun menjadi 81.5.
  • Mie Ayam Pak Iyang: Nilai pre-test rata-rata adalah 75, dan nilai post-test meningkat menjadi 85.
  • Mie Ayam Pak Ucup: Nilai pre-test rata-rata adalah 78.33, dan nilai post-test meningkat menjadi 88.
  • Lumpia Suherti: Nilai pre-test rata-rata adalah 83.33, dan nilai post-test meningkat menjadi 85.
  • Bakso Yani: Nilai pre-test rata-rata adalah 85, dan nilai post-test meningkat menjadi 90.

Peningkatan nilai rata-rata ini menunjukkan bahwa program PPWMS berhasil memberikan pengetahuan dan keterampilan baru yang bermanfaat bagi para pelaku UMKM, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas dan daya saing produk mereka.

Pemberdayaan yang Berkelanjutan

Pendampingan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN-T IPB ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dapat menciptakan dampak nyata. Kehadiran mereka tidak hanya memberikan solusi jangka pendek, tetapi juga pondasi yang kuat bagi para pelaku UMKM di Desa Sindangkarya untuk berkembang secara berkelanjutan.

Semangat wirausaha yang kini kembali membara menjadi harapan baru bagi kemandirian ekonomi desa. Program ini membuktikan bahwa dengan sentuhan inovasi dan pendampingan yang tepat, potensi lokal dapat dioptimalkan dan memberikan manfaat besar bagi seluruh masyarakat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.