jakarta butuh pasar hewan modern dan higienis - News | Good News From Indonesia 2025

Jakarta Butuh Pasar Hewan Modern dan Higienis

Jakarta Butuh Pasar Hewan Modern dan Higienis
images info

Pasar Hewan Barito tak lama lagi akan menutup kisah panjangnya di Kebayoran Baru. Mulai Agustus 2025, para pedagang yang selama ini menjadi bagian dari pasar legendaris itu akan direlokasi ke wilayah Lenteng Agung.

Relokasi ini merupakan bagian dari proyek besar Taman Bendera Pusaka, yang digadang akan menyatukan Taman Leuser, Taman Ayodhya, dan Taman Langsat menjadi satu kawasan hijau luas yang terbuka untuk publik.

Pemerintah tengah menyiapkan langkah besar dengan memperluas ruang hijau kota, menata kawasan agar lebih indah, sekaligus memindahkan aktivitas jual-beli hewan ke lokasi yang dinilai lebih tepat.

Lenteng Agung pun diproyeksikan menjadi Sentra Fauna Jakarta dengan pasar hewan modern dan higienis, yang diharapkan berkembang sebagai destinasi wisata edukasi baru di Jakarta.

Sering kali, janji di atas kertas tak sepenuhnya sejalan dengan kenyataan di lapangan. Bagi 118 pedagang yang menggantungkan hidupnya di Pasar Barito, relokasi ini jelas lebih dari sekadar pindah tempat.

Sebanyak 66 pedagang hewan dan pakan akan dipindahkan ke lokasi baru, sementara sisanya yang berjualan buah serta makanan akan dialihkan ke pasar-pasar di bawah Pasar Jaya. 

Pemerintah memang menjanjikan fasilitas gratis selama tiga bulan di lokasi sementara, lengkap dengan bantuan logistik untuk proses pemindahan.

Namun bagi pedagang, suasana pasar tak lagi sama. Mereka merasakan jumlah pembeli menurun tajam, bahkan ada yang mengibaratkan pasar seakan kehilangan napas sejak kabar relokasi diumumkan.

Bagi banyak warga Jakarta, Pasar Barito bukan sekadar lokasi jual beli hewan. Ia adalah ruang penuh kenangan. Tempat berbagi cerita, melekatkan nostalgia masa kecil, sekaligus menjadi titik temu bagi komunitas pecinta hewan.

Hilangnya Barito dari Kebayoran Baru itu sama dengan lenyapnya salah satu ruang perjumpaan sosial yang selama ini hidup di tengah kota.

Lokasi baru di Lenteng Agung memang terdengar sungguh ideal. Lahan seluas 7.600 meter persegi akan dilengkapi kios modern, zona edukasi, area UMKM, dan pengelolaan yang lebih bersih.

Namun, sejumlah pedagang yang meninjau lokasi mengaku belum melihat tanda-tanda kesiapan penuh. Ada yang menyebut lahan masih kosong, ada pula yang khawatir sanitasi dan ventilasi belum dirancang memadai.

Faktanya, dalam pengelolaan pasar hewan, detail seperti drainase, pengolahan limbah, hingga fasilitas penyimpanan hewan adalah aspek krusial bagi operasional yang sehat.

Jika kita melihat ke daerah lain, Yogyakarta sudah lebih awal mulai merevitalisasi pasar hewan Terban menjadi modern dan higienis. Sejak 18 September 2024, revitalisasi Pasar Terban di Yogyakarta tengah berlangsung dan progres konstruksi mencapai sekitar 60 persen hingga Mei 2025. 

Dirancang seluas 7.838 m² dengan total luas bangunan 4.493 m², pasar herwan Terban yang memiliki tiga lantai ini difungsikan sebagai pusat perdagangan ayam modern dan higienis yang menerapkan prinsip Green Building.

Revitalisasi tentunya tidak hanya memperindah fisik pasar, tetapi aspek sanitasi yang sangat ditekankan. Termasuk sistem drainase yang efektif, pengelolaan limbah organik dan anorganik, serta mitigasi genangan dari potensi hujan deras.

Desain green building mengedepankan sirkulasi udara dan pencahayaan alami agar operasional pasar tetap higienis dan ramah lingkungan.

Pasar hewan adalah tempat di mana manusia, hewan, dan lingkungan bertemu dalam satu ruang yang sama. Tanpa pengelolaan yang baik, risiko penyebaran penyakit, bau tak sedap, dan limbah yang tidak terkendali akan menjadi masalah. 

Fasilitas dasar seperti sistem pembuangan limbah yang aman, ventilasi yang baik, area penyimpanan hewan, dan tata letak yang memisahkan jenis hewan perlu menjadi standar baru. Jika hal ini dilakukan, pasar tidak hanya menjadi tempat belanja, tapi juga pusat edukasi dan wisata yang sehat.

Waktu yang tersisa tidak banyak. Relokasi sudah mulai dilakukan, sementara proyek taman di Barito ditargetkan rampung pada Desember 2025. Artinya, Lenteng Agung harus siap menampung puluhan pedagang dalam hitungan bulan.

Persoalannya, hingga saat ini belum ada kejelasan seberapa jauh rancangan Sentra Fauna tersebut terbilang siap. Di titik inilah, jarak antara janji dan pelaksanaan menjadi penentu.

Modernisasi pasar hewan tidak cukup hanya dengan memindahkan pedagang ke bangunan baru yang tampak lebih layak, melainkan memastikan detail teknis berjalan sejak hari pertama.

Pemerintah perlu memastikan fasilitas rampung sebelum pedagang benar-benar berpindah. Keterlibatan pedagang dalam proses perencanaan juga penting, sehingga tata letak dan sarana yang disediakan benar-benar sesuai dengan kebutuhan lapangan.

Di sisi lain, edukasi serta promosi yang masif bisa membantu memastikan pelanggan tetap mau datang dan berbelanja di lokasi yang baru.

Relokasi ini semestinya dipandang bukan sekadar perpindahan tempat, melainkan lompatan menuju standar baru pasar hewan di Jakarta. Sentra Fauna Lenteng Agung berpotensi menjadi simbol transformasi di mana sebuah pasar yang tidak hanya layak dan higienis, tetapi juga memberi rasa aman bagi pembeli, penjual, maupun hewan.

Harapannya relokasi ini ini bisa menjadi model percontohan yang baik untuk sebuah pasar hewan sekaligus bukti bahwa Jakarta mampu menyeimbangkan kebutuhan ekonomi dengan kesehatan publik dan keberlanjutan lingkungan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BL
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.